Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
11/07/2025
SMARTLIVE

Bahasa Indonesia Diminati Mahasiswa dari 11 Negara di Ajang BIPA 2025

rifamahmudah
  • Mei 14, 2025
  • 3 min read
Bahasa Indonesia Diminati Mahasiswa dari 11 Negara di Ajang BIPA 2025

SMARTLIVE – Ada yang berbeda di Universitas Islam Malang (Unisma) hari ini. Suasana kampus penuh warna budaya dari berbagai negara. Bahasa Indonesia menggema di antara percakapan asing, dinyanyikan, dan diceritakan dalam berbagai logat.

Inilah semarak “Gebyar Pemelajar BIPA 2.0”, pameran budaya internasional yang mempertemukan 40 mahasiswa asing dari 11 negara dengan misi mulia: menginternasionalkan bahasa Indonesia. Acara yang digelar oleh Lembaga Pengembangan Bahasa Asing – Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (LPBA-BIPA) Unisma ini bukan sekadar ajang kompetisi. Ia menjelma menjadi ruang ekspresi, pertukaran budaya, dan bukti nyata bahwa bahasa Indonesia semakin diminati oleh dunia.

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa GlobalRektor Unisma, Prof. Junaidi, menyebut acara ini sebagai langkah nyata mendukung visi besar pemerintah dalam menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional. “Program BIPA ini adalah salah satu wujud konkret diplomasi budaya. Kami ingin bahasa Indonesia dikenal, dipelajari, dan digunakan oleh masyarakat dunia,” ungkap Prof. Junaidi saat membuka acara.

Menurutnya, melalui kegiatan semacam ini, Unisma tidak hanya mengajarkan bahasa, tapi juga memperkenalkan kearifan lokal, seni, dan tradisi Indonesia kepada mahasiswa dari berbagai negara seperti Jepang, Cina, Pakistan, Mesir, Polandia, Vietnam, Zimbabwe, dan lainnya. Dari Lomba Bernyanyi hingga Cerita Nusantara. Gebyar BIPA tahun ini menyajikan beragam lomba kreatif. Mulai dari lomba menyanyi lagu berbahasa Indonesia yang diikuti oleh 13 mahasiswa asing, hingga lomba bercerita bertema budaya lokal yang diikuti oleh 21 peserta.

Lomba bercerita menjadi salah satu favorit karena mahasiswa tidak hanya mengasah kemampuan berbahasa, tetapi juga belajar memahami filosofi cerita rakyat Indonesia. “Lomba ini sangat menantang tapi menyenangkan. Saya membawakan cerita dari Jawa Timur dan belajar banyak tentang budaya serta makna moralnya,” ujar Aisha, mahasiswa asal Sudan yang kini belajar secara daring dari kampung halamannya.

Baca Juga:  ITN Malang Kukuhkan 279 Wisudawan, Rektor Ajak Alumni Memajukan Kampus

Sementara itu, enam negara peserta juga tampil dalam sesi pameran budaya, memperlihatkan karya dan presentasi yang menunjukkan pemahaman mereka tentang Indonesia, baik dari sisi bahasa maupun budayanya.

Belajar Bahasa Lewat Budaya: Strategi yang EfektifKepala LPBA-BIPA Unisma menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran melalui seni dan budaya terbukti efektif dalam memperkuat kemampuan bahasa asing para mahasiswa. “Mereka lebih cepat menguasai bahasa karena ada unsur emosi, kreativitas, dan interaksi lintas budaya. Musik, cerita, dan pameran visual menjadi jembatan pembelajaran yang menyenangkan,” jelasnya.

Program ini juga menarik karena diikuti oleh mahasiswa dengan berbagai latar belakang. Ada yang datang melalui jalur beasiswa, ada pula yang belajar secara mandiri, baik secara luring di Malang maupun daring dari negara asal mereka.

Unisma, Gerbang Internasionalisasi Bahasa Indonesia

Sebagai salah satu kampus swasta unggulan di Jawa Timur, Unisma terus mengukuhkan perannya dalam mendukung internasionalisasi bahasa Indonesia. Dengan penyelenggaraan Gebyar BIPA secara rutin, Unisma ingin menjadi pusat pengembangan BIPA di Indonesia yang mampu menjangkau lebih banyak mahasiswa asing. “Kami ingin membuka akses lebih luas bagi warga dunia untuk belajar bahasa Indonesia, sekaligus mengenalkan kekayaan budaya kita yang luar biasa,” tambah Prof. Junaidi.

Menduniakan Bahasa Ibu Melalui Aksi Nyata

Pameran Budaya Internasional BIPA ini menjadi contoh nyata bahwa promosi bahasa tidak harus lewat forum diplomatik semata. Aksi mahasiswa asing yang menyanyi lagu Indonesia, bercerita kisah Nusantara, dan terlibat dalam pameran budaya adalah bentuk diplomasi lunak yang paling efektif: dari hati ke hati. Dengan konsistensi penyelenggaraan, dukungan kampus, dan semangat mahasiswa, bukan tidak mungkin bahasa Indonesia akan menjadi bahasa dunia, menyusul jejak bahasa asing lain yang lebih dulu mendunia.Unisma sudah memulainya. Dunia kini tinggal mendengarkan. (Ab)