Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
08/10/2024
SMARTLIVE

Seberapa Efektifkah Sekolah Daring Bagi Usia Dini?

desi3
  • Desember 29, 2020
  • 3 min read
Seberapa Efektifkah Sekolah Daring Bagi Usia Dini?

PAUD, malangpost.id – Sejak Maret 2020 lalu, pembelajaran jarak jauh diterapkan untuk semua jenjang pendidikan, termasuk pendidikan anak usia dini. Seberapa efektifkah sekolah daring bagi usia dini?

Seperti banyak diketahui, masa usia dini dipercaya merupakan masa yang penting atau dikenal dengan istilah golden age (masa emas). Saat bersekolah secara langsung, anak akan lebih mudah memahami penjelasan guru. Selain itu, sekolah tatap muka dapat memberikan stimulasi kepada anak karena mereka banyak berinteraksi dengan teman-teman dan gurunya.

Sekolah Daring Bagi Usia Dini

Keputusan pemerintah untuk menerapkan pembelajaran secara daring diambil untuk mengurangi penularan virus Covid-19. Namun, apakah sekolah daring efektif bagi anak usia dini?

Melihat kondisi di lapangan secara langsung, ternyata sekolah daring bukanlah sesuatu yang mudah, baik bagi guru, orang tua, maupun anak. Tidak sedikit orang tua yang menilai sekolah daring untuk anak usia dini tidak efektif.

Baca juga: Bagaimana Menerapkan Tanggung Jawab Sejak Dini Kepada Si Balita?

Permasalahan Sekolah Daring Bagi Usia Dini

Ada beberapa permasalahan yang membuat sekolah daring bagi anak usia dini dinilai tidak efektif, diantaranya sebagai berikut:

  1. Banyak guru dan lembaga PAUD yang belum memungkinkan untuk melaksanakan sekolah daring dengan baik karena keterbatasan guru yang tidak menguasai platform pembelajaran daring
  2. Beberapa guru dan sekolah belum optimal merancang kegiatan dan pembelajaran jarak jauh yang tepat dan menyenangkan untuk dilakukan dan dikerjakan anak di rumah
  3. Tidak sedikit anak yang orang tuanya tidak memiliki hp sehingga tidak bisa mengikuti materi dan mengumpulkan tugas
  4. Orang tua murid juga banyak yang masih gagap teknologi dan kurang paham menggunakan aplikasi pembelajaran
  5. Orang tua yang bekerja tidak bisa menemani dan membantu anak dalam sekolah daring. Jika anak diasuh oleh kerabat atau asisten rumah tangga, mereka juga belum tentu menguasai dan bisa membantu anak menjalankan sekolah daring
  6. Anak cenderung bosan ketika harus mengikuti sekolah daring. Mereka malah melakukan hal lain  selama video call/zoom atau sering berbicara dengan orang tuanya jika bukan gilirannya berbicara. Atau bahkan anak menggunakan gadget untuk bermain game dan membuka aplikasi di luar pembelajaran
  7. Banyaknya orang tua yang merasa kewalahan dengan peran ganda karena harus membagi waktu untuk bekerja dan mengurus rumah. Sehingga tugas orang tua yang juga merangkap sebagai guru kurang maksimal dalam  mengajari anak-anaknya
  8. Sekolah daring bagi anak usia dini kurang memberikan stimulasi yang tepat bagi perkembangan anak, salah satunya belajar melalui bermain
  9. Perubahan mood pada anak bisa terjadi dengan cepat. Karenanya, orang tua dituntut untuk menjaga mood anak lebih baik
Baca Juga:  Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh, Lembaga Pembimbing Santri Tahfidz Quran di Malang

Karenanya, selama sekolah daring masih diberlakukan, orang tua dan guru perlu saling bersinergi. Selain itu, guru dan orang tua perlu menerapkan komunikasi yang efektif demi tumbuh kembang anak yang optimal. Guru dan orang tua sama-sama perlu banyak belajar agar anak bisa menikmati sekolah daring tanpa mengganggu kesehatan psikis dan emosional.