Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
29/03/2024
NEWSLIVE

PMN Dalam Pengembangan Energi Terbarukan Indonesia

  • November 2, 2020
  • 2 min read
PMN Dalam Pengembangan Energi Terbarukan Indonesia

TRENDING, malangpost.id- Belakangan ini pengembangan atas energi terbarukan dianggap cukup lamban. Pengembangan atas energi terbarukan (EBT) di Indonesia sedang digenjot. Ini merupakan misi Indonesia dalam mimpinya meraih keberhasilan dalam ketahanan energi nasional. Kemnterian ESDM menginginkan adanya mandiri energi dengan inovasi-inovasi untuk memangkas biaya impor energi yang selama ini cukup membebani Indonesia.

EBT menjadi kunci

Mulai dari tenaga surya, pembangkit listrik terbarukan hingga kendaraan listrik menjadi target Indonesia yang diharapkan mampu dicapai pada tahun 2024. Tetapi sepertinya hingga akhir tahun 2020 ini perkembangan EBT dianggap tidak berjalan dengan baik. Menyoroti hal ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendorong PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menggunakan anggaran penyertaan Modal Negara (PMN) untuk pembiayaan berbagai program guna pengembangan EBT.

Sri Mulyani menyoroti rendahnya penggunaan EBT yang hanya sebesar 10,4 gigawatt atau setara dengan 2,4 persen, padahal terget yang ingin dicapai oleh pemerintah adalah sebesar 45 gigawatt atau setara dengan 23 persen dari total penggunaan energi di Indonesia.

PLN diminta terus mengembangkan energi terbarukan

Oleh karena itu PLN selaku BUMN kelistrikan diminta untuk dapat meningkatkan pemanfaatan EBT. Selain itu PLN juga dikejar target untuk memastikan 100% elektrifikasi atau seluruh wilayah di Indonesia teraliri aliran listrik. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut PLN mendapatan Penanaman Modal Negara sebesar Rp 5 triliun. Sri Mulyani berharap PLN dapat memanfaatkan hal tersebut dengan baik kedalam sektor EBT.

Sebelumnya negara sudah memberikan PMN kepada 8 BUMN. Delapan perusahaan BUMN yang menerima PMN antara lain PT Sarana Multigriya Financial Rp 2,25 triliun, PT Hutama Karya Rp 6,2 triliun. PT PLN Rp 5 triliun, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia Rp 470 miliar PT BPUI Rp 20 triliun, PT Pelindo III Rp 1,2 triliun, PT PAL Indonesia Rp 1,28 triliun, dan PT Kawasan Industri Wijayakusuma Rp 977 miliar.

Baca Juga:  Industri Halal Indonesia Diminta untuk Melek Teknologi

Tujuan utama dari pengelontoran dana ini adalah untuk mendukung multiplier effect pertumbuhan ekonomi yang ditugaskan melalui perusahaan pelat merah. Salah satunya adalah PLN yang diharuskan untuk terus menggenjot pertumbuhan energi terbarukan di Indonesia. Karena ketahanan energi memiliki arti penting bagi Indonesia. Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh Indonesia apabila tidak memiliki ketahanan energinya sendiri. Selama ini impor energi menjadi satu-satunya jalan untuk menutupi kebutuhan atas energi di Indoneisa, meskipun itu sangat membebani keuangan negara.