8 Langkah Ajari Anak Terhindar dari Bullying
ADV, DIKSAR, MalangLive – Bullying merupakan aksi penindasan atau penggencetan oleh satu atau sekelompok orang yang merasa memiliki kekuatan atau kekuasaan pada orang yang menjadi objeknya.
Seringkali objek ini merupakan mereka yang rentan secara mental (seperti mudah merasa takut, pendiam, punya trauma, dan lain-lain) yang mana kondisi ini bisa terjadi pada siapapun.
Aksi ini sangat berbahaya karena bila terjadi pembiaran, dapat terjadi kekerasan yang lebih ekstrem atau kecenderungan bunuh diri.
Di sinilah peran orang dewasa terdekat seperti orang tua, guru atau keluarga menjadi sangat penting.
Lalu apa yang sebaiknya orangtua lakukan untuk membekali mereka agar terhindar dari perilaku bullying?
Menurut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, ada beberapa hal yang bisa dilakukan para orang tua dan atau guru sekolah untuk menghindarkan anak menjadi pelaku bullying.
Suwarjana atau yang akrab disapa Mas Kadin ini mengunjungi dua sekolah untuk penyuluhan terkait bullying. Ia berharap para siswa tidak melakukan pembullyan pada temannya. Bermain dan bercanda sewajarnya tanpa melewati batas.
Dan bilamana ada guru yang mengajar masih sering marah, emosi atau berkata kata yang tidak baik, siswa dapat mengingatkan guru yang bersangkutan.
“Namun jika takut bisa bilang ke guru BK atau kepala sekolah. Tentunya harus benar sesuai dengan kenyataan yang ada. ” tutur Suwarjana setiap menjalin komunikasi di hadapan peserta didik.
Ia juga menambahkan “perlu kami tekankan kembali, mari kita bekerjasama, mewujudkan sekolah BERSINAR (Bersih, Indah, Sehat, Nyaman, Aman dan Religius). Dengan kebersamaan di antara semua pemangku kepentingan di dunia pendidikan, maka saya sangat yakin seyakin – yakinnya bahwa ekosistem satuan pendidikan di Kota Malang akan BERSINAR serta terbebas dari Bullying. Baik itu Bullying antar siswa maupun Bullying antara guru dengan siswa.” Pungkas Mas Kadin.
Berikut cara agar anak terhindar dari bullying
- Mengenal Karakter Anak
Salah satu penyebab terjadinya bullying adalah karena anak memiliki karakter yang mudah dijadikan korban.
Misanya sikap cepat merasa bersalah, atau penakut.
Dengan mengenali karakter anak, kita akan bisa mengantisipasi berbagai potensi intimidasi yang menimpa anak kita.
Atau setidaknya lebih cepat menemukan solusi dan menjadi lebih siap secara mental.
- Jalin Komunikasi yang baik dengan Anak
Tujuannya adalah agar anak akan merasa cukup nyaman bercerita kepada kita sebagai orang tuanya ketika mengalami intimidasi di sekolah.
Ini menjadi kunci berbagai hal. Termasuk untuk memonitor apakah suatu kasus sudah terpecahkan atau belum.
Anak bisa menentukan dengan siapa ia nyaman bercerita dengan ayah atau ibu. Atau kalau sudah punya kakak yang lebih besar, biasanya ia akan lebih mudah untuk bercerita kepada kakaknya.
Nah dari sinilah informasi tentang anak bisa disharing bersama untuk dicari pencegahannya.
- Berani melawan dan melapor
Pelaku bullying biasanya ingin eksistensinya diakui oleh banyak orang. Mereka merasa dirinya yang paling kuat, paling cantik, paling pintar, dan sebagainya.
Ajari anak untuk melawan mereka secara verbal. Dengan mengatakan pada mereka bahwa apa yang mereka lakukan terhadap kamu tidak akan menjadikan mereka lebih baik.
Apabila cara tersebut tidak mempan berilah motivasi anak untuk berani melapor kepada yang berwenang di sekolah. Misalnya wali kelas, kepala sekolah, atau petugas kesiswaan.
- Kenali dengan baik dengan siapa anak Anda bergaul dan berteman
Terkadang anak-anak lebih nyaman untuk bercerita kepada teman untuk menyampaikan perasaan, dan kekesalannya.
Dengan melakukan pendekatan kepada teman-temannya kita akan lebih bisa memantau jika terjadi perubahan perilaku pada anak kita.
- Memupuk rasa percaya diri
Bangkitkan rasa percaya diri anak. Setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan. Tetapi anak harus selalu ingat bahwa ia memiliki kelebihan di sisi lain.
Pupuk kepercayaan diri anak misalnya dengan aktif mengikuti kegiatan ekskul dan lainnya.
- Optimalisasi kasih sayang orang tua dan keluarga
Anak sebagai buah hati bagi orang tua dan keluarga seyogyanya mendapat perlindungan, kasih sayang dan perhatian. Terutama dari orang-orang terdekat yaitu orang tua dan keluarganya.
Hasil riset menyebutkan, anak yang tumbuh di lingkungan yang baik, akan tumbuh menjadi generasi yang stabil, optimis serta emosional.
Yang artinya perilaku orang tua dan keluarga secara otomatis akan membentuk pribadi dan mental anak.
Sehingga bila anak cukup mendapat perlindungan dan perhatian, ancaman luar pun akan bisa dihadapi si anak dengan optimis.
- Membina relasi baik antar guru dan orangtua murid
Bina relasi dan komunikasi yang baik dengan guru di sekolah atau orangtua murid lainnya.
Anda bisa mendapatkan informasi adanya kasus bullying. Laporkan kepada guru bila si kecil bercerita mengenai temannya yang dipukul.
Sesibuk apapun kita jangan lupakan untuk berkomunikasi dengan anak tentang apapun yang dirasakannya di lingkungan luar rumah.
Sehingga jangan sampai anak kita menjadi korban atau malah menjadi pelaku bullying tanpa sepengetahuan orang dewasa.
- Ajari cara mempertahankan diri
Salah satu cara termudah untuk bisa mempertahankan diri dari situasi bullying adalah lari.
Hal ini masih menjadi solusi tercepat dan teraman. Tapi, bagaimana bila kondisi tak memungkinkan dan si anak harus menghadapi situasinya sendirian?
Ajari anak cara-cara yang aman untuk bertahan dan melindungi dirinya. Misalnya dengan tidak mudah terpancing untuk emosi, tidak mudah merasa gentar dan takut dengan ucapan lawan mereka.
Atau hal-hal lain yang dapat melatih mereka menguasai keadaan. Bila kita ingin membekali mereka dengan ilmu bela diri, berikan arahan untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan.
Itulah dia beberapa cara menanamkan karakter tangguh pada anak agar terhindar dari bullying menurut Dinas Pendidikan.