Belajar Sejarah Islam : Ini 10 Kerajaan Islam Pertama di Indonesia
DIKSAR, Malangpost.id – Keberadaan kerajaan Islam di Indonesia diperkiraan ada pada abad ke-13 ketika kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha mulai surut. Agama Islam masuk ke Indonesia. Islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Arab, Persia, Gujarat (India), dan Cina.
Namun secara teori, secara umum terdapat 3 teori besar tentang asal mula penyebaran Islam di Indonesia. Teori tersebut adalah teori Gujarat, teori Makkah (Arab) dan teori Persia. Teori-teori tersebut menjawab tentang permasalahan waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan pennyebar atau pembawa Islam ke Indonesia.
Islam sampai di Indonesia dan mampu berkembang dengan pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa kerajaan Islam yang berdiri di Nusantara. Berikut merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri di Indonesia.
1. Kerajaan Perlak (840-1292)
Kerjaan Islam yang pertama kali berdiri di Indonesia adalah Kerajaan Perlak (Peureula) yang terletak di Sumatra. Kerajaan ini berdiri di Aceh Timur pada pertengahan abad IX tepatnya pada tahun 840-12929 Masehi. Raja pertama dari Kerajaan Perlak adalah Raja Alauddin Syah.
Baca juga : Sudah Tahu Sejarah Hari Raya Waisak? Cek Informasinya di Sini!
Perlak adalah daerah yang terkenal dengan produksi kayu perlak yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kapal. Hal tersebut membuat wilayah tersebut banyak dikunjungi oleh para pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia yang membuat perkembangan Islam semakin pesat.
Raja pertama Kerajaan Perlak yaitu Alauddin Syah memerintah cukup lama. Kemudian kepemimpinan berganti 18 kali pergantian hingga sampai pada kepemimpinan raja terakhir Muhammad Amir Syah. Ia juga mengawinkan antara putrinya dengan Malik Saleh. Malik saleh inilah yang menjadi awal berdirinya Kerajaan Samudra Pasai.
2. Kerajaan Ternate (1257)
Kerajaan Ternate berdiri pada tahun 1257 yang berlokasi di Sampalu ibu kota Maluku Utara. Keluarga Kerajaan Ternate memeluk Islam pada masa pemerintahan Marhum tahun 1465-1486. Kerajaan Ternate merupakan penghasil rempah-rempah yang besar, dimana pada masa itu rempah-rempah merupakan salah satu komoditas yang cukup bernilai.
Selain itu, Kerajaan Ternate juga memiliki militer yang kuat. Pada masa kejayaannya yaitu pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate memiliki 100 kapal kora-kora. Pada masa tersebut Sulta Baabullah juga mendapat gelar “Yang Dipertuan di 72 pulau”. Ia berhasil mengusir Portugis dari tanah Maluku yang akan menguasai Kerajaan Ternate.
Keruntuhan kerajaan Ternate terjadi saat Belanda datang. Belanda berhasil memonopoli perdagangan dari Kerajaan Ternate. Monopoli tersebut menguntungkan bagi Belanda namun merugikan bagi Kerajaan Ternate. Sehingga Kerajaan Ternate berhasil diruntuhkan oleh Belanda.
3. Kerajaan Samudra Pasai (1267-1521)
Salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia adalah Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh Kabupaten Lhok Seumawe atau yang kini disebut Aceh Utara. Kerajaan ini muncul pada abad ke-13 dengan pendiri dan raja pertama yaitu Malik al-Saleh sebagai hasil dari Islamisasi oleh pedagang-pedagang muslim di daerah pantai yang pernah disinggahi.
Penemuan tentang berdirinya Kerajaan Samudra Pasai didukung dengan adanya nisan yang terbuat dari granit yang berasal dari Samudra Pasai. Keberadaan kerajaan ini dibuktikan dengan sumber sejarah berupa batu nisan yang bertuliskan Sultan Malik as-Saleh dengan angka tahun 1297
Baca juga : Yuk Belajar Lagi Tentang Sejarah Hari Pahlawan Nasional
Pada masa kejayaanya, Kerajaan Samudra Pasai mampu menjadi pusat perdagangan dengan lada sebagai komoditas utama. Lada Kerajaan Samudra pasai dikenal memiliki kualitas yang baik dan diminati oleh pembeli dari berbagai penjuru negeri.
Kerajaan Samudra Pasai mengalami keruntuhan saat terjadi perang saudara dan perebutan kekuasaan. Ditambah lagi Portugis yang mulai menyerang kerajaan pada tahun 1521.
4. Kerajaan Gowa (1300-1945)
Keajaan Gowa merupakan kerajaan Islam yang terletak di Sulawesi Selatan. Dimana kerajaan ini menjadi salah satu kerajaan yang cukup besar dan juga memiliki kekuatan militer yang cukup besar. Kerajaan Gowa mampu menjadi pusat perdagangan di Indonesia timur mulai dari Sulawesi, Maluku, NTT hingga timur Kalimantan.
Kerajaan Islam ini giat melakukan dakwah Islam. Puncak kejayaan Kerajaan Gowa ialah pada pemerintahan Sultan Hasanuddin. Sebagian besar dari masyarakat Gowa bekerja sebagai pedagang dan nelayan. Hal ini karena sebagian besar wilayahnya adalah laut atau maritim.
Kerajaan Gowa tidak runtuh, bahkan sampai Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Kesultanan Gowa secara resmi bergabung ke republik Indonesia dan menjadi salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan, yaitu Kabupaten Gowa.
5. Kesultanan Malaka (1405-1511)
Kesultanan Malaka adalah kerajaan Islam Melayu yang berdiri di tanah Malaka. Kerajaan Malaka didirikan oleh Parameswara pada tahun 1405. Awalnya masyarakat Malaka belum memeluk agama Islam. Seiring berjalannya waktu, Islam perlahan berkembang hingga sampai Kerajaan Malaka.
Baca juga : Sudah Tahu Sejarah Hari Santri Nasional 22 Oktober?
Masa kejayaan Kesultanan Malaka terjadi pada abad ke-15 dan menjelma menjadi kerajaan Islam yang besar. Tempat berdirinya Kesultanan Malaka pun strategis, terletak di Selat Malaka yang memisahlan kepulauan Sumatra dengan Malaysia sehingga menjadi jalur perdagangan Internasional pada masa itu.
6. Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677)
Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama yang berdiri di wilayah Jawa Barat. Cirebon memiliki lokasi yang dilewati jalur perdagangan dan pelayaran sehingga dapat dikatakan strategis. Terletak di utara Pulau Jawa, Cirebon juga merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pada saat Sunan Gunung Jati memimpin Kesultanan Cirebon, ajaran Islam berkembang ke berbagai daerah. Majalengkan Galuh, Sunda Kelapa, dan Banten merupakan daerah persebaran ajaran Islam oleh Sunan Gunung Jati.
Baca juga : Hari Anak Nasional: Makna dan Tujuan Memperingatinya
Ketika Sunan Gunung Jati meninggal, cicitnya yang memiliki gelar Panembahan Ratu atau Pangeran Ratu menggantikannya. Setelah Pangeran Ratu meninggal, pada 1650 M, ia digantikan oleh Panembahan Girilaya yang merupakan putranya. Setelah beberapa waktu, Panembahan Girilaya meninggal sehingga Kesultanan Cirebon terbagi menjadi dua. Dua pecahan Kesultanan Cirebon dipimpin oleh Martawijaya dan Kartawijaya yang keduanya merupakan putra dari Panembahan Girilaya.
7. Kerajaan Demak (1478-1554)
Saat posisi Raja Majapahit melemah, Islam berkembang di wilayah Jawa. Wali Songo sepakat untuk menjadikan Raden Patah sebagai raja pertama Kerajaan Demak. Pada saat itu pemerintahan dipercayakan kepada ulama, seperti Sunan Kalijaga dan Ki Wanalapa yang diangkat menjadi penasihat kerajaan. Masa keemasan Kerajaan Demak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Trenggono.
8. Kerajaan Islam Banten (1526-1813)
Seusai Fatahillah mampu menaklukkan Portugis di Sunda Kelapa, Banten dikembangkan untuk penyiaran agama dan pusat perdagangan. Kesultanan Banten berasal dari Kesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon yang memperluas kekuasaannya di utara dari Pulau Jawa.
Sultan Agung Tirtayasa merupakan pemimpin yang terkenal dari Kesultanan Banten. Ia mampu memberikan perlawanan terhadap monopoli VOC yang merugikan untuk Kesultanan Banten. Keruntuhan Kesultanan Banten disebabkan oleh terjadinya perang saudara antara anak Sultan Ageng Tirtayasa, Sultan Haji, yang merebut tahta dari ayahnya sendiri.
9. Kerajaan Pajang (1568-1586)
Kerajaan Pajang merupakan penerus dari Kerajaan Demak. Pemimpin pertama Kerajaan Pajang adalah Jaka Tingkir. Sultan Trenggono mengangkat Jaka Tingkir menjadi pemimpin di Kerajaan Pajang setelah mengawinkan Jaka Tingkir dengan anak perempuannya.
Sepeninggalan Raja Demak, Jaka Tingkir memerintahkan semua benda pusaka dipindah ke Pajang. Ia menjadi raja yang paling berpengaruh di Jawa hingga medapatkan gelar Sultan Adiwijaya. Ia melakukan perluasan wilayah ke timur hingga Madiun. Jaka Tingkir juga mampu menduduki Kediri dan Blora pada tahun 1577.
Baca juga : Kamu Wajib Tahu! Ini Fakta Dan Sejarah Hari Tritura!
Setelah Jaka Tingkir meninggal, kekuasaan dilanjutkan oleh Arya Pangiri. Kemudian kekuasaan berganti di tangan Pangeran Benowo.
10. Kerajaan Mataram Islam (1588-1680)
Kerajaan Mataram Islam terletak di Jawa Tengah. Luas wilayah Kerajaan Mataram meliputi pulau Jawa, Madura, dan Kalimantan Barat. Sutawijaya adalah orang yang mendirikan Kerajaan Mataram yang memiliki gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.
Masa keemasan Kerajaan Mataram ada pada kepemimpinan Sultan Agung Hanyakrakusuma. Pada masa itu, kekuasaan Mataram berhasil menyatukan semua wilayahnya yang sangat luas. Kerajaan Matarm juga sempat bekerjasama dengan pihak Belanda (VOC) untuk mempererat hubungan mereka. Raja yang terkenal di Kerajaan Mataram adalah Sultan Agung yang sangat dipuja oleh rakyatnya.
Baca juga : Menilik Sejarah Hari Gizi Nasional
Kerajaan Mataram Islam mengalami keruntuhan setelah konflik politik dan pembagian kekuasaan, yaitu Ngayogyakarta dan Kasunan Surakarta yang tertera pada Perjanjian Giyanti.
Sebagai rakyat Indonesia, kita wajib bangga karena di Indonesia ini pernah berdiri kerajaan-kerajaan yang besar dan memiliki pengaruh luar biasa bagi peradaban selanjutnya. Bahkan beberapa peninggalan-peninggalan dari kerajaan-kerajaan tersebut sampai saat ini masih ada. Hal tersebut menjadi bukti yang wajib kita jaga sebaik mungkin.