Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
22/11/2024
SMARTLIVE

UIN Maliki Malang Kembali Mengukuhkan 3 Guru Besar

rifamahmudah
  • April 26, 2024
  • 5 min read
UIN Maliki Malang Kembali Mengukuhkan 3 Guru Besar

SMARTLIVE – Rasa bangga penuh bahagia dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang saat kembali melahirkan 3 Guru Besar UIN Malang pada (23/4/2024).

Ketiga guru besar tersebut di antaranya; Prof. Dr. Abbas Arfan, LC., M.H (Bidang Fikih Ilmu Muamalah) dari Fakultas Syariah, Prof. Dr. Abdul Malik Karim Amrullah, M.Pd.I (Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Islam) dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Dr. Muassomah, M.Si., M.Pd (Bidang Ilmu Sastra Arab) dari Fakultas Humaniora.

Prof. Dr. Ummi Sumbulah, M.Ag dalam sambutannya, “Bangga dan bersyukur karena UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dapat melahirkan kembali Guru Besar. Semoga bermanfaat dan sukses bagi universitas, bangsa dan negara,” ujarnya.

Ketua Senat, Prof. Dr. A. Muhtadi Ridwan, M.Ag. juga mengucapkan rasa bangganya. “Alhamdulillah lahir kembali 3 guru besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Prof. Dr. Abbas Arfan, LC., M.H merupakan Guru Besar ke 18 di Fakultas Syariah, Prof. Dr. Abdul Malik Karim Amrullah, M.Pd.I merupakan guru besar ke 8 di Fakultas Tarbiyah, dan Prof. Dr. Muassomah, M.Si., M.Pd adalah Guru Besar ke 6 di Fakultas Humaniora. Semoga dengan dikukuhkannya ketiga Guru Besar ini menjadi motivasi bagi dosen untuk terus berdedikasi di bidang akademik,” ujarnya.

Dalam konteks pengembangan kelembagaan, saat ini UIN Malang sesuai dengan visi nya adalah menjadi Perguruan Tinggi yang unggul dan bereputasi internasional.

Rektor UIN Malang, Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA., menyampaikan bahwa kualitas dan kuantitas guru besar di UIN Malang penting untuk ditingkatkan.

“Hari ini kita sudah memiliki 67 Guru Besar dari yang semula hanya 6 orang saja. Maka tahun ini harus sudah bisa nambah lagi, minimal 15-20 lagi. Target ke depan setiap prodi memiliki Guru Besar,” harapnya.

Baca Juga:  Cek 6 Keunggulan Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki Malang
Guru Besar UIN Malang

Prof. Dr. Abdul Malik Karim Amrullah, M.PdI dari Fakultas Tarbiyah juga menjelaskan pidatonya tentang “Madrasah Maarif NU: Menjaga Ideologi dan Mengelola Moderasi melalui Kemandirian”. Beliau menjelaskan bahwa madrasah Ma’arif sudah menjadi madrasah yang berkualitas. “Maarif sudah betul-betul menjadi madrasah yang berkualitas, buktinya saya bangga menjadi alumni SDI Maarif Singosari Malang. Sekarang kita tdak boleh menganggap remeh sekolah maarif, salah satu tokoh pendirinya adalah Kyai Wahab Hazbullah,” jelasnya.

“Saya juga berterima kasih kepada oramg tua, Rektor, Wakil Rektor, Dekan, dan seluruh kolega. Saya juga ingin berterima kasih kepada isti saya tercinta, I love you, karena saya bukan orang yang romantis ya, saya ucapkan di sini I love you,” guyonnya.

Ucapan selamat dan rasa syukur mengiringi kembali kukuhnya tiga Guru Besar di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang hari ini. Semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi seluruh dosen untuk terus berdedikasi dalam mengemban tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi serta menjaga kualitas pendidikan dan penelitian yang berkelanjutan.

Rektor UIN Maliki Malang menyatakan bahwa pada saat ini dunia memasuki era revolusi industri 4.0, yang ditandai denga hadirnya digital economy, coding, big data dan artificial intelegence. Bahwa revolusi industri 4.0 tersebut berdampak pada nasib tenaga kerja manusia.

Tahun 2025 nanti diprediksi terdapat 97 juta pekerjaan baru yang akan menggantikan 85 juta pekerjaan lama (WEF, 2020-Satria:2023). Dunia usaha dan dunia industri (DUDI) serta perkembangan teknologi semakin cepat dengan hadirnya teknologi terbarukan (renewed). Maka, mau tidak mau diperlukan SDM yang unggul dan kompetitif. (M. Zainuddin, Kompas, 8/7/23).

Diprediksi juga, bahwa tahun 2025 mendatang terdapat 8 juta mahasiswa internasional yang belajar di seluruh dunia (mahasiswa transnasional). Sejauh ini, banyak mahasiswa Asia yang belajar menempuh pendidikannya di Barat. Dan universitas virtual atau cyber university diklaim sebagai masa depan pendidikan tinggi. Namun, seperti yang kita ketahui bahwa penyelenggaraan pendidikan ini yang memerlukan cukup biaya tinggi akan menambah disparitas antara si kaya dan si miskin semakin besar.

Baca Juga:  285 Mahasiswa Pasca UIN Malang Ikuti Yudisium, 18 Peserta Jadi Lulusan Terbaik

Ruang virtual yang tidak terbatas tidak dapat menjanjikan universalitas atau persamaan hak-hak pendidikan di era industri 4.0. Demikian pula, perpustakaan juga mengalami transisi dari model berbasis koleksi ke model berbasis layanan yang lebih luas.

Belum lagi dihadapkan pada tantangan global saat ini, yaitu jumlah kampus bereputasi dunia yang sebagian sudah membuka cabang di Indonesia. Ada tujuh kampus top dunia yang antre membuka cabang di tiga kota besar di Indonesia, yaitu di Surabaya, Bandung, dan Denpasar. Di Bandung akan dibuka Deakin University dan Lancaster University. Di Surabaya juga akan dibuka Western Sydney University, King’s College London, dan Georgetown University. Inilah beberapa tantangan yang kita hadapi. Oleh sebab itu kita mesti mereposisi PT agar compatible dengan DUDI, dan agar terhindar dari the valley of death (lembah kematian).

Kebijakan pendidikan tinggi perlu disesuaikan dengan era revolusi digital, antara lain dengan merekonstruksi kurikulum yang dapat memberikan keterampilan baru bagi mahasiswa. mulai dari kemampuan membuat coding, big data, artficial intelegence. Proses pembelajaran dengan menggunakan learning management system (LMS), blended learning, e-learning juga harus dilakukan oleh PT. Profil lulusan pun mesti dirancang dengan tepat dan kompatibel dengan DUDI.

Dalam konteks pengembangan kelembagaan, saat ini UIN Malang sesuai dengan visi nya adalah menjadi PT yang unggul dan bereputasi internasional. Maka Guru Besar ini penting untuk ditingkatkan kuantitas maupun kualitasnya. Hari ini kita sudah memiliki 67 Guru Besar dari yang semula hanya 6 orang saja. Maka tahun ini harus sudah bisa nambah lagi, minimal 15-20 lagi. Target ke depan setiap prodi memiliki Guru Besar.

Selain Guru Besar tentu masih banyak aspek yang perlu dikembangkan, seperti: status kelembagaan, prodi unggul 100 persen, hasil-hasil penelitian yang dapat dipakai di dunia industri, pengembangan IT, Big Data dst. Maka, semua itu membutuhkan kerja keras kita semua, kreativitas dan komitmen yang tinggi dari para pimpinan semua, yang didukung oleh seluruh sivitas akademika.