Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
22/11/2024
SMARTLIVE

MTs Nurul Huda Babadan, Kembangkan Pembelajaran Ilmu Alat

wahyu_setiawan
  • Mei 30, 2021
  • 3 min read
MTs Nurul Huda Babadan, Kembangkan Pembelajaran Ilmu Alat

DIKSAR, Malangpost.id – Saat ini MTs Nurul Huda, Babadan, Ngajum sedang mengadakan program kurikulum baru, yakni membaca dan memahami Kitab Kuning.

Tujuannya supaya peserta didik tidak hanya mampu menguasai ilmu pendidikan umum semata, tapi juga mempelajari dan mampu memahami ilmu alat atau yang disebut ilmu nahwu sharaf.

“Saya berharap dengan mempelajari ilmu nahwu, murid-murid bisa memahami kitab-kitab salaf, selain memahami ilmu pendidikan umum,” kata Muhammad Rosyid M.Pd

Baca juga : Apa Sih Kelebihan Bersekolah di Pondok Pesantren Dibanding Umum?

Menurut Kepala MTs Nurul Huda Babadan ini, pembelajaran Kitab Salaf atau yang biasa disebut sebagai Kitab Kuning telah masuk ke ranah akademik kurikulum sekolah.

Sehingga bukan lagi masuk pada ranah ekstrakurikuler, yang bersifat tambahan. Melainkan sudah menjadi salah satu  pelajaran utama yang wajib diikuti oleh semua peserta didik.

Karakter Pondok Pesantren Dapat Dipertahankan

Dengan adanya program tersebut, menurutnya bertujuan agar karakter pondok pesantren bisa dipertahankan dan tidak hilang di lingkungan MTs Nurul Huda.

Mengingat membaca dan memahami Kitab Kuning telah menjadi bagian yang tak terpisah antara Pesantren dan Madrasah.

“Ini sesuai dengan tagline kita, memesantrenkan madrasah. Jadi apa yang ada di pesantren itu, kita adopsi di madrasah,” ungkap Rosyid

Diketahui walaupun pembelajaran ilmu alat hanya diberikan dengan durasi waktu tiga jam tiap minggunya. Namun sebagian besar peserta didik sudah bisa membaca Kitab Kuning dengan baik.

Dengan sederat keunggulan yang dipunyai, ternyata MTs Nurul Huda juga mempunyai keterbatasan waktu, yang disebabkan minimnya pendidik yang tersedia.

Baca juga : Ini Kelebihan dan Kekurangan Memasukkan Anak ke Sekolah Alam

“Tantangan kami berupa keterbatasan waktu dan keterbatasan tenaga pendidik,” kata Rosyid

Baca Juga:  Belajar Komunikasi Efektif di Dunia Kerja Bareng Good Word School of Communication

“Mendatang kita ingin bersinergi dengan Kyai dan ustaz sekitar madrasah, untuk ikut masuk menjadi tenaga pengajar di program Kitab Kuning ini,” sambungnya

Para lulusan atau alumnus MTs Nurul Huda Babadan, diketahui tak hanya mampu menguasai kitab kuning, akan tetapi juga mampu mengamalkannya.

Dengan perkembangan zaman yang semakin modern, kata Rosyid ilmu Kitab Kuning sangat penting untuk rujukan atau referensi terhadap ilmu-ilmu Agama secara mendalam.

“Saya berharap anak-anak mempunyai ilmu lengkap, Ilmu Agama untuk akhlaknya, melalui belajar kitab kuning. Hal ini supaya peserta didik bisa memahami Agama secara keseluruhan dan mendalam,” pungkasnya.

Penerapan Metode al-Ghoyah di Program Kitab Kuning

Kegiatan peserta didik mengikuti pembelaran Kitab Kuning di MTs Nuhul Huda, Babadan, Ngajum, Kab. Malang. (Sumber : Ist)

Sementara itu, Guru Kitab Kuning MTs Nurul Huda, Ginanjar Sigit Jatmiko M.Pdi mengungkapkan bahwa metode al-Ghoyah menjadi metode yang digunakan dalam program Kitab Kuning.

“Penerapan medote yakni menggunakan kaidah yang umum menuju kaidah yang khusus. Maksudnya ketika ada permasalahan bahasa itu dilihat dari kaidah dulu baru yang khusus,” kata Sigit

Dirinya menambahkan, pemilihan metode tersebut agar pembahasan bisa lebih melebar ke berbagai macam pemahaman, sehingga penguasaan Kitab Kuning kepada para siswa bisa lebih dipercepat.

Sigit lantas melanjutkan, metode ini berbeda dengan metode lain yang condong menggunakan hafalan. Namun lebih kepada penanaman pemahaman.

“Dengan cara ini menerjemahkan dan memahami Kitab Kuning akan lebih simpel. Anak-anak dengan jangka waktu yang tidak lama, juga bisa membaca Kitab Kuning dengan baik. Serta terjamahannya bisa terbatas,” tuturnya

Metode ini tidak mengandalkan buku-buku terjemahan guna memahami Kitab Kuning. Melainkan memahami Kitab Kuning langsung dari sumber aslinya.

“Sehingga hukum autentik bagi siswa yang menjadi generasi penerus ini akan benar-benar bisa terwujud,” ungkap Sigit

Baca Juga:  Tren Terkini dalam Ekosistem Halal: Sorotan PLANAR dan MIISE 2023

Dirinya berharap, dengan menjalankan metode al-Ghoyah peserta didik bisa lebih “melek” Kitab Kuning, sehingga tidak meninggalkan tradisi dari para ulama terdahulu.