Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
21/09/2024
SMARTLIVE

Berbagai Gaya Pengasuhan Serta Dampaknya pada Karakter Anak

desi3
  • Januari 20, 2022
  • 4 min read
Berbagai Gaya Pengasuhan Serta Dampaknya pada Karakter Anak

PAUD, malangpost.id – Kepribadian seorang anak merupakan hasil dari pola asuh yang diterapkan. Gaya pengasuhan yang diterapkan pada anak bisa memengaruhi seluruh aspek tumbuh kembang mereka. Anak akan tumbung menjadi pribadi yang utuh atau tidak, semua tergantung dari cara pengasuhannya.

Pada dasarnya, tidak ada anak yang terlahir baik atau buruk. Perilaku dan perkembangan anak terkait erat dengan tipe pola asuh orang tua. Bahkan, bisa memengaruhi pribadi anak saat ia dewasa. Pola asuh anak yang baik harus menunjang perkembangan mental, psikologis, dan sosial yang sehat.

Ada empat tipe pola asuh anak dalam dunia psikologi sebagaimana kami lansir dari berbagai sumber. Masing-masing tipe memiliki dampak yang berbeda terhadap pembentukan karakter anak di kemudian hari.

Berikut empat gaya pengasuhan anak yang perlu diketahui orang tua

1. Pola asuh demokratis (Authoritative parenting)

Pola asuh demokratis atau authoritative parenting merupakan pola pengasuhan anak yang paling baik. Tipe pengasuhan ini menjadi kombinasi antara pola asuh otoriter dan permisif.

Orang tua yang menggunakan pola asuh ini menerapkan aturan serta batasan dan menggunakan konsekuensi yang konsisten jika aturan tersebut dilanggar. Anak dijelaskan tentang tujuan batasan dan konsekuensi tersebut. Selain itu, anak juga diberikan kesempatan mengutarakan pendapat. Sehingga, komunikasi dua arah terbentuk dengan anak bisa memberikan pendapat sedangkan orang tua bisa mempertimbangkan pendapat mereka.

Umumnya orang tua yang menerapkan pola asuh ini bertindak tegas dan disiplin, namun tetap penuh kasih sayang dan suportif. Hal ini akan mendorong rasa tanggung jawab, kemandirian, dan keterampilan sosial yang baik pada anak.

Baca juga: Kenali Karakteristik Buah Hati Anda Sejak Dini!

Baca Juga:  Pelantikan Sumpah Jabatan 2 perawat gigi dan 85 Calon Dosen Tetap Non-PNS

2. Pola asuh otoriter (Authoritarian parenting)

Tipe pola asuh otoriter adalah pengasuhan dengan tuntutan tinggi namun daya responsif rendah. Dalam pengasuhan tipe ini, orang tua berperan sebagai pemegang kekuasaan tertinggi (otoriter) dan mendominasi dalam mengasuh anak. Karakteristik pengasuhan otoriter adalah kaku, tegas, dan menerapkan hukuman jika tidak sesuai aturan.

Dalam tipe ini, orang tua cenderung selalu benar dalam mengemukakan pendapat dan tidak memedulikan atau mendengarkan pendapat dan keinginan anak. Dengan komunikasi satu arah, anak wajib mengikuti perkataan orang tua tanpa kecuali. Pola asuh ini akan membentuk seorang anak dengan karakter disiplin dan patuh. Sayangnya, pola asuh otoriter juga bisa membuat anak takut dan tidak bisa mengutarakan pendapat serta tidak terbiasa membuat keputusan sendiri.

3. Pengasuhan permisif (Permissive parenting)

Berbanding terbalik dengan pola asuh otoriter, orang tua dengan gaya pengasuhan permisif cenderung memanjakan anak. Anak umumnya didorong untuk berbuat bebas, namun tidak menetapkan aturan atau memberikan batasan pada anak.

Meskipun anak dengan pengasuhan tipe ini cenderung tumbuh kreatif, namun dalam jangka panjang anak bisa menjadi bingung dan tidak mengerti batasan. Pengasuhan tipe permisif bisa berdampak pada anak seperti tidak bisa mengikuti aturan, cenderung egosentris, punya masalah dalam interaksi sosial, dan kontrol diri yang buruk.

4. Pola asuh cuek (Uninvolved parenting

Tipe pengasuhan anak yang terakhir adalah pola asuh cuek. Orang tua dengan pengasuhan tipe ini cenderung hanya memenuhi kebutuhan fisik dasar anak saja, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Sementara, kebutuhan emosional dan psikologis anak jarang terpenuhi karena orang tua cenderung sibuk atau memiliki masalah sendiri.

Pengasuhan ini membuat orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak dan tidak menetapkan batasan yang tegas. Mungkin, di masa awal, anak belum sadar akan ketidakacuhan orang tuanya. Namun, lambat laun anak akan menjadi sadar atas ketidakacuhan orang tuanya dan merasa ditelantarkan.

Baca Juga:  Bersama APPKOI, UM Gelar Workshop bagi 21 Prodi PKO Se-Indonesia

Meskipun mungkin belum tentu karena disengaja, pengasuhan tipe ini bisa membuat anak tidak bisa mengatur emosi sendiri, lebih impulsif, dan menghadapi banyak masalah kenakalan. Hal ini karena anak tidak banyak menerima perhatian, pengasuhan, dan bimbingan.

Empat pola asuh anak

Itulah tadi empat gaya pengasuhan anak yang bisa berdampak pada karakter anak. Menurut banyak para ahli seperti psikolog dan psikiater, pengasuhan otoritatif atau demokratis dianggap sebagai gaya pengasuhan terbaik. Namun, ada banyak factor lain yang juga turut membentuk karakter seorang anak, salah satunya lingkungan dan budaya. Sebagai orang tua, Anda bisa menyesuaikan dan mengombinasikan pola asuh yang disesuaikan dengan karakter anak dan situasi.