Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
21/11/2024
CITILIVE

K’mea Craft UKM Asal Malang Ajak Perempuan Lebih Berdaya Lewat Kelas Online Merajut

desi3
  • Desember 10, 2022
  • 4 min read
K’mea Craft UKM Asal Malang Ajak Perempuan Lebih Berdaya Lewat Kelas Online Merajut

UPDATEKOTA, MalangLive – Siapa bilang usaha kecil tidak bisa berdaya dan melakukan tanggung jawab sosial untuk masyarakat?

K’mea Craft, salah satu UKM asal Pakis, Kabupaten Malang, mencoba untuk mengajak perempuan untuk lebih berdaya melalui program merajut yang bertajuk “Merajut Peluang Menggapai Daya”.

K’mea Craft yang didirikan oleh Liza Agustina (43 tahun) dan merupakan kepanjangan dari Kreasi Maksimal Eliza Agustina, berhasil membuktikan bahwa usaha yang dirintisnya juga bisa berguna dan berdaya bagi orang lain.

Melaui program yang dibuatnya, Liza ingin membagi keahliannya dan mencetak pengrajut baru yang berpotensi untuk menjalin jaringan relasi kemitraan pengrajin rajut.

Mereka diharapkan mampu menjadi jaringan kemitraan usaha yang saling menguntungkan ke depannya.

Eliza berharap selain dapat membagikan kemampuannya kepada orang banyak sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain.

Pelatihan ini bertujuan untuk mengatasi problematika yang dihadapi pengusaha rajut, yaitu sumber daya manusia.

Progam ini juga terinspirasi dari pengalamannya di masa pendemi. Ketika banyak pengusaha kecil menengah terpuruk, Liza nama panggilannya, justru mengubah krisis melalui jari-jarinya menjadi sebuah peluang dan menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Melalui proses yang menegejutkan ini, Liza ingin membagikan pengalaman serta keahliannya kepada orang lain, khususnya perempuan.

Selama pandemi berlangsung, Liza termasuk pengusaha yang juga mengalami kondisi yang sulit mengahadapi banyaknya pembatasan pergerakan usaha.

Berawal dari mencoba berjualan masker yang saat itu sedang ramai dibutuhkan, Liza melihat peluang untuk membuat konektor masker bagi perempuan yang berhijab.

Dengan keahliannya dalam merajut, ia menciptakan beraneka ragam dan variasi konektor dari buah sulam tangannya.

Diluar dugaan, peminat konektor rajut buatannya semakin hari semakin tinggi sampai-sampai Ia kewalahan dalam membuatnya.

Baca Juga:  Perluasan Akses Pemasaran Produk Unggulan UMKM Kota Batu

Tak berhenti di situ, ibu dari tiga orang anak ini berinisiatif mengunggah video tutorial merajut konektor masker di akun youtube @ElizaAgustinaKMeA miliknya yang sebelumnya telah dibuatnya beberapa tahun sebelum pandemi.

Tak disangka dalam waktu singkat, channel Youtube miliknya yang sebelumnya tidak terlalu aktif di tonton ribuan orang dalam waktu singkat.

Meningkatnya penonton dan subscriber membuka peluang bagi nya untuk melakukan pengajuan monetasi.

Sungguh menakjubkan, dalam waktu sekitar 1 bulan Liza dapat menghasilkan hingga 200 USD perbulan dari channel tersebut..

“Ya, saya tidak menyangka ternyata akun Youtube saya tiba-tiba jumlah subcriber-nya meningkat dan punya minimum jam tayang untuk persyaratan monetasi. Kurang lebih satu bulan saya sudah bisa monetasi dan Alhamdulilah menghasilkan sekitar 200 USD pada waktu itu. Sekarang, rata-rata sekitar 100 USD per bulan” ujar Liza.

Liza juga menuturkan peluang dan kendala yang dihadapi pengrajut di tanah air. Menurutnya, orang Indonesia jarang yang menyukai merajut dan hasil kerajinan tangan.

Sekali menyukai terkadang kurang menghargai sehingga tidak bisa menjual dengan harga tinggi.

Menurutnya, ada pasar yang baik untuk rajut yaitu di pasar luar negeri, namun kendalanya adalah pada sumber daya manusia.

Jika pengrajin sudah mampu menembus pasar luar negeri, pengrajin harus sudah siap dengan kualitas dan juga harus mampu menyiapkan produksi dalam jumlah besar dengan waktu yang ditentukan.

Hal inilah yang mendorong K’mea Craft berinisiatif membuka kelas daring yang terjangkau, bahkan bisa dibilang gratis karena peserta hanya mengganti biaya bahan dan ongkos kirim senilai 50 ribu rupiah.

Liza sengaja memilih kelas online dengan pertimbangan saat ini kegiatan online sudah menjadi hal yang biasa di masyarakat luas.

Baca Juga:  Program Redistribusi Tanah di Desa Sumberbrantas, Kota Batu, Dapat Dukungan dan Apresiasi Warga

Dengan cara online, menurutnya juga mampu membuka peluang jaringan dari seluaruh daerah dan tidak terbatas hanya pada Malang Raya saja.

Walaupun tentu saja Liza masih banyak menemui kendala yang dihadapi ketika menggelar paltihan secara online.

Namun, dari pengalaman kelas pertama ini Liza berencana untuk membagi kelas ke dalam beberapa tahap.

Tahap pertama yaitu pengenalan dasar dan tahap keuda pemantaban. Berikutnya untuk kelas tahap ketiga atau yang terakhir adalah sesi produksi, yaitu sesi dimana peserta akan di ajak membuat sebuah produk yang paling sederhana terlebih dahulu.

“Ya, memang ini kan yang pertama, jadi banyak yang masih bingung. Tapi peserta sangat antusias dan semangat, jadi kayaknya nanti akan saya buat 3 tahapan kelas agar peserta lebih bisa memahami dan memiliki waktu praktek dasar yang cukup agar siap sebelum bikin produk” ujar alumni SMAN 5 Malang ini.

Kelas online pertama ini dibatasi 10 peserta agar efektif dan diikuti kebanyakan peserta yang berdomisili di Jabodetabek.

Kelas online pertama ini mendapat tanggapan yang antusias dari peserta. Mereka berharap akan mengikuti kelas lanjutan bila K’mea Craft membuka Kembali kelas lanjutannya.

K’mea Craft pun berharap pelatihan yang diharapkan tidak berhenti hanya dari kelas online ini saja dan dapat menjadi sebuah jaringan kerjasama sehingga mampu menjawab kebutuhan pasar yang lebih luas.