Halaqah Diniyah Jadi Gerbang Mahasiswa Baru Unisma, Tak Hanya Belajar Ilmu tapi Juga Akhlak

SMARTLIVE – Ribuan mahasiswa baru Universitas Islam Malang (Unisma) menjalani pengalaman unik di awal perkuliahan mereka. Bukan hanya orientasi kampus, melainkan Halaqah Diniyah — forum penguatan karakter yang menjadi ciri khas kampus Nahdlatul Ulama (NU).
Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (25/9/2025) ini diwarnai semangat religiusitas. Para mahasiswa disambut langsung oleh Rektor Unisma, Prof Junaidi, yang menegaskan bahwa halaqah diniyah adalah tahap penting dalam membentuk mahasiswa yang utuh: cerdas, beragama, dan berkarakter kebangsaan.

“Dalam Oshika Maba kemarin kita meletakkan dasar kecendekiaan dan profesionalisme. Nah, melalui halaqah diniyah ini kita membangun karakter keislaman dan religiusitas mahasiswa,” jelas Prof Junaidi.
Halaqah diniyah di Unisma bukan sekadar ceramah. Ada tokoh-tokoh yang dihadirkan untuk memberikan materi, di antaranya KH Abdullah Syamsul Arifin, Ketua Lembaga Dakwah PBNU sekaligus pengasuh Ponpes Darul Arifin Jember. Dengan gaya khas seorang kiai, ia menekankan pentingnya mahasiswa menjaga nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk saat menuntut ilmu di perguruan tinggi.
Ketua Panitia, Imam Safi’i, yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Pengkajian Keislaman dan Keaswajaan (LPIK) Unisma, menjelaskan bahwa ada lima materi utama yang diberikan kepada mahasiswa baru: etika belajar di perguruan tinggi, etika berpakaian menurut Islam, etika pergaulan, etika komunikasi, dan pendalaman amaliyah NU.
Menariknya, Unisma juga punya sistem berkelanjutan untuk memastikan mahasiswa tidak hanya memahami teori, tapi juga menguasai praktik ibadah. Misalnya, kemampuan membaca Al-Qur’an dan sholat akan dipantau secara rutin. “Jika ada mahasiswa yang belum lancar, mereka akan dibimbing melalui madrasah diniyah. Targetnya, sebelum lulus semua mahasiswa sudah siap dan matang secara keagamaan,” jelas Imam.
Bagi mahasiswa baru, suasana halaqah diniyah terasa berbeda. Ada nuansa kebersamaan sekaligus spiritualitas yang kuat. Mereka tidak hanya diperkenalkan pada dunia akademik, tetapi juga diarahkan untuk memahami peran sebagai generasi muda yang siap mengabdi pada agama, bangsa, dan masyarakat.
Dengan pendekatan ini, Unisma menegaskan jati dirinya sebagai kampus NU yang mengutamakan keseimbangan: ilmu, agama, dan karakter kebangsaan. Halaqah diniyah pun menjadi titik awal mahasiswa baru untuk memulai perjalanan kuliah, bukan hanya sebagai pencari ilmu, tetapi juga sebagai insan berakhlak. (Ab)
1 Comment
I just could not depart your web site prior to suggesting that I really loved the usual info an individual supply in your visitors Is gonna be back regularly to check up on new posts