TRENDING, malangpost.id- SUMPAH anak-anak muda –28 Oktober 1928— dinukil oleh Komjen Boy Rafli Amar di Kota Batu, kemarin. Sehari sebelum peringatannya ke-92 –hari ini– itu, kata Boy, ada tekad sangat bulat; bahwa seluruh “satu” pada ikrar sumpah pemuda adalah NKRI. Boy berbicara sebagai Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Pada rangkaian Deklarasi Kesiapsiagaan Nasional BNPT 2020. Katanya; ancaman bisa dari lintas generasi. Maka, bangun kesadaran kolektif. Terorisme pasti selalu merusak keutuhan.
Memilih Kota Batu –di Golden Tulip Holland Resort— dengan peserta; Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) se Indonesia, BNPT seperti mengingatkan, bahwa daerah sejuk nan tenteram seperti itu, bisa disusupi teroris. Atau justru di situ Boy ingin membalik, bahwa di eranya, tidak boleh lagi ada teroris. Di Batu, dulu, 2005, gembong teroris Dr Azhari dan kelompoknya, baku tembak dengan polisi di tempat persembunyiannya, di Jln. Flamboyan. Azhari akhirnya mati dengan bom bunuh diri. Beberapa kali Densus 88 juga menangkap pelaku di Batu. Termasuk dua teroris pada 2016.
Ada puisi sebelum acara puncak penandatangan oleh 7 perwakilan untuk dokumen deklarasi kesiapsiagaan itu. Dari dua santriwati Ponpes Islahiyah Singosari; “Saling Merangkul” menyeru Damai. Band Tiga Jantung asal Jakarta melengkapi. Lagu yang dibuat malam sebelumnya di Batu itu, mengajak; …”mari menatap ke depan. Bekerja keras.. Mari besar makmur bersama-sama… Pantang menyerah, jiwa perkasa, bangsa Indonesia. Merdeka artinya mulia. Siaga menjaga Indonesia”. (san/ekn)
>>>>>>>>Selengkapnya Di Harian DIs Way Malang Post Edisis Rabu (28/10)