Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
28/03/2024
CITILIVE

HIV Aids Patut Diwaspadai Di Tengah Pandemi Covid-19

  • November 7, 2020
  • 5 min read
HIV Aids Patut Diwaspadai Di Tengah Pandemi Covid-19

BATU, Malangpost.id – Di tengah-tengah kondisi pandemi covid-19 memang banyak sekali berbagai penyakit yang patut diwaspadai, salah satunya adalah HIV AIDS yang masih menjadi perhatian karena penderitanya akan kehilangan sistem kekebalan tubuh dan berisiko tinggi tertular covid-19.

Di sejumlah kota-kota besar jumlah penyebaran virus HIV mulai terdeteksi akibat ketidakpahaman akan bahaya HIV AIDS. Khususnya di Kota Batu, jumlah penderita HIV hingga penghujung tahun 2019 lalu didominasi usia produktif yang rata-rata berusia 15-39 tahun.

Faktor terjangkitnya HIV AIDS di Kota Batu juga beragam. Mulai dari penggunaan jarum suntik dalam pemakaian obat-obatan terlarang serta seks bebas dengan berganti-ganti pasangan. Meski untuk kasus dari penggunaan jarum dan obat-obatan terlarang menurun sangat drastis sejak tiga tahun terakhir.

Jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Batu pada tahun 2016 sebanyak 16 orang, tahun 2017 sebanyak 18 orang, tahun 2018 sebanyak 42 orang dan tahun 2019 menurun menjadi 18 orang.

Estimasi jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia hingga Juni 2020, berdasarkan hasil laporan penemuan melalui Sistem Informasi HIV/AIDS, terlaporkan ada 398.784 orang positif dari 1.737.714 orang yang dites HIV, sebanyak 205.945 orang mendapat pengobatan.

Selain itu Pemkot Batu juga rutin melakukan penyuluhan di sekolah-sekolah SMP dan SMA juga tempat-tempat berkumpulnya pelaku seks.  Panti asuhan, hotel, dan panti pijat juga menjadi sasaran sosialisasi. Pemkot Batu juga telah bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kota Batu untuk memberikan pemahaman agar penderita mau memeriksakan diri dan melakukan screening.

Apa Itu Virus HIV AIDS?

Virus HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV dapat masuk ke dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga jumlah sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi akan menurun drastis.

Baca Juga:  Irwasum Polri Periksa Isoter dan Vaksinasi di Kota Malang

Sebagai akibat dari kondisi tersebut, sistem kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderitanya mudah terkena berbagai macam penyakit. Kondisi inilah yang disebut sebagai Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS). Jadi, AIDS adalah kumpulan penyakit yang muncul akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV. Oleh karena sistem kekebalan tubuh penderita AIDS sangat lemah, maka penyakit yang tadinya tidak berbahaya bisa menjadi sangat berbahaya.

Tahapan Infeksi HIV Berkembang Menjadi AIDS

Melansir Buku HIV & AIDS: Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis, dan Sosial Edisi 2 (2014) oleh Nasronudin, perjalanan infeksi HIV melalui 4 fase yaitu sebagai berikut:

1. Periode masa jendela

Periode masa jendela yaitu periode dimana pemeriksaan tes antibodi HIV menunjukkan hasil negatif walaupun virus sudah masuk ke dalam darah pasien. Antibodi terhadap HIV biasanya baru muncul dalam 3-6 minggu hingga 12 minggu setelah infeksi primer. Periode ini sangat penting diperhatikan karena pada periode ini pasien sudah berpotensi menularkan HIV kepada orang lain. 

2. Fase infeksi akut

Setelah HIV menginfeksi sel target, terjadi proses replikasi yang menghasilkan virus-virus baru dengan jumlah hingga berjuta-juta. Diperkirakan bahwa sekitar 50-70 persen orang yang terinfeksi HIV mulai mengalami gejala umum selama 3-6 minggu kemudian, seperti: Demam, nyeri kepala, mual, muntah, diare, penurunan berat badan drastis, nyeri pada sendi dan otot, sariawan berlebihan.

3. Fase infeksi laten

Fase infeksi laten berlangsung rata-rata sekitar 8-10 tahun (bisa juga 3-13 tahun) setelah terinfeksi HIV. Pada tahun ke-8 setelah terinfeksi, penderita akan mengalami berbagai gejala klinis, berupa: banyak berkeringat pada malam hari, kehilangan berat badan drastis, diare akut, sakit kepala akut,  infeksi kulit berulang, dan lain-lain.

Baca Juga:  Pemkot Batu Minta Kemenparekraf Berikan Insentif Kepada Pelaku Usaha Pariwisata

4. Fase infeksi kronis (AIDS)

Pada fase ini perjalanan penyakit kemudian semakin progresif. Infeksi yang sering menyertai, di antaranya adalah:  Pneumonia, TBC, Diare, Herpes, Berkeringat di malam hari, infeksi jamur di mulut, tenggorokan, atau alat kelamin, mudah memar atau berdarah tanpa sebab, sesak napas, tubuh menjadi cepat lelah.

Baca : Warga Kota Batu Diimbau Untuk Waspada Demam Berdarah Saat Musim Pancaroba

Risiko Penderita HIV AIDS Terhadap Paparan Covid-19

Kepala Dinkes Kota Batu menekankan bahwa ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) masuk kategori komorbid. Terpapar Covid-19 jelas bisa memperparah gejalanya disebabkan penurunan daya tahan tubuh.

Sebuah analis data di Afrika Selatan menunjukkan penderita HIV memiliki tingkat kematian 2,75 kali lebih besar jika terjangkit virus Corona ketimbang pasien tanpa penyakit penyerta. Peluang ini dimiliki terlepas dari apakah mereka mengkonsumsi obat anti-AIDS atau tidak.

Tindakan Pencegahan Yang Patut Dilakukan

Jangan menggunakan jarum suntik dan obat-obatan sembarangan!

Tentu saja pengidap HIV yang mengetahui status HIV-nya disarankan untuk mengambil tindakan pencegahan dan selalu disiplin melakukan protokol kesehatan yang lebih ketat, yaitu rajin mencuci tangan, menjaga jarak atau menghindari kerumunan, menggunakan masker saat di luar rumah, juga mencari perawatan medis jika bergejala, dan tindakan lain sesuai rekomendasi pemerintah.

Namun bagi yang masih sehat, alangkah baiknya melakukan pencegahan agar terus terhindar dari salah satu virus mematikan ini, yaitu:

  1. Mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan sistem imun serta tinggi protein
  2. Hindari stress berlebih
  3. Saat pandemi lebih baik tidak melakukan donor darah
  4. Rajin mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir, atau menggunakan handsanitizer.
  5. Hindari berganti-ganti pasangan seksual
  6. Jauhi obat-obatan terlarang terlebih yang menggunakan jarum suntik sembarangan
  7. Tidak melakukan tato atau tindik sembarangan
Baca Juga:  Sepeda Motor Tertabrak Kereta Api di Jember, Tiga Korban Meninggal dunia

Selain itu, yang paling penting diketahui masyarakat adalah penularan HIV juga bisa dari ibu hamil kepada janin yang dikandungnya. Penularan virus HIV pada anak juga dapat terjadi pada proses melahirkan, atau bahkan melalui air susu ibu saat proses menyusui.

Apa Yang Perlu Dilakukan Jika Merasakan Gejala?

Apabila Anda merasa pernah terkontaminasi atau merupakan salah satu dari orang yang berisiko tinggi tertular HIV, jangan ragu untuk melakukan tes pada waktu yang tepat. Anda dapat berkonsultasi dan mendapatkan konseling terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan. 

Meski tidak semua rumah sakit atau lembaga memberikan layanan tes deteksi HIV. Anda dapat mengakses daftar rumah sakit atau lembaga HIV yang menyediakan layanan HIV terdekat atau dapat juga menghubungi Layanan Dinas Kesehatan Kota Batu di sini! Jika hasil tes Anda positif, Anda dapat segera berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan terapi yang tepat. Makin cepat HIV terdeteksi, maka makin meningkat harapan hidup yang dapat diupayakan.

(MP-Rf)