Peran Guru Dalam Mengatasi Tindak Kekerasan Di Sekolah

ADV, DIKSAR, MalangLive – Sekolah merupakan lingkungan belajar serta menjadi tempat kedua utama setelah keluarga bagi seorang murid, sudah seharusnya mereka mendapat jaminan rasa aman di dalamnya.
Hal ini karena murid membutuhkan ruang yang optimal dan sehat untuk tumbuh kembang dan juga daya pikirnya.
Oleh karena itu, penting untuk memberikan ruang aman agar terhindar dari segala bentuk kekerasan yang tidak hanya diprioritaskan kepada murid, tetapi seluruh pekerja termasuk guru dan staff lainnya
Dilansir dari blog Unicef Indonesia, ada beberapa peranan penting seorang guru dalam menanggapi terjadinya tindak kekerasan antar siswa di sekolah.
Berikut akan kami sajikan versi Malang Live, simak artikel selengkapnya di sini!
Pentingnya Peran Guru Dalam Mengatasi Kekerasan di Sekolah
Apa yang harus dilakukan ketika seorang anak memberi tahu bahwa dia dibully atau dilecehkan di sekolah?
Petama, tanggapi kejadian itu dengan serius.
Kedua, hargai dan berterima kasihlah pada siswa tersebut karena telah melapor kepada Anda, lalu yakinkan dia bahwa itu bukan salahnya.
Ketiga, tunjukkan empati. Bantu anak yang dibully untuk membela dirinya sendiri dan bahwa dia bisa mengatakan tidak suka jika dikerjai oleh temannya.
Keepat, bicaralah dengan setiap anak yang terlibat dalam situasi ini secara terpisah. Hindari menyalahkan, mengkritik, atau meneriaki di depan wajah mereka. Serta hargai nilai kejujuran.
Pertimbangkan peran atau pengaruh kelompok. Bullying atatu kekerasan terkadang dilakukan berkelompok.
Jika bullying dilakukan oleh berkelompok, mereka semua harus menanggung konsekuensinya.
Kelima, ambil tindakan kepada pelaku bullying. Beritahu si anak, orang tuanya, dan kelas mengenai perkembangan kasusnya, dengan tetapi menghormati semua pihak.
Tindak lanjuti secara teratur dengan anak tersebut mengenai kemajuan yang dibuat mengenai masalah ini sesudahnya.
Bagaimana cara menghadapi anak-anak yang menjadi pelaku bullying?
Pertama, guru semestinya bersikap netral. Dengarkan cerita versi mereka.
Soroti perilaku yang tidak pantas dan tidak dapat diterima lalu ingatkan mereka akan aturan dan pedoman anti-bullying yang dibuat di tingkat sekolah atau kelas.
Kedua, bantu mereka dengan memahami alasan dibalik perilaku bullying yang mereka lakukan (seperti apakah mereka punya masalah di rumah, kurangnya perhatian, pengalaman bullying sebelumnya, dan lain-lain.)
Ketiga, tunjukkan empati dengan membagikan perasaan anak yang di-bully olehnya.
Keempat, terapkan konsekuensi tertentu untuk membantu mereka belajar dari situasi ini. Konsekuensi yang diberikan harus berhubungan dengan kesalahan mereka, masuk akal dan logis, serta dapat diterima untuk mengajarkan anak agar berperilaku lebih baik.
Kelima, jelaskan bahwa untuk menerima hak di kelas atau di sekolah, mereka harus mematuhi peraturan.
Hak tersebut misalnya untuk berpartisipasi dalam acara sekolah, bergabung dalam ekskul, perjalanan study tour, pelajaran olahraga, pentas seni, atau apapun yang dianggap sesuai dan menarik oleh anak-anak agar mereka tetap berusaha berbuat baik.
Keenam, bicarakan kepada orang tua mereka dan saling memberi solusi.
Baca Juga : 8 Langkah Ajari Anak Terhindar dari Bullying

Itulah beberapa peran penting seorang guru dalam merespon tindak kekerasan di dalam lingkup sekolah.
Oleh karena itu, pihak Dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Malang mengadakan pelatihan Calon guru penggerak demi wujudkan ekositem sekolah bersinar dan tanpa bullying.
Bertempat di ruang serba guna SMK Negeri 6 Malang kawasan jalan Raya Ki Ageng Gribig No 28, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Suwarjana, SE MM atau yang akrab disapa Mas Kadin buka kegiatan Lokakarya Orientasi (LO) Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 7 wilayah mitra Kota Malang.