Dua Hafidzah Lulusan Farmasi UIN Malang Menjadi Lulusan Terbaik

KAMPUS, MalangLive – Rabu (20/7) telah dilaksanakan prosesi Yudisium Program Studi Sarjana Farmasi Periode II Tahun 2022 oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang di Aula Serbaguna Kampus 3 FKIK UIN Malang. Kegiatan ini dihadiri oleh para lulusan dan segenap Pimpinan Dekanat FKIK UIN Malang. Pada yudisium periode ini, Program Studi Sarjana Farmasi (PSSF) berhasil meluluskan 74 orang mahasiswa/i. Diantara seluruh peserta yudisium tersebut, dibacakan 8 orang lulusan terbaik kategori akademik dan non akademik.
Menariknya, peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi kali ini diraih oleh dua orang yang keduanya sama-sama penghafal al-Quran. Dua mahasiswa yang akan menjadi sorotan kali ini adalah Ilmiyatul Muhimah (Hafidzoh 30 Juz) dan Riznah Al Rizqiyah (Hafidzoh 10 Juz) dengan raihan IPK tinggi yaitu 3,71.
Dihubungi secara daring, Rabu (20/7), Ilmiyatul Muhimah dan Riznah al-Rizqiyyah menyampaikan kesan pesan atas pencapaian dan harapannya untuk FKIK UIN Malang.

Ilmiyatul Muhimah mengaku sangat bersyukur dan bahagia atas pencapaiannya. Baginya, meraih IPK tertinggi merupakan sebuah penghargaan atas kerja keras yang telah dilakukan selama proses studi. Selain itu, hal ini juga merupakan tanggung jawab untuk tetap menjadi contoh di masa depan. Tiga kunci yang dipegangnya adalah manajemen waktu, belajar dengan perasaan bahagia, serta tawakal. Rencanaya, ia akan melanjutkan studi profesi apoteker di kampus impiannya.
Riznah al-Rizqiyyah mahasiswa asal Blitar, putri dari bapak Tri Kustono Adi dan Ibu Mujiastuti juga menuturkan bahwa prestasi yang diraihnya saat ini adalah berkat doa serta kerjasama dari keluarga dan teman-teman seperjuangan. Perihal rencana studi lanjutan, anak wali dari Ibu Meilina Ratna Dianti, S.Kep., Ns., M.Kep. mengatakan bahwa ia akan melanjutkan ke jenjang profesi apoteker.
Saat ditanya mengenai manajemen waktu antara kuliah dan menjaga hafalan, keduanya sama-sama memiliki prinsip dan komitmen yang dipegang. “Jika ingin menjaga al-Quran di tengah kesibukan, maka jagalah motivasi dan beradalah di lingkungan yang mendukung”, ungkap Ilmi. Motivasinya sendiri adalah janji Allah bahwa Allah akan menjaga hamba-Nya yang menjaga al-Quran. Tidak jauh berbeda, Riznah menuturkan bahwa cara yang ia lakukan adalah meluangkan waktu untuk murajaah di tengah sela-sela kesibukan belajar, menurutnya dengan meluangkan waktu bersama Al-Qur’an ia merasa menjadi lebih fresh saat belajar.
Ilmi dan Riznah juga memberikan semangat kepada seluruh mahasiswa yang juga dalam proses menghafalkan Al-Qur’an. Keduanya sepakat bahwa muroja’ah ditengah kesibukan kuliah memang sangat berat, namun tetap harus dilakukan. “Tetap semangat dan konsisten untuk memperjuangkan hal yang sudah dimulai. Semangat para penghafal Al-Qur’an!”, tutur Ilmi dan Riznah.
Terakhir, Ilmi dan Riznah berharap agar FKIK UIN Malang segera membuka program studi apoteker dan jurusan kesehatan lainnya lainnya serta mencetak lulusan ulul albab yang juga mempertahankan konsep integrasi sampai kelak.