FIB UB Penyelenggara Resmi JLPT di Indonesia, Layani Lebih dari 3.000 Peserta
SMARTLIVE – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) dipercaya menjadi penyelenggara resmi Japanese-Language Proficiency Test (JLPT) untuk wilayah Malang. Penyelenggaraan ujian ini dilaksanakan serentak secara global pada Minggu (6/7/2025), dengan pelaksanaan teknis yang tersebar di tiga lokasi: FIB UB, STIE Malang Kucecwara (ABM), dan SMK Negeri 2 Malang.
Kegiatan ini bukan sekadar ujian kompetensi kebahasaan, melainkan juga manifestasi dari reputasi FIB UB dalam menjalin kerja sama strategis dengan lembaga internasional seperti Japan Foundation, serta menjadi bagian dari jejaring global yang memfasilitasi ribuan peserta dalam pengukuran kemampuan berbahasa Jepang secara terstandar dan sistematis. Dr. Aji Setyanto, S.S., M.Litt., Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa FIB UB, menjelaskan bahwa JLPT adalah tes kompetensi bahasa Jepang yang diadakan serentak di seluruh dunia.
Tes diadakan dua kali dalam setahun minggu pertama Juli dan Desember. “Pelaksanaan JLPT ini memerlukan manajemen yang solid karena skala ujian sangat besar dan waktunya bersamaan di seluruh dunia. Di wilayah Malang saja, peserta mencapai lebih dari 3.000 orang,” ujar Dr. Aji.
Karena jumlah peserta yang sangat besar, pelaksanaan JLPT di Malang dibagi ke dalam tiga lokasi utama:
(1) FIB UB untuk peserta level N4
(2) STIE Malang Kucecwara (ABM) untuk level N1, N2, dan N5, serta
(3) SMK Negeri 2 Malang untuk level N3 dan sebagian N4.
“Pembagian ini disesuaikan dengan kapasitas lokasi dan distribusi level peserta. Kami pastikan setiap lokasi memiliki standar kenyamanan dan keamanan ujian,” jelasnya. Peserta datang dari berbagai penjuru Indonesia, bahkan tercatat berasal dari Jakarta hingga Aceh, yang memilih Malang sebagai lokasi ujian karena kombinasi reputasi akademik dan daya tarik pariwisata kota ini.
Penyelenggaraan JLPT di Malang melibatkan tidak kurang dari 300 orang pengawas dan asisten pengawas. Para pengawas diwajibkan memiliki kemampuan berbahasa Jepang dan sebagian besar berasal dari dosen, guru, serta alumni program studi bahasa Jepang dari UB, UNESA, dan kampus-kampus lain di Jawa Timur. Sementara itu, asisten pengawas berasal dari tenaga kependidikan, staf institusi mitra, hingga relawan berpengalaman dalam pengawasan ujian nasional atau ujian masuk perguruan tinggi.
“Koordinasi lintas lokasi, lintas jenjang, dan lintas institusi menjadi kunci sukses pelaksanaan. Ini bukan hanya soal teknis, tetapi juga komitmen kolektif,” tambah Dr. Aji yang juga bertindak sebagai Penanggung Jawab Wilayah JLPT Malang. Tes JLPT merupakan ujian yang sepenuhnya terstandarisasi oleh Japan Foundation, mulai dari distribusi soal hingga pemrosesan hasil. Seluruh lembar jawaban peserta akan dikirim kembali ke Jepang untuk dikoreksi secara digital, dan hasil ujian nantinya akan dikirimkan kembali ke panitia lokal untuk didistribusikan kepada peserta.
Saat ini, JLPT diselenggarakan secara resmi di 14 titik di Indonesia, yang mewakili kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Malang, Denpasar, dan lainnya. Penambahan jumlah titik ujian ini menunjukkan tingginya minat masyarakat terhadap penguasaan bahasa Jepang yang kredibel dan bersertifikat internasional. Keberhasilan penyelenggaraan JLPT oleh FIB UB memperkuat posisi institusi ini sebagai sentra unggulan pengembangan kebahasaan dan kerja sama internasional.
Di tengah kompleksitas logistik dan ekspektasi tinggi terhadap standar mutu, pelaksanaan berjalan tertib, profesional, dan berintegritas tinggi. “Tes ini bukan hanya soal menjawab soal, tetapi soal membangun kepercayaan dan kredibilitas dalam skala global. Dan FIB UB telah menunjukkan kapasitas itu,” pungkas Dr. Aji.
