Mencegah Bullying di Sekolah? Ini Cara Terbaik!

Bagaimana cara mencegah bullying di sekolah? Cek di sini!
DIKSAR, MalangLive – Sebagian besar anak-anak mungkin saja kerap digoda oleh saudara atau teman. Biasanya hal tidak berbahaya jika dilakukan dengan cara yang menyenangkan, ramah, dan saling menguntungkan, dan kedua anak itu menganggapnya lucu.
Tetapi ketika ejekan menjadi menyakitkan, tidak baik, dan terus-menerus, itu melewati batas menjadi intimidasi dan perlu dihentikan.
Pengertian bullying
Bullying adalah penyiksaan yang disengaja dengan cara fisik, verbal, atau psikologis. Hal ini bisa berupa tindakan memukul, mendorong, menyebut nama, mengancam, dan mengejek hingga memeras uang dan harta benda.
Beberapa anak menggertak dengan menghindari orang lain dan menyebarkan desas-desus tentang mereka. Yang lain menggunakan media sosial atau pesan elektronik untuk mengejek orang lain atau menyakiti perasaan mereka.
Dan dalam situasi ekstrem, ini dapat melibatkan ancaman kekerasan, kerusakan properti, atau seseorang yang terluka parah.
Lalu bagaimana cara mencegah bullying? Simak selengkapnya di sini!
Cara mencegah bullying di sekolah
Bullying dapat meninggalkan luka emosional yang dalam. Penting untuk menganggap intimidasi dengan serius dan tidak hanya mengabaikannya sebagai sesuatu yang harus “dilawan” oleh anak-anak dengan inilah orang tua dan guru harus tahu cara mencegah bullying yang paling efektif.
Efeknya bisa serius dan memengaruhi rasa aman dan harga diri anak-anak. Dalam kasus yang parah, intimidasi telah berkontribusi pada tragedi, seperti bunuh diri.
Perlakuan bullying bisa menimpa sejak dini dalam kehidupan seorang anak. Semakin cepat anak diajari tentang bullying dan efeknya, akan semakin baik.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bullying di sekolah.
1. Membangun iklim sekolah yang positif
Iklim sekolah adalah keseluruhan kualitas dan karakter kehidupan sekolah. Keadaan ini adalah “rasa” berada di sekolah, yang dapat muncul dari salam, cara menyelesaikan masalah, atau bagaimana orang bekerja sama; itu adalah “hati dan jiwa” sekolah, “kualitas dan karakternya”.
Sekolah dengan iklim positif mendorong perkembangan yang sehat, sementara iklim sekolah yang negatif dikaitkan dengan tingkat intimidasi, agresi, viktimisasi, dan perasaan tidak aman siswa yang lebih tinggi.
2. Mengajarkan kebaikan dan empati
Anak-anak mulai belajar bagaimana berperilaku pada usia dini dengan melihat dan mencontoh apa yang orang dewasa lakukan. Dimulai sejak di rumah, Anda perlu memperlakukan orang lain dengan hormat. Ucapkan ‘tolong’ dan ‘terima kasih’, bersikap baik dan ramah terhadap orang lain adalah beberapa contohnya.
Anak akan mengamati perilaku orang tua dan memilih membangun kebiasaan ini. Orang tua juga bisa menjelaskan kepada anak-anak perlunya berbagi dan bermain dengan baik. Contohnya, mereka tidak bisa begitu saja mengambil buku atau mainan anak lain karena mereka menginginkan hal tersebut.
3. Kenali tanda-tanda korban bullying
Kebanyakan anak tidak memberitahu siapa pun ketika mereka pernah atau sedang diganggu. Pastikan Anda dapat mengenali kemungkinan tanda-tanda bahwa anak menjadi korban bullying.
Beberapa tanda-tanda yang perlu diperhatikan jika terjadi bullying adalah:
- Menghindari sekolah atau kegiatan
- Perubahan kebiasaan makan
- Perubahan kebersihan
- Penurunan nilai akademik
- Sakit kepala, sakit perut, dan penyakit lainnya
- Perubahan suasana hati dan kepribadian
4. Berdayakan anak
Salah satu hal paling bermanfaat yang bisa orang tua lakukan adalah membekali anak-anak untuk menangani intimidasi. Berjalan menjauh, memberi tahu orang dewasa, atau menyuruh si penindas dengan suara tegas untuk berhenti, adalah semua strategi yang dapat Anda praktikkan bersama anak.
Penting juga untuk mengajari anak-anak bagaimana dan kapan harus melaporkan intimidasi ketika mereka menyaksikannya, dan membantu mereka memahami mengapa mereka tidak ingin menjadi saksi aksi bullying tersebut.
5. Sediakan media
Untuk membantu anak mengekspresikan diri mereka sendiri, terutama jika terjadi bullying, bisa menyediakan media agar mereka bisa menyalurkannya. Salah satunya dengan menulis cerita kreatif tentang bullying.
Atau mungkin mengadakan kompetisi untuk membuat poster artistik anti-intimidasi yang akan dipasang di sekitar sekolah, dan 3 teratas akan mendapatkan hadiah.
6. Tanamkan kebiasaan baik
Sangat penting untuk menanamkan pola pikir anti-intimidasi pada anak-anak. Hal ini mencakup mengajari anak untuk tidak memukul, mendorong, atau menggoda anak-anak lain. Selain itu, ajarkan juga anak-anak untuk bersikap kritis, menghakimi, membuat lelucon yang menyakitkan, dan menyebarkan desas-desus juga tidak sehat dan sebagai bentuk intimidasi. Cyberbullying juga merupakan masalah besar bagi anak-anak. Anda bisa mengajarkan sejak dini tentang perilaku online yang bertanggung jawab.
Sekolah Ramah Anak
Sebagai upaya pencegahan bullying yang terjadi di sekolah, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang berupaya untuk mewujudkan sekolah ramah anak.

Baca Juga : 8 Langkah Ajari Anak Terhindar Dari Bullying
Program sekolah ramah anak Disdik Kota Malang diharapkan bisa memberikan hak anak tanpa diskriminasi, memberikan apresiasi berdasarkan potensi dan kompetensi anak, memberikan ruang, waktu, tempat, dan kegiatan untuk anak tumbuh dan berkembang dari sisi pertumbuhan fisik, kognisi, dan psikososialnya.
Dalam mewujudkan sekolah ramah anak, Disdik Kota Malang melakukan berbagai program kerja dengan pelibatan aktif lintas sektor.
Suwarjana atau yang akrab disapa Mas Kadin mengunjungi dua sekolah untuk penyuluhan terkait bullying. Ia berharap para siswa tidak melakukan pembullyan pada temannya. Bermain dan bercanda sewajarnya tanpa melewati batas.
“Namun jika takut bisa bilang ke guru BK atau kepala sekolah. Tentunya harus benar sesuai dengan kenyataan yang ada.” ujarnya lagi.
“Mari kita bekerjasama, mewujudkan sekolah BERSINAR (Bersih, Indah, Sehat, Nyaman, Aman dan Religius). Dengan kebersamaan di antara semua pemangku kepentingan di dunia pendidikan, maka saya sangat yakin seyakin–yakinnya bahwa ekosistem satuan pendidikan di Kota Malang akan BERSINAR serta terbebas dari Bullying. Baik itu Bullying antar siswa maupun Bullying antara guru dengan siswa.” Pungkas Mas Kadin.