Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
21/11/2024
CITILIVE

Kepala BPSDM Jatim: Literasi Digital Lebih Penting daripada Digitalisasi

Selli
  • Mei 21, 2024
  • 2 min read
Kepala BPSDM Jatim: Literasi Digital Lebih Penting daripada Digitalisasi

CITILIVEKepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur, Ramliyanto, menekankan bahwa literasi digital yang mencakup etika, budaya, keterampilan, dan keamanan digital lebih penting daripada sekadar digitalisasi teknis.

“Digitalisasi teknologi memang bersifat teknis, tetapi literasi digital yang meliputi etika dan budaya digital akan membangun ekosistem digital yang lebih baik,” ujarnya dalam sebuah paparan pada Rapat Kerja Yayasan Khadijah (YPTSNU) Surabaya, Senin.

Dalam rapat yang dihadiri oleh Hj. Masruroh Wahid sebagai perwakilan Ketua Dewan Pembina YPTSNU Khadijah Surabaya, Khofifah Indar Parawansa, Ramliyanto menjelaskan bahwa digitalisasi teknis dapat menjadi mahal, tidak efisien waktu, dan tidak otomatis jika tidak mendukung ekosistem digital yang baik.

“Jika digitalisasi justru berbiaya mahal, tidak hemat waktu, dan tidak otomatis, itu berarti digitalisasi tersebut belum membangun ekosistem digital yang baik,” jelasnya dalam rapat bertema “Ekosistem Pendidikan Berbasis Teknologi Digital”.

Ia juga menyoroti fenomena kepala sekolah yang mencari peretas untuk ujian nasional guna meningkatkan nilai siswa, yang menunjukkan belum adanya ekosistem digital yang baik dalam hal etika, budaya, keterampilan, dan keamanan digital.

“Itulah tantangan kita dalam literasi digital. Teknologi bisa menggantikan peran guru, tetapi tidak bisa menggantikan ilmu dan keterampilan guru yang bersifat etis,” tambahnya.

Wakil Ketua Dewan Pembina YPTSNU Khadijah Surabaya, Hj. Masruroh Wahid, yang juga hadir dalam rapat tersebut, mendukung pandangan Ramliyanto. “Era kita memang berbeda, tetapi era digital harus diikuti, meskipun misi harus tetap dipegang,” katanya.

Dilansir dari antaranews.com, Masruroh Wahid, yang juga Ketua PW Muslimat NU Jatim, menilai bahwa pendidikan berbasis teknologi digital penting, namun harus tetap berlandaskan agama.

“Islam mengajarkan kita untuk tidak meninggalkan anak-anak dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Transfer pengetahuan dari pendidikan Barat boleh saja, tetapi nilai-nilai ketakwaan kepada Allah dan hormat kepada orang tua harus tetap menjadi dasar,” jelasnya.

Baca Juga:  Kesembuhan Tinggi, Jatim Dipuji Satgas Covid-19.

Dalam acara yang juga dihadiri oleh pembina lainnya, Prof. DR. KH. Ridlwan Nasir, MA, dan Prof. DR. KH. Ali Aziz, M.Ag, Masruroh menambahkan bahwa banyak ilmu pengetahuan dari Barat sebenarnya berakar dari Islam, seperti ilmu matematika.