Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
12/07/2025
CITILIVE

Pilkada Bupati 2024: Pesan Damai dan Adu Sinergi

Selli
  • November 22, 2024
  • 3 min read
Pilkada Bupati 2024: Pesan Damai dan Adu Sinergi

CITILIVE – Debat publik calon Bupati sesi 3 di Malang ini berlangsung dengan penuh gagasan dan strategi untuk memperkuat ketahanan sosial budaya serta meningkatkan pembangunan daerah. Kedua pasangan calon (Paslon), yakni Sanusi-Lathifah (Paslon 1) dan Gunawan-Umar (Paslon 2), memaparkan visi mereka dalam membangun ekosistem budaya serta menanggapi berbagai isu yang berkembang di masyarakat.

Dalam sesi debat, Paslon 2, Gunawan-Umar, menekankan pentingnya pendidikan budaya sejak usia dini. Mereka menyoroti menurunnya pemahaman generasi muda terhadap budaya lokal, seperti sopan santun dalam berbahasa atau yang dikenal sebagai “totokromo” dalam budaya Jawa.

“Kami akan mewajibkan satu hari dalam seminggu bagi guru dan murid untuk mempraktikkan totokromo di sekolah. Dengan ini, karakter dan akhlak anak-anak akan lebih baik serta tidak melupakan budaya sopan santun,” ujar Gunawan.

Selain itu, Paslon 2 berkomitmen untuk menjaga dan mengembangkan seni budaya yang ada, terutama dalam kaitannya dengan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Mereka menilai bahwa seni dan budaya harus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi lokal melalui festival, pertunjukan, serta inisiatif wisata budaya.

Menanggapi hal tersebut, Paslon 1, Sanusi-Lathifah, menekankan rencana konkret dengan membangun gedung kesenian yang akan menjadi pusat pelestarian seni dan budaya di Kabupaten Malang. Sanusi juga mengungkapkan bahwa ada dukungan dari pemerintah pusat dalam mewujudkan proyek ini.

“Kami sudah menyiapkan satu hektare lahan untuk pembangunan gedung kesenian. Gedung ini akan menjadi wadah bagi para seniman untuk berkarya dan menampilkan berbagai kesenian khas Kabupaten Malang,” ungkap Sanusi.

Selain itu, Sanusi juga menyoroti pentingnya regenerasi pelaku seni melalui program pendidikan berbasis budaya di sekolah-sekolah. Ia mencontohkan prestasi pelajar dari Malang yang telah dikirim ke Australia sebagai Duta Seni Indonesia.

Baca Juga:  Polresta Malang Kota Tegur Pengendara Pengguna Lampu "Blitz"

Dalam sesi debat lainnya, kedua Paslon juga membahas program pembangunan daerah, khususnya terkait dengan aspirasi masyarakat dan pelayanan publik. Paslon 2 mengusulkan program “Curhatku” yang bertujuan untuk mendengar langsung keluhan masyarakat, terutama di tingkat desa.

Gunawan menilai bahwa pemerintah daerah selama ini belum memiliki mekanisme yang efektif dalam menyerap aspirasi warga. Program ini diharapkan dapat mempercepat penyelesaian berbagai permasalahan, termasuk infrastruktur, ekonomi, hingga kebudayaan.

Di sisi lain, Paslon 1 menanggapi program tersebut dengan menegaskan bahwa Kabupaten Malang telah memiliki sistem yang terstruktur untuk menyerap aspirasi rakyat, termasuk melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) dan berbagai forum diskusi masyarakat.

“Kami sudah melakukan berbagai inisiatif seperti program ‘Subuh Keliling’, di mana pemimpin daerah turun langsung ke masyarakat untuk mendengarkan keluhan mereka. Selain itu, kebijakan daerah juga sudah dievaluasi oleh Ombudsman dan dinilai baik,” kata Sanusi.

Selain membahas budaya dan pembangunan, debat juga menyoroti sektor olahraga di Kabupaten Malang. Dalam kesempatan ini, disampaikan bahwa Stadion Kanjuruhan akan segera diresmikan setelah direnovasi, sementara fasilitas olahraga lainnya seperti kolam renang bertaraf internasional dan gedung olahraga turut dipersiapkan.

Kedua Paslon sepakat bahwa pembangunan infrastruktur olahraga harus merata dan mendukung potensi atlet daerah. Dengan adanya event olahraga besar seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur, diharapkan Kabupaten Malang dapat meningkatkan daya saingnya dalam bidang olahraga.

Debat publik ini menunjukkan bahwa kedua Paslon memiliki gagasan dan strategi masing-masing dalam memajukan Kabupaten Malang.