Apa Itu Puisi Baru? Jenis dan Karakteristiknya?
DIKSAR, Malangpost.id – Puisi bermula dari angkatan Balai Pustaka pada tahun 1920-1933 dan mulai berkembang pada angkatan Pujangga Baru. Dari sinilah puisi mengalami perkembangan yang pesat.
Dalam buku Menyelami Keindahan Sastra Indonesia (2019) karya Lianawati menyatakan, puisi baru tidak terikat oleh aturan-aturan yang berlaku pada puisi lama. Maka dapat dikatakan bahwa puisi baru adalah puisi bebas.
Seperti namanya, puisi baru merupakan puisi modern yang mengikuti perkembangan zaman. Kebaruan tersebut nampak dalam jumlah baris, suku kata, ataupun rima dan irama.
Pengertian Puisi Baru
Secara singkat puisi adalah karya sastra untuk mewadahi suatu individu untuk mengekspresikan kesan & pesan dengan cara tulisan dan pengutaran diksi yang khas.
Nah untuk pengertian puisi baru itu sendiri adalah jenis yang memiliki gaya penciptaan yang lebih longgar dalam aturannya. Di mana aturan tersebut meliputi jumlah kata, irama, persajakan, larik, bait, rima.
Sehingga dapat disimpulkan :
“Puisi baru adalah jenis puisi yang bebas dari aturan-aturan yang mengikat.”
Ciri-ciri dan Karakteristik Puisi Baru
Berikut adalah ciri yang dapat dipakai untuk mengetahui hal tersebut merupakan puisi baru, di antaranya adalah:
• Hampir setiap jenisnya merupakan 4 seuntai.
• Memiliki bentuk yang rapi dan teratur dan seimbang.
• Nama pengarang biasanya akan dicantumkan.
• Baris biasanya terdiri dari kesatuan sintaksis atau bisa disebut gatra.
• Setiap gatra memiliki dua kata atau empat hingga lima kata.
• Akar perkembangannya berdasarkan dokumentasi dan turun temurun secara lisan.
• Pola yang sering ditemui dalam puisi baru merupakan pola sajak syair dan pantun.
• Sajak akhir yang selaras.
• Bentuk yang proporsional dan rapi.
Jenis Puisi Baru
Puisi Baru dibagi menjadi tujuh jenis, yang didalamnya mencakup romansa, hymne, satire, balada, epigram dan elegi. Berikut penjelasannya :
Hymne
Puisi yang didalamnya terkandung isi berupa pemujaan atau pujian untuk pahlawan, dewa, sekolah (almamater), Tuhan, tanah air dsb biasa disebut Hymne. Pada masa sekarang, jenis ini ditampilkan dengan cara dinyanyikan, kerap kali hymne akan dinyanyikan secara bersamaan pada acara tertentu.
Satire
Sastra yang berisi mengenai ejekan atau sindiran. Dimana jenis ini seringkali digunakan untuk melawan atau mengkritik. Meskipun bukan merupakan solusi dari masalah, namun dengan adanya satire masalah akan bisa diketahui dan bisa menumbuhkan sebuah pemicu.
Romansa
Jenis yang di dalamnya terkandung ekspresi dari rasa cinta dan kasih sayang. Kata romansa itu sendiri secara etimologi berasal dari Perancis yang memiliki arti keindahan.
Elegi
Sastra ini merupakan jenis sastra yang pada kandungannya mengekspresikan kesedihan, bisa dikatakan elegi adalah lawan dari romansa. Secara fungsi elegi digunakan untuk mengekspresikan rasa sedih, duka, rindu, sesal dsb. Kerap kali elegi digunakan untuk mengutarakan rasa pada orang terkasih yang telah pergi.
Ode
Tipe ode adalah jenis puisi baru yang di dalamnya memiliki isi berupa pujian, penghormatan, penghargaan. Diksi atau kata yang dipilih dalam ode itu sendiri kerap kali sangat formal namun tetap indah dan anggun.
Balada
Merupakan jenis yang di dalamnya memiliki isi cerita atau kisah. Jenis ini memiliki tiga bait, yang di dalamnya terdiri dari 8 baris. Desain rima yang dipakai pada balada di antaranya adalah a-b-a-b b-c-c-b yang selanjutnya bertransisi dengan desain rima a-b-a-b b-c-b-c.
Epigram
Karya ini adalah karya sastra yang di dalam isinya memiliki kandungan berupa nasihat atau panduan untuk menjalani kehidupan. Pernyataan dan pemilihan kata pada epigram lebih cenderung singkat yang dilengkapi dengan kata-kata kejutan yang satir.