Mahasiswa Arsitektur ITN Malang Rancang Master Plan Lima Desa di Jombang dan Malang

SMARTLIVE, MALANG – Sebanyak 25 mahasiswa Program Studi Arsitektur S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang merampungkan program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) dengan merancang master plan pengembangan desa. Lima desa menjadi lokasi kegiatan, meliputi Desa Keboan, Carangrejo, Carangwulung, dan Panglungan di Kabupaten Jombang, serta Desa Putukrejo (Sumber Sirah) di Kabupaten Malang. Program KKNT yang berlangsung sejak Mei hingga Agustus 2025 ini menjadi periode terakhir sebelum digantikan oleh Program Kampus Berdampak. Selama empat bulan, mahasiswa angkatan 2022 terjun langsung ke masyarakat untuk menggali potensi desa dan menyusunnya dalam bentuk desain serta peta jalan strategis.Ketua Program Studi Arsitektur ITN Malang, Ir. Gaguk Sukowiyono, MT., menyampaikan bahwa program ini memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa sekaligus manfaat nyata bagi desa.
“Mahasiswa dihadapkan pada permasalahan kompleks di lapangan. Dengan ilmu yang mereka miliki, mereka dituntut untuk mampu menyelesaikannya. Desa juga terbantu karena kini memiliki pegangan untuk mengembangkan wilayah,” ujarnya, Senin (25/8/2025). Menurut Gaguk, master plan hasil rancangan mahasiswa menjadi panduan penting bagi pemerintah desa untuk mengajukan pendanaan ke berbagai pihak, termasuk CSR perusahaan maupun dinas terkait. Selain itu, program ini sekaligus menjadi bentuk promosi dan menjadikan desa-desa tersebut sebagai desa binaan ITN Malang. Dosen pendamping KKNT, Komang Ayu Laksmi H.S., ST., M.Ars, menambahkan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam program ini penting untuk mengasah keterampilan komunikasi dan kemampuan menghadapi berbagai pemangku kepentingan.

“Mereka belajar berinteraksi langsung dengan stakeholder dan berkomunikasi dengan cara berbeda dari lingkungan kampus. Itu jadi bekal penting setelah lulus,” katanya. Salah satu desa yang telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) adalah Desa Carangrejo, Jombang, yang sebelumnya menerima penghargaan Proklim Utama dari KLHK. Pada FGD tersebut, mahasiswa menghadirkan konsep “Carangrejo BioVibe” dengan mengusung tema kontemporer-biofilik, yaitu perpaduan desain modern dengan nuansa alami.
Tim mahasiswa merancang alun-alun desa sebagai pusat kegiatan, dilengkapi fasilitas pendukung UMKM, seni, edukasi, dan rekreasi. Beberapa rencana pembangunan meliputi amfiteater, foodcourt, lapangan multifungsi, galeri pameran, kolam renang, area kebugaran, playground, musala, serta area parkir. Konsep ini juga memasukkan taman pangan edukatif dan penggunaan material lokal ramah lingkungan. Putra Nabil Rabbani, salah satu mahasiswa perancang, menyebut desain tersebut diharapkan mampu menghidupkan kembali pujasera desa yang sepi sekaligus menghadirkan ruang interaksi baru bagi warga.
“Desain ini kami susun untuk menjawab kebutuhan desa akan pusat kegiatan, rekreasi, sekaligus penguatan ekonomi lokal,” ujarnya. Tahap FGD di lima desa dijadwalkan selesai pada September 2025. Dengan adanya master plan, perangkat desa kini memiliki peta jalan pengembangan yang jelas dan berkelanjutan. (Ab)