FK UB Dorong Inovasi 3D Printing di Bidang Ortopedi

CITILIVE – Fakultas Kedokteran UB (FK UB) terus mendorong pemanfaatan teknologi 3D printing dalam bidang ortopedi untuk meningkatkan akurasi dan efisiensi pada proses operasi pasien dengan kasus patah tulang atau dislokasi. Inovasi ini diharapkan mampu memberikan manfaat signifikan bagi dunia medis, terutama dalam mempercepat penyembuhan pasien.
Dr. Domy Pradana Putra, Sp.OT, dosen ortopedi FK UB, menjelaskan bahwa teknologi 3D printing memungkinkan pembuatan replika tulang pasien berdasarkan data yang diperoleh dari CT scan. Replika ini mencerminkan anatomi tulang pasien secara akurat.
“Kami membuat bentuk tulang yang 100 persen menyerupai anatomi tulang pasien. Dengan ini, teknik manipulasi dan reduksi dapat dilakukan lebih presisi,” ujar dr. Domy di Kota Malang, Minggu (19/1).
Teknologi ini juga sangat membantu dalam penanganan kasus dislokasi tulang, seperti pada sendi pinggul. Replika tulang hasil cetakan 3D printing mempermudah dokter dalam melakukan manuver untuk mengembalikan tulang ke posisi semula, sekaligus meminimalisasi risiko patah tulang selama prosedur reposisi.
“Misalnya, pada kasus dislokasi di pinggul, ada risiko patah saat proses penggeseran dan pengembalian. Dengan 3D printing, risiko tersebut dapat diminimalkan,” tambahnya.
Manfaat 3D Printing dalam Operasi Ortopedi
Dilansir dari Antara News, Teknologi ini telah diterapkan di Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA), Malang, dengan hasil yang memuaskan. Selain meningkatkan akurasi, metode ini mampu memangkas waktu operasi hingga 30-45 menit. Waktu yang lebih singkat memungkinkan pasien segera memasuki tahap rehabilitasi, mempercepat proses penyembuhan.
“Pasien yang cepat bergerak setelah operasi memiliki peluang pemulihan lebih baik. Selama ini, mereka cenderung takut bergerak karena rasa sakit yang luar biasa,” jelas dr. Domy.
Selain aplikasi klinis, teknologi 3D printing juga memberikan manfaat dalam dunia pendidikan. Replika tulang berbasis 3D printing lebih tahan lama dibandingkan tulang asli, sehingga memudahkan mahasiswa kedokteran dalam memahami struktur dan gangguan pada tulang.
“Tulang asli mudah rusak jika digunakan terus-menerus. Dengan replika dari 3D printing, mahasiswa dapat belajar lebih efektif tanpa kehilangan detail penting,” tambahnya.
Inovasi yang terus Berkembang
Teknologi ini juga diperkenalkan kepada masyarakat luas dalam perayaan Dies Natalis ke-51 Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya yang berlangsung di Gedung A FK UB. Dalam pameran tersebut, ditampilkan replika tulang hasil 3D printing sebagai bagian dari upaya memperkenalkan inovasi ini kepada publik.
Dr. Domy berharap teknologi 3D printing dapat diterapkan lebih luas di berbagai rumah sakit di Indonesia, sebagaimana telah dilakukan di beberapa negara maju. “Di luar negeri, workshop 3D printing sudah menjadi standar. Setelah pasien mengalami kecelakaan, model tulangnya langsung dicetak untuk membantu diagnosis dan operasi pada hari berikutnya,” ungkapnya.
FK UB terus berkomitmen untuk mengembangkan teknologi ini agar dapat memberikan dampak positif, baik dalam dunia medis maupun pendidikan, demi kemajuan layanan kesehatan di Indonesia.