Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
28/03/2024
SMARTLIVE

Seni Berbicara dalam Public Speaking

  • April 17, 2023
  • 3 min read
Seni Berbicara dalam Public Speaking

SMARTLIVE – Depok, 12 April 2023. Biro Hubungan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Publik Universitas Indonesia (Humas dan KIP UI) menyelenggarakan Pelatihan Public Speaking untuk meningkatkan kemampuan public speaking para pelaku kehumasan di lingkungan UI. Kegiatan yang diikuti oleh Tim Biro Humas dan KIP UI, Mahasiswa Magang, Duta Humas, serta Kontributor UI ini berlangsung di Ruang Rapat A, Lantai 2, Gedung Pusat Administrasi Universitas (PAU) UI, Kampus Depok, pada Rabu (12/4).

Kepala Biro Humas dan KIP UI, Dra. Amelita Lusia, M.Si., dalam sambutan pembukanya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan insight baru tentang keterampilan berbicara di depan umum, baik untuk para Duta Humas maupun pelaku kehumasan di lingkungan UI. “Pelatihan ini diharapkan dapat memberi ilmu kepada kita semua tentang bagaimana berbicara di depan umum dengan baik, terutama saat kita menjadi master of ceremony dalam sebuah acara, atau saat kita berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berelasi dengan UI,” ujar Dra. Amelita.

Mengutip dari Universitas Indonesia, pelatihan yang diikuti sekitar 40 orang ini diisi oleh Kepala Humas Fakultas Kedokteran Gigi UI, Reska Herlambang, M.Comm., C.IB. Sebagai praktisi di bidang humas, pria yang akrab disapa Mas Reska ini pernah menjadi Presenter Berita dan Talkshow di TVRI, serta aktif sebagai Fasilitator atau Coach Public Speaking di berbagai pelatihan.

Dalam pemaparannya, Reska mengungkapkan pentingnya melatih public speaking sebagai sebuah seni yang dapat menunjukkan citra diri di hadapan orang lain. Menurutnya, ada beberapa karakter dasar yang harus dimiliki oleh seorang public speaker, yaitu attituderesearch, komunikasi yang baik, serta kemampuan menggunakan ejaan yang benar.

Baca Juga:  Perlukah Memasukkan Anak Ke Playgroup Sebelum TK?

Dalam public speaking, ada beberapa metode yang dapat digunakan saat seseorang berbicara di forum besar. Pertama, metode Manuscript, yaitu metode dengan menggunakan naskah untuk menghindari kesalahan dalam penyampaian. Kedua, metode Extempore, yaitu metode dengan menggunakan naskah, namun hanya mencakup garis besar yang terpola secara lengkap. Selanjutnya, metode Memoriter, yaitu metode hafalan dengan mengingat setiap bagian naskah yang dibuat sebelumnya. Terakhir, metode Impromtu, yaitu metode spontanitas yang dilakukan tanpa persiapan naskah sebelumnya.

Sebagai seorang public speaker, materi harus dipersiapkan dengan baik. Menurut Reska, sangat penting bagi seorang public speaker untuk manggali materi atau topik yang akan dibawakan untuk menghindari gap dalam penyampaian informasi dengan lawan bicara. Selain itu, mental dan fisik juga harus dipersiapkan. Ketidaksiapan mental dapat memberikan pengaruh yang kurang baik dalam berbicara di depan umum, seperti rasa gugup, sehingga diperlukan pengendalian diri agar tetap tenang. Sementara itu, persiapan fisik dapat dilakukan dengan menghindari makanan yang dapat mengganggu kesehatan mulut dan tenggorokan, seperti makanan berminyak dan minuman bersoda.

Teknik vokal dan bahasa tubuh juga menjadi perhatian utama dalam public speaking. Aspek yang perlu dilatih untuk meningkatkan kemampuan teknik vokal, yaitu nada bicara, pengucapan kata, penekanan , pemenggalan kalimat, perubahan nada suara, kecepatan bicara, dan keras lemahnya suara.

“Sangat penting bagi teman-teman untuk memperhatikan ekspresi wajah saat berbicara di depan umum, terlebih ketika kita sedang berada dalam forum besar. Public speaker perlu melatih bahasa tubuh agar dapat menguasai suasana. Tentunya, ini dilakukan melatih mimik wajah sesuai dengan topik yang dibawakan, memosisikan kondisi badan dengan tegap, memperhatikan posisi tempat berbicara dengan audiens, serta bersikap tenang,” ujar Reska yang juga merupakan Dosen Vokasi UI.

Baca Juga:  Tim Dosen Sastra Jerman UM Sukses Laksanakan Pelatihan Digitalisasi Pembelajaran Interkultural Bahasa Jerman-Indonesia bagi Guru Bahasa Jerman di Jawa Timur

Baca juga : Literasi Digital Bagi Warga Depok Diagendakan UI & Kepolisian Kota Depok

Pada akhir pemaparannya, Reska menambahkan bahwa selain karakter dasar, metode, dan langkah-langkah dalam public speaking, hal lain yang perlu diperhatikan adalah menghargai lawan bicara. Banyak kasus yang memperlihatkan seorang moderator atau pembawa acara lebih banyak berbicara kelebihan dirinya dibandingkan narasumber yang sedang menjadi bintang tamu. Hal ini dinilai tidak etis karena dianggap tidak menghormati narasumber.