Produsen Kue Keranjang Banjir Pesanan Jelang Imlek 2023, Kantong Auto Tebal
CITILIVE – Produsen kue keranjang di Kota Malang sudah mulai sibuk menerima pesanan menjelang perayaan Imlek 2023 ini.
Salah satu produsen bernama Sonia Winoto (26) mengatakan kalau pesanan ini sudah mulai ramai sejak Desember 2022 lalu.
Bahkan, hingga tiga hari menjelang Imlek, sudah lebih dari 300 kotak pesanan dia terima.
Jumlah pesanan itu meningkat drastis dibandingkan perayaan Imlek tahun 2022 lalu.
Sonia menuturkan, banyaknya pesanan membuatnya terpaksa harus menolak beberapa pesanan yang datang, karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM) yang membuatnya.
Saat ini saja sudah ada 300 kotak lebih pesanan yang datang membuatnya terpaksa sampai melembur pembuatan kue keranjang hingga malam hari.
“Biasanya kita buat setiap hari mulai siang hari, sampai malam lembur karena banyak pesanan yang masuk menjelang Imlek ini,” kata Sonia.
Dia bahkan mulai mencicil pembuatannya itu lebih dari sebulan sebelum Imlek atau pada awal Desember 2022 lalu.
“Kalau tahu ini mepet banget cuma 3 minggu setelah tahun baru, jadi cepat-cepetan,” ungkapnya.
Pesanan tahun ini diakui memang mengalami peningkatan jika tahun lalu saja sampai setelah Imlek itu ia mengerjakan pesanan 250 – 400 kota.
Tahun ini hingga beberapa hari menjelang Imlek ia sudah mengerjakan 300 lebih kotak pesanan.
“Satu hari bisa bikin 70 – 100 kotak, dengan masing-masing kotak isinya 25 pcs. Tahun lalu pesanan 250 – 400 dalam waktu sebulan. Tahun Ini sudah 300-an lebih masih lanjut,” ucapnya.
Murahnya harga satu kotak kue keranjang membuat banyak pembeli tertarik membeli ke kue keranjang produksi rumahan di Jalan Sultan Sjahrir Gang Kesatria Nomor 18, Kelurahan Sukoharjo, Kota Malang.
Sonia sendiri memang membanderol satu kotak kue keranjang seharga Rp40 ribu sampai Rp50 ribu, tergantung varian rasanya.
Selain itu, bentuknya yang unik tak seperti biasanya juga menjadikan penganan produksinya ini diminati.
Bagaimana tidak, beberapa kue ini dicetak kecil dengan cetakan berbagai macam bentuk, mulai dari bulat, berbentuk love, segitiga, bintang, hingga ada yang berbentuk seperti bunga mawar.
“Kue keranjang bentuknya bulat gede banget, kalau nggak ada yang motong ya nggak ada yang makan, walaupun dipotong-potong ya kadang nggak habis. Terus akhirnya punya ide lihat ada cetakan kok lucu kayaknya, kayaknya bisa pakai ini. Terus akhirnya buat jadi ya udah lebih enak, satu ukuran. Gampang juga makanya,” paparnya.
Keunikan bentuk dikombinasikan juga dengan empat macam rasa mulai dari kue keranjang rasa original, rasa red velvet, matcha, dan taro.
Hal ini membuat kue keranjangnya begitu laris manis menjelang Imlek, kendati pemasarannya hanya melalui media sosial Instagram.
“Kalau pemesanan cuma melalui Instagram saja, cuma ini karena sudah penuh ya nggak nerima pesanan lagi,” kata perempuan jebolan bisnis kuliner Universitas Ciputra (UC) Surabaya.
Selama ini, dia pun mengemas kue keranjang menjadi dua macam jenis, satu tipe yang siap dimakan dan jenis kue keranjang yang dibekukan untuk dikirim ke luar Malang raya.
Menurutnya, secara estimasi waktu memang kue tersebut hanya bisa bertahan di udara ruangan empat hari, jika dimasukkan ke dalam kulkas hingga tujuh hari.
Sementara, kue yang dibekukan bisa tahan lebih lama selama pengemasannya tidak dibuka.
“Kue keranjang itu kalau di suhu ruangan tahan kurang lebih 4 hari, kalau di kulkas kurang tahan 7 hari, kalau dibekukan lebih awet, jadi kirimnya kita memang frozen ke luar kota, langsung dikeluarkan (dari panci) dan dibekukan,” jelasnya.
Hal ini membuat kue ini produksinya sudah dikirim ke beberapa daerah di luar Malang seperti, Surabaya, Purwokerto, Kudus, Jakarta, Tangerang, Palangkaraya, Banjarmasin, dan Pontianak.