Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
28/03/2024
SMARTLIVE

Tunda Sekolah Anak Karena Pandemi? Pertimbangkan Hal-hal Berikut Ini!

  • Maret 1, 2021
  • 3 min read
Tunda Sekolah Anak Karena Pandemi? Pertimbangkan Hal-hal Berikut Ini!

Anda bingung memutuskan untuk mengizinkan atau menunda anak masuk sekolah karena pandemi belum berakhir? Sebelumnya, pertimbangkan dulu hal-hal berikut ini!

DIKSAR, malangpost.id – Meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir, Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim sempat mewacanakan untuk memulai aktivitas belajar tatap muka di Januari 2021.

Namun, banyak pihak meminta hal ini dikaji ulang mengingat terjadi peningkatan jumlah masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19, terutama pasca libur akhir tahun.

Mengizinkan atau menunda masuk sekolah?

Permintaan menunda kegiatan belajar tatap muka tidak hanya dari Perhimpunan untuk Pendidikan Guru (P2G), namun juga dari beberapa orang tua, yang menilai situasi masih sangat tidak kondusif sehingga memutuskan menunda memasukkan anaknya ke sekolah. Penundaan khususnya terjadi di daerah-daerah yang tercatat masih berada di zona merah, oranye, dan kuning.

Meski demikian, ada juga orang tua murid yang menginginkan sekolah tatap muka segera dimulai. Beberapa sekolah pun sudah ada yang mulai sekolah tatap muka, dengan syarat mengantongi izin dari Pemerintah Daerah, Kepala Sekolah, dan Orang Tua Murid.

Baca juga: Ini Kelebihan dan Kekurangan Memasukkan Anak ke Sekolah Alam

Pertimbangan menunda masuk sekolah

Bagi Anda yang masih ragu untuk mengizinkan anak kembali sekolah tatap muka, ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan sebelum membuat keputusan.

Tingkat risiko penularan

Di beberapa negara yang telah melakukan pembelajaran tatap muka, diketahui memiliki risiko tinggi terhadap lonjakan kasus Covid-19. Berdasarkan hal ini, sebaiknya orang tua tetap mendukung kegiatan belajar dari rumah, untuk mengurangi risiko penularan.

Penerapan protokol kesehatan

Orang tua juga wajib melakukan penilaian apakah anak sudah mampu menerapkan protokol kesehatan sehari-hari dengan baik atau belum. Apakah anak sudah bisa mencuci tangan dengan benar, memakai masker dengan baik, mengerti untuk tidak menyentuh area wajah dengan tangan kotor, dan menjaga jarak.

Baca Juga:  Tahun ini IKIP Budi Utomo Malang Berubah Jadi Universitas

Kondisi komorbid pada anak

Hal berikutnya yang perlu dipertimbangkan, yaitu apakah anak Anda memiliki kondisi komorbid, seperti pneumonia atau infeksi pernapasan akut dan jantung bawaan yang bisa meningkatkan risiko parah bila tertular Covid-19.

Kesiapan sekolah

Sebelum orang tua memutuskan untuk menyetujui atau menunda anak masuk sekolah, pastikan kesiapan sekolah dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 di sekolah.

Seperti aturan dan SDM dalam menyiapkan dan menerapkan wajib masker, proses screening dengan pengecekan suhu tubuh, ventilasi di ruang kelas, dan pengaturan jumlah siswa yang akan masuk dalam sekolah.

Selain itu, sekolah juga perlu memiliki ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan, seperti sarana cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir atau hand sanitizer, disinfektan, dan toilet yang bersih dan layak. Kesiapan untuk mengakses fasilitas pelayanan kesehatan juga penting diperhatikan pihak sekolah.

Penunjang untuk anak

Orang tua juga perlu memikirkan dan mempersiapkan kebutuhan penunjang untuk anak, seperti transportasi yang aman dari dan ke sekolah. Selain itu, orang tua juga perlu menyiapkan masker, hand sanitizer, serta bekal makanan dan air minum.

Kelompok risiko tinggi dalam rumah

Jika memutuskan untuk mengirimkan anak kembali sekolah tatap muka, orang tua juga perlu memperhatikan apakah ada kelompok lanjut usia atau risiko tinggi yang tinggal di rumah. Jika banyak anggota rumah lainnya banyak beraktivitas di luar rumah, kemungkinan kelompok ini mudah tertular.

Itu tadi beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan Anda apakah perlu menunda anak masuk sekolah selama pandemi Covid-19 belum berakhir. Tentunya, kita semua berharap pembelajaran tatap muka tidak menjadi klaster baru Covid-19. Jika memang dilakukan sekolah tatap muka, sekolah harus aman bagi siswa, guru, dan staf sekolah. Semoga informasi ini bermanfaat! (ds3)