Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
22/11/2024
SMARTLIVE

Kajian Moderasi Beragama di UIN Malang, Gus Ulil: Wacana Moderasi Beragama Milik Semua Umat

desi3
  • Juli 11, 2023
  • 3 min read
Kajian Moderasi Beragama di UIN Malang, Gus Ulil: Wacana Moderasi Beragama Milik Semua Umat

SMARTLIVE – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang atau UIN Maliki Malang mengadakan Kajian Literacy Enrichment on Religious Moderation di Aula Micro Teaching pada Selasa, 11 Juli 2023.

Acara ini diselenggarakan di Aula Micro Teaching, Gedung Center of Laboratories, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Maliki Malang.

Muhammad Yahya, Ph.D, dosen FITK UIN Malang yang sekaligus juga Kepala Pusat Studi Moderasi Beragama dan Sosial Budaya menyatakan, pihaknya ingin agar bahasan moderasi beragama selalu hidup di kalangan pendidikan.

“Hal ini menjadi salah satu upaya kampus untuk memutus tali radikalisme yang masih sering terjadi,” ujarnya.

Dalam forum kajian tersebut turut hadir Rektor UIN Malang Prof. Dr. H. M. Zainuddin, MA

Sementara itu, turut hadir juga sebagai narasumber kajian adalah Cendikiawan Muslim Indonesia KH Ulil Abshar Abdalla.

Akrab disapa Gus Ulil, yang juga pengurus PBNU ini menyampaikan materi mengenai konsep ‘Moderasi Beragama’ yang dianggap langkah untuk menangkal kemunculan aliran ektremisme dan kekerasan yang berlandaskan agama di Indonesia.

Gus Ulil menerangkan bahwa ide moderasi beragama tidak muncul begitu saja karena konsep ini memiliki sanad atau silsilah dan genealogi.

Menurutnya, dari kajian jalur sanad, ada tiga sumber gagasan bagi moderasi beragama.

“Pertama adalah gagasan-gagasan yang bersumber dari lingkungan Nahdlatul Ulama. Kemudian, gagasan-gagasan yang bersumber dari Muhammadiyah. Dan terakhir, dan tak kalah penting, ialah gagasan-gagasan yang bersumber dari pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh reformis,” ucapnya.

Berbicara di hadapan sivitas akedemik UIN Malang, Gus Ulil mencoba membicarakan tema tersebut dalam perspektif yang berbeda.

Menurutnya, moderasi beragama adalah wacana yang sangat luas sehingga jika ditilik dalam bahasan yang sempit, justru tidak akan terlihat sisi uniknya.

Baca Juga:  Milenial, Ini Jurusan Kuliah Populer 2022!

“Moderasi beragama bukan lagi wacana yang partikuler, namun saat ini sudah menjadi bahasa universal, bahasan semua umat,” jelasnya.

Ia menambahkan, merupakan kekeliruan jika memusatkan moderasi beragama di kalangan Muslim saja.

“Memang, moderasi beragama muncul karena terjadinya dinamika dalam tubuh umat Islam. Namun, karena ini Indonesia dengan kebhinekaannya, maka tidak bisa menggunakan perspektif Islam saja saat menjelajahi moderasi beragama,” lanjutnya.

Gus Ulil menyinggung dasar konseptual moderasi beragama dan menurutnya ada dua kepentingan ketika membicarakan tema ini.

“Pertama, moderasi beragama adalah kepentingan pemerintah. Hal ini merupakan bentuk respon aktif pemerintah tentang dinamika global yang terjadi di tengah masyarakat Islam, yang merupakan golongan mayoritas di Indonesia,” ujarnya.

Ia mengatakan, pemerintah mencoba menjadi mediator di tengah banyaknya tantangan, seperti radikalisme, kasus kekerasan, Islamisme, dan jihadisme.

“Tugas utama pemerintah adalah membuat aturan-aturan yang implementatif dan aplikatif agar tidak ada lagi kekacauan dan ketidakstabilan dalam wacana moderasi beragama,” tambahnya.

Untuk kepentingan selanjutnya adalah milik masyarakat, dengan adanya istilah kepentingan eksploratif.

Berbeda dengan pemerintah sebagai regulator, tugas masyarakat adalah menggali sebanyak mungkin apa saja yang bisa dipelajari dari wacana tersebut.

Ketika membicarakan moderasi beragama, tentunya masyarakat akan memiliki sudut pandang yang sangat berbeda dari pihak pemerintah.

Gus Ulil mengapresiasi adanya kajian moderasi beragama di lingkup edukasi dalam institusi pendidikan seperti UIN Malang.

Menurutnya, bahasan tersebut akan dieksplor dari sudut pandang yang beragam.

“Tentu ada pergulatan, diskusi, juga ragam argumen yang pro dan kontra dalam masyarakat. yang tentunya akan memperkaya literasi moderasi beragama ini,” pungkasnya.