Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
09/06/2025
SMARTLIVE

Jarik Ma’Siti, Program Anak Luar Biasa di SMPN 10 Malang

rifamahmudah
  • Juli 13, 2022
  • 4 min read
Jarik Ma’Siti, Program Anak Luar Biasa di SMPN 10 Malang

Jurnalis : Tiyarman Gulo

DIKSAR, MalangLive – Ditemui tim jurnalis MalangLive di SMPN 10 Malang, Kepala Sekolah Mohammad Syahroni, coba membeberkan salah satu program spesial yang jadi pembicaraan hangat di kota Malang, yaitu program Jarik Ma’Siti.

Situasi bermula dari isu pandemi, ketika anak-anak pada awalnya menganut sistem belajar di rumah dan kemudian mulai belajar di sekolah. Sekolah melakukan penerimaan dengan model penerimaan secara zonasi.

Pihak sekolah tidak mengetahui bagaimana keadaan awal para siswa-siswa tersebut. Setelah semuanya diterima, sekolah melakukan pemetaan kemampuan yang mencakup tes kepribadian, potensi, dan sifat. Ternyata dari hasil pemetaan yang dilakukan, diperoleh data jumlah anak “berkebutuhan khusus” yang cukup banyak.

“Banyak dari para siswa yang tidak mudah berkonsentrasi pada pelajarannya, dan dari tes kepribadian siswa, rata-rata nilainya di bawah standar, ada sekitar 100 orang siswa.” ucap Kepala Sekolah.

Namun, bagaimanapun sekolah harus tetap melayani siswa di tahun pertama dan kedua pasca pandemi.

“Tidak mungkin sekolah mengembalikan siswa kepada orang tuanya. Sekolah merasa mereka harus berhubungan dekat untuk menemukan solusi.” ujarnya.

Sekolah berupaya memfokuskan dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa-siswa berkebutuhan khusus ini. Tentunya yang dilakukan sekolah ini, hasilnya juga akan dikoordinasikan dengan universitas dan dinas pendidikan terkait pemantauan perkembangan anak-anak tersebut.

Nah, karena itulah, layanan tersebut kemudian diberi nama Jarik Ma’Siti, yang artinya belajar menjadi menyenangkan bersama anak-anak istimewa.

Alasan di balik nama Jarik Ma’Siti

Kenapa disebut program spesial? Pihak sekolah tidak ingin orang tua mengetahui bahwa anaknya termasuk dalam kategori “berkebutuhan khusus”, karena di antara para orang tua tersebut, banyak yang memang sangat marah dan tidak menerima atau bahkan mengingkari bahwa anaknya disebut dengan kategori “berkebutuhan khusus”.

Baca Juga:  Yuk Kenali Gejala Autisme pada Anak Sejak Dini

Bagaimanapun, anak-anak istimewa ini harus didampingi dalam setiap kegiatan belajar. Inilah sebabnya mengapa sekolah menghadapi masalah serius dan harus dicari solusinya. Jika tidak, ini adalah kerugian generasi bangsa ini.

Kepala Sekolah M. Syahroni juga menekankan bahwa sekolah juga memberikan pemahaman kepada guru karena tidak semua guru dan staf di SMPN 10 Malang memahami dan menyadari bahwa mereka harus melayani anak-anak ini secara eksklusif.

Bagaimana sekolah melayani anak sesuai dengan kondisi demikian dan bagaimana sekolah memenuhi kebutuhan anak, agar anak tidak lagi minder ketika bersekolah.

Karena pernah suatu ketika anak datang tiba-tiba lalu tidak mau masuk lagi, hanya karena stres. Ada juga anak yang disleksia, tidak bisa baca tulis, dan datang ke sekolah lalu hanya menangis di kelas. Tentu saja, sebagai Kepala Sekolah di SMPN 10 Malang, hal ini tidak bisa diabaikan.

Keunikan Program Jarik Ma’Siti

Seperti yang dikatakan Kepala Sekolah Moh Syahroni, keunikan Program Jarik Ma’Siti adalah sekolah menyediakan ruang bagi anak-anak sesuai minatnya, ada yang suka membaca, ada yang suka olahraga, seni, dll.

“Kemudian apa yang dia suka disajikan dan diberi perhatian khusus. Hasilnya, siswa menunjukkan perubahan yang signifikan dalam keberanian, kemandirian, serta meningkatkan keterampilan mereka. Bagaimana kurikulum dapat disesuaikan, disederhanakan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan. Karena Jika pakai standar umum, pasti tidak bisa,” katanya.

Banyak juga orang tua dari anak yang hanya bisa marah pada anaknya, menuntut ini dan itu. Memang masih banyak orang tua yang belum bisa menerima kekhususan dan keistimewaan anaknya, sehingga para guru disini perlu bersabar dalam melayani mereka.

Sekolah juga mengajak anak-anak untuk belajar bersama dengan teman-temannya yang berkebutuhan khusus ini. Sekolah juga menyediakan ruang belajar pribadi bagi anak-anak di mana mereka dapat berbagi dengan teman, belajar bersama, membangun kepercayaan, dan mengembangkan empati sehingga mereka dapat membantu dan berkolaborasi.

Baca Juga:  Mentan Ajak Mahasiswa UB Malang Bangun Pertanian modern

Harapan SMPN 10 Malang

Ini adalah fakta yang kita hadapi, dan harus menjadi perhatian semua pihak, termasuk sekolah lain. Kami bekerja sama dengan beberapa sekolah untuk membimbing anak-anak untuk melanjutkan pendidikan setelah lulus, salah satunya SMK 2 Malang. Karena pada dasarnya kuota sektor yang dibutuhkan terbatas.

“Semoga sekolah lain bisa mempraktekkan keunikan pelayanan seperti yang ada disini”.

“Secara akademis mereka memang tidak setara. Kami akan mengembangkan kemampuan dan soft skill mereka agar mereka menjadi lebih mandiri, percaya diri dan tidak minder dalam menghadapi berbagai tantangan.” ujarnya

Tidak hanya dukungan dari pemerintah sendiri, SMPN 10 Malang mencoba kerjasama dalam bentuk kemitraan umum tentang cara melayani anak berkebutuhan khusus yang disebut dengan anak istimewa ini.

“Kondisi khusus, kemampuan, cara pelayanan khusus, penanganan khusus, mau bekerja sama dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan setempat untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari program Jarik Ma’Siti” tutup Sahroni.***