Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
18/10/2025
SMARTLIVE

UB Jadi Tuan Rumah Konferensi TEFLIN ke-71, 630 Delegasi dari 14 Negara Bahas AI dan Pembelajaran Bahasa Inggris

rifamahmudah
  • Oktober 9, 2025
  • 3 min read
UB Jadi Tuan Rumah Konferensi TEFLIN ke-71, 630 Delegasi dari 14 Negara Bahas AI dan Pembelajaran Bahasa Inggris

SMARTLIVE – Universitas Brawijaya (UB) kembali menegaskan posisinya sebagai kampus riset bereputasi internasional. Tahun ini, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UB menjadi tuan rumah Konferensi Internasional Teaching English as a Foreign Language in Indonesia (TEFLIN) ke-71, yang berlangsung pada 8–10 Oktober 2025 di Gedung Samantha Krida, Kota Malang.

Ajang akademik bergengsi ini diikuti 630 peserta dari 14 negara, meliputi dosen, peneliti, dan praktisi pendidikan bahasa dari berbagai universitas dunia. Tema yang diangkat, “Deep Learning and Artificial Intelligence in Education”, menjadi refleksi penting terhadap pergeseran paradigma pengajaran Bahasa Inggris di era digital dan kecerdasan buatan (AI).

Acara yang berlangsung di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, pada 8–10 Oktober 2025 ini mengusung tema besar “Deep Learning and Artificial Intelligence in Education”. Konferensi ini diikuti lebih dari 630 peserta dari 14 negara, yang terdiri atas dosen, peneliti, guru, serta praktisi pendidikan bahasa dari dalam dan luar negeri.

Ketua Panitia TEFLIN 2025, Prof. Dr. Zuliati Rohmah, M.Pd., menjelaskan bahwa tema ini selaras dengan arah kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menekankan pentingnya pembelajaran bermakna di era digital.

“Tema ini relevan dengan kebutuhan pendidikan masa kini. Kami ingin guru tidak sekadar menggunakan teknologi, tapi memanfaatkannya untuk memperkuat critical thinking dan kreativitas,” ujar Prof. Zuliati di sela konferensi internasional tersebut.

Sementara itu, Dekan FIB UB, Dr. Sahiruddin, S.S., M.A., Ph.D., menyebut bahwa kepercayaan untuk menjadi tuan rumah TEFLIN merupakan bentuk pengakuan terhadap kapasitas akademik dan reputasi UB di tingkat nasional maupun internasional.

“Kami ingin UB menjadi pusat inspirasi dalam menghadapi era AI dan deep learning. Konferensi ini menjadi momentum penting bagi guru dan dosen untuk beradaptasi dengan perubahan zaman,” ujarnya.

Baca Juga:  Penghargaan Medali Perak Diraih Mahasiswa FE

Selain menghadirkan ratusan pembicara nasional, konferensi ini juga menampilkan tokoh pendidikan global, termasuk Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Prof. Abdul Mu’ti, yang menjadi pembicara kunci. Dalam paparannya, Prof. Mu’ti menegaskan bahwa pemerintah tengah menyiapkan kebijakan baru agar Bahasa Inggris mulai diajarkan sejak kelas 3 SD mulai tahun 2027, sehingga peningkatan kompetensi guru menjadi krusial.

“Diperlukan lebih banyak guru yang mampu mengajar Bahasa Inggris secara bermakna. Pembelajaran harus mindful, meaningful, dan joyful,” tegasnya.

Prof. Mu’ti juga menyoroti pentingnya integrasi teknologi dan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem pembelajaran modern. Beberapa sekolah disebut telah mulai mengajarkan coding dan AI sebagai mata pelajaran pilihan, menandai pergeseran paradigma pendidikan di Indonesia.

Melalui TEFLIN 2025, UB tidak hanya menegaskan perannya sebagai pusat akademik unggul di bidang kebahasaan dan pendidikan digital, tetapi juga mendorong kolaborasi internasional untuk mencetak guru dan pendidik yang siap menghadapi era pembelajaran berbasis teknologi dan kecerdasan buatan. (Ab)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *