Pemkot Batu Siapkan Relokasi Sekolah Terdampak Bencana Tanah Gerak
CITILIVE – Pemerintah Kota Batu telah menyiapkan langkah-langkah untuk melakukan relokasi sekolah satu atap di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur, yang terdampak oleh bencana tanah gerak.
Penjabat (Pj) Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, mengatakan bahwa pemerintah kota akan segera mencari solusi dan menemukan lokasi relokasi yang aman dan tidak terlalu jauh dari kawasan tersebut.
“Kami sedang mencari solusi bersama camat dan kades untuk mendapatkan tanah yang tidak terlalu jauh dari sekolah yang lebih aman, sehingga kita bisa membangun sekolah baru,” kata Aries.
Dilansir dari antaranews.com, laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, pada Kamis (14/3), terjadi bencana tanah gerak yang dipicu oleh hujan intensitas tinggi dan berdampak pada sejumlah areal persawahan, rumah warga, dan sekolah satu atap di Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji.
Sekolah satu atap mengalami kerusakan, seperti retaknya tembok bangunan, sementara sepuluh rumah mengalami kerusakan serupa dengan dimensi antara 10 hingga 18 sentimeter, dan jalan aspal mengalami ambles hingga kedalaman 20 hingga 30 sentimeter.
“Posisi sekolah satu atap sangat rawan, dan akan membahayakan keselamatan siswa jika mereka tetap bersekolah di sana,” ujarnya.
Selain memperhatikan kondisi sekolah satu atap, Pemerintah Kota Batu juga sedang mencari solusi untuk sepuluh rumah warga yang terdampak bencana tanah gerak. Rencana relokasi akan difasilitasi oleh pemerintah daerah setempat.
“Kejadian ini hampir terjadi setiap tahun, sehingga harus menjadi perhatian bersama. Semakin cepat, semakin baik. Sepuluh rumah juga akan dievaluasi secara menyeluruh, dan jika berdampak pada lingkungan, kita akan lebih dulu melakukan relokasi untuk pelayanan dasar seperti sekolah,” tambahnya.
Ahli Geoteknologi dari Politeknik Negeri Jakarta, Putera Agung, menambahkan bahwa analisis kondisi Dusun Brau berdasarkan hasil pengukuran menunjukkan adanya aquifer atau lapisan tanah yang mengandung air.
“Kami mengukur tekanan air pori di bawah tanah, dan menemukan adanya aquifer yang besar. Jika tidak didukung dengan kondisi tanah yang baik, kami merekomendasikan untuk mereduksi risikonya dengan melakukan relokasi dan mengembalikan fungsi alamnya dengan menanam tanaman keras,” jelasnya.
BPBD Kota Batu telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan relokasi area dan bangunan yang terdampak. Saat ini, BPBD Kota Batu bersama warga telah melakukan penutupan jalan aspal yang retak dengan menggunakan cor.
Sebagai tindak lanjut, BPBD mendorong adanya perubahan fungsi kawasan rawan tanah gerak, mengingat hasil kajian dari sejumlah lembaga, termasuk akademisi beberapa tahun lalu, menunjukkan bahwa kawasan tersebut tidak direkomendasikan untuk ditempati karena kondisi tanah yang labil.