Membangun Desa Berbasis Penguatan Moderasi Beragama Menjadi Tema KKN UIN Malang
SMARTLIVE – Memasuki hari kedua pertemuan, perwakilan dari sembilan PTKIN ex-IAIN Sunan Ampel masih mematangkan persiapan KKN Kolaborasi Nusantara Persemakmuran IAIN Sunan Ampel di Ruang Meeting Hotel Swiss-Belinn, Malang, Kamis (2/3). Setelah pembukaan di hari sebelumnya, perwakilan yang terdiri dari Kepala LP2M dan Ketua Pusat Studi Pengabdian Masyarakat itu fokus pada penyusunan pedoman dan persiapan pelaksanaan KKN yang dimulai Juli hingga Agustus mendatang. Mengawali sesi pagi, Dr. Syaiful Mustofa menyampaikan bahwa tema KKN Kolaborasi Nusantara tahun 2023 adalah “Membangun Desa Berkelanjutan Berbasis Penguatan Moderasi Beragama dan Potensi Lokal”. Hal ini sesuai dengan amanah Kementerian Agama agar moderasi beragama disebarkan ke seluruh penjuru Indonesia untuk mengurangi radikalisme.
Pada kesempatan tersebut, seluruh perwakilan bekerjasama dalam pengeditan buku pedoman yang ada. Hal ini dianggap urgen agar pelaksanaan KKN yang diikuti mahasiswa dari berbagai kampus tersebut dapat berjalan baik dan lancar sesuai petunjuk. “Tentunya, tujuan pelaksanaan KKN pun akan tercapai sesuai ketetapan,” jelas Ketua Pusat Studi Pengabdian Masyarakat UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut.
Baca juga : Pengukuhan Guru Besar Digelar Kembali
Di tengah diskusi, Dr. Muhammad Muntahibun Nafis dari UIN SATU Tulungagung menyatakan persetujuannya atas tema Moderasi Beragama yang ditetapkan. “Namun, jadikan itu sebagai ruh KKN. Jangan sampai, karena kita hanya fokus di situ, sehingga mengabaikan potensi lain yang bisa dikembangkan saat pelaksanaan KKN Nusantara Persemakmuran ini,” jelasnya. Ia melanjutkan, banyak sekali potensi di masyarakat yang sayang sekali jika dilewatkan. Ia menekankan, inilah tugas utama kesembilan Persemakmuran IAIN Sunan Ampel, yakni menemukan, mengembangkan, serta memberdayakan potensi masyarakat.
Menurut UIN Malik Ibrahim Malang, Nafis melanjutkan Petunjuk Teknis (juknis) pelaksanaan KKN Nusantara Persemakmuran IAIN Sunan Ampel harus disusun dengan maksimal agar dapat berlaku secara umum. “Artinya, juknis ini tidak hanya relevan untuk satu kampus saja, namun juga berlaku untuk kesembilan instansi yang tergabung dalam Persemakmuran IAIN Sunan Ampel,” tambahnya.
Tahun ini, giliran UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang menjadi host KKN Nusantara Persemakmuran IAIN Sunan Ampel setelah tahun sebelumnya bertempat di UIN SATU Tulungagung. Kesembilan Ex-IAIN Sunan Ampel yang berpartisipasi dalam KKN Nusantara Persemakmuran ini adalah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Mataram, UINSI Samarinda, IAIN Ponorogo, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN KHAS Jember, IAIN Kediri, IAIN Madura, dan UIN SATU Tulungagung.