Bimtek Hari Kedua, Ini Cara Membuat Karya Tulis Ilmiah yang Berkualitas
KAMPUS, Malangpost.id – Bimtek Penulisan dan Publikasi Ilmiah Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang telah masuk pada hari kedua, Kamis (10/3/2022).
Malangpost.id temui saat pelaksanaan bimtek hari kedua, Wakil Direktur Pascasarjana UIN Maliki Malang Drs H Basri Zain MA PhD berpesan agar mahasiswa tidak pragmatis.
“Pragmatis itu menghasilkan penelitian, tapi dengan cara yang tidak halal dan tidak dapat dibenarkan,” jelasnya, Kamis (10/3/2022).
Misalnya parafrase hasil karya orang lain lebih dari tiga halaman dan mahasiswa klaim sebagai karya milik sendiri. Hal ini menurutnya menjadi tindakan ilegal dan merupakan plagiarisme.
Baca Juga: Bimtek Penulisan dan Publikasi Karya Ilmiah, Wadir Ingatkan Etika Menulis
“Dengan kata lain, mahasiswa perlu memperhatikan etika dalam penulisan itu kejujuran. Namun persoalannya, sekarang ada dosen dengan mahasiswa yang berkolaborasi secara pragmatis,” tegas Basri Zain.
Sebab itu, ia berharap mahasiswa tidak pragmatis dan dosen mendidik dan mendorong mahasiswa untuk menulis dengan kerangka etika akademik yang benar.
Dirinya juga menyampaikan, orang tidak akan bisa menulis tanpa membaca. Sayangnya persoalan saat ini, seseorang menulis namun tidak membaca.
“Ini terbalik, itu yang menurut saya tidak benar dan terjadi,” tegasnya.
Hal Krusial Dalam Tulisan Ilmiah
Sementara itu, Narasumber bimtek Prof Dr H Ahmad Taufiq MSi menyampaikan terdapat dua hal yang krusial dalam tulisan ilmiah. Yakni konten dan konteks, baik jurnal nasional maupun internasional.
Kedua hal tersebut harus berjalan seimbang supaya hasil tulisan ilmiah bisa maksimal. Artinya jika kontennya bagus, maka konteksnya juga harus bagus.
“Ini juga dua kemampuan yang harus kita kuasai dalam menghasilkan karya ilmiah yang bereputasi adalah kemampuan menganalisis data dan mengolah kata. Di samping kebaruan riset,” tegasnya.
Baca Juga: Pascasarjana UIN Maliki Malang Lakukan Orientasi Bagi Mahasiswa, Ini Tujuannya
Prof Taufiq lantas menekankan, publikasi tidak serta merta hadir dan keluar. Sebab tulisan ilmiah harus dimulai dengan ide-ide yang menarik dan up to date.
“Benar-benar harus hati-hati. Tidak perlu sampel yang besar, objek yang skala besar. Tapi yang terpenting itu menarik dari beberapa aspek. Baru kita susun dengan tulisan yang berkualitas,” pungkasnya.