Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
18/10/2024
CITILIVE

Upaya Wali Kota Malang Tangani Stunting

desi3
  • Juli 26, 2023
  • 5 min read
Upaya Wali Kota Malang Tangani Stunting

CITILIVE – Wali Kota Malang terus melakukan upaya untuk pencegahan dan penanganan stunting di kota tersebut.

Dari total 37 ribu balita di Kota Malang, sebanyak 3.222 atau sekitar 8,9 persen di antaranya masuk dalam kategori stunting sebagaimana dilansir dari situs Pemkot Malang.

Untuk menekan angka stunting seminimal mungkin, Wali Kota Malang melakukan berbagai upaya dan berkolaborasi dengan berbagai pihak salah satunya.

Dalam kegiatan Deteksi Dini Pencegahan Stunting Oleh Masyarakat di Hotel Savana Kota Malang, Rabu, 31/5/2023, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji selaku narasumber mengatakan langkah-langkah yang diambil tidak hanya bersifat penanganan, tapi juga pencegahan.

Kegiatan pembekalan tersebut dilakukan dengan melibatkan pihak dari berbagai unsur, termasuk kader posyandu kelurahan, para relawan, ibu-ibu muslimat dan aisyah, pemuda Muhammadiyah, dan lainnya.

“Diharapkan para kader dapat berperan aktif di lingkungan masing-masing dan mengatur tugas secara jelas,” ujarnya.

“Selain memberikan pembekalan kepada para kader, pencegahan stunting, juga dilakukan bekerja sama dengan KUA atau Kementerian Agama. Sehingga calon pengantin mendapatkan literasi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum membina rumah tangga,” jelasnya.

Dengan cara ini, pengantin baru bisa mendapatkan pendampingan dari ahli gizi dan dokter kandungan untuk merencanakan kehamilan dan kader posyandu juga akan memberikan pendampingan khusus ketika bayi lahir.

Sutiaji juga menambahkan kolaborasi dengan perangkat daerah lain juga dilakukan, seperti Dinas Sosial, Ketahanan Pangan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, serta Dinas Pekerjaan Umum untuk penyiapan sanitasi dan air bersih.

“Dengan semua itu, maka kerja tuntas dalam pencegahan dan penanganan stunting dapat berjalan maksimal,” tambah Sutiaji.

Sutiaji lebih lanjut menyebut upaya pencegahan dan penurunan stunting harus dilakukan secara sinergis di level manapun, termasuk kelurahan.

Baca juga: Inovasi Kelurahan Gading Kasri Cegah Stunting, Berikan Tambahan Herbal

Baca Juga:  Jawab Permasalahan, Pasar Kotalama Selesai Direvitalisasi Pemkot Malang

Ini beberapa upaya yang dilakukan Wali Kota Malang

Diharapkan, seluruh lurah menjadi ujung tombak pengentasan stunting di masing-masing wilayah dengan berbagai inovasi yang dilakukannya.

Salah satunya yang dilakukan Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang.

Dengan adanya pencegahan stunting dan juga gizi buruk, maka ini beberapa hal yang telah dilakukan oleh pemerintah kota Malang (Wali Kota Malang).

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk bayi dan balita

PMT atau pemberian makanan tambahan pada balita diberikan pada balita yang terdeteksi sebagai kurus pada usia 6-59 bulan dimana indikator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<- 2 SD) yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan.

Posyandu Kelurahan Gading Kasri

wali kota malang
Posyandu kelurahan gading kasri

Menurut Rendra Kurnia Wardana S.STP. M.M sebagai Lurah Gading Kasri, masing-masing wilayah memiliki cara pemberantasan stunting yang berbeda.

Untuk Kelurahan Gading Kasri sendiri juga memiliki inovasi yang membantu menurunkan angka stunting di wilayah tersebut.

Inovasi yang dilakukan Kelurahan Gading Kasri di antaranya Gerus Stunting (Gerakan Sedekah Seribu Atasi Stunting).

wali kota malang

Selain itu, ada pula program Rumah Pelita (Rumah Pemulihan Gizi Balita) yang sudah ada sejak 2021.

Rumah Pelita (Rumah Pemulihan Gizi Balita)

Rumah Pelita merupakan program swadaya dari masyarakat dengan memanfaatkan hasil pekarangan yang ada yang oleh kader posyandu dimasak menjadi makanan tambahan bergizi seimbang untuk balita.

“Untuk mengatasi stunting, kader-kader posyandu memiliki inovasi dengan memberikan tambahan makanan bergizi seimbang dan juga herbal,” ujarnya.

Setiap bulannya, posyandu di kelurahan ini mengadakan demo memasak yang hasilnya diberikan kepada balita-balita yang datang untuk penimbangan.

Inovasi-inovasi yang dilakukan kader-kader di 5 posyandu yang tersebar di 4 RW di Kelurahan Gading Kasri memberikan hasil yang memuaskan.

Baca Juga:  KPU Kota Batu: Syarat Pencalonan di Pilkada 10 Persen Suara Sah

“Terjadi penurunan yang cukup signifikan saat penimbangan berat badan balita di posyandu bulan berikutnya,” kata Rendra.

“Dalam waktu dua bulan, dari jumlah 30-an anak beresiko stunting, berkurang menjadi 16 anak,” tambahnya.

Rendra mengatakan, untuk pendanaan inovasi yang dimiliki Kelurahan Gading Kasri berasal dari donator dan bantuan CSR.

Terinsipirasi dari inovasi-inovasi yang ada, Wali Kota Malang bekerja sama dengan Dinsos mengadakan lomba cipta menu terkait dengan penanganan stunting.

Program BAAS Bunda/Bapak Asuh Anak Stunting

Guna menindaklanjuti program nasional Bunda/Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), dalam rangka meningkatkan gizi pada anak yang mengalami masalah dalam tumbuh kembangnya, Wali Kota Malang melibatkan para Aparatur Negeri Sipil (ASN).

Wali kota Malang, Sutiaji, mengatakan jika mengasuh itu berarti harus turut mengontrol. Dalam melakukan hal tersebut, menurutnya juga harus benar-benar mengawal pola pertumbuhan pada anak.

“Harus ngawal benar, bagaimana pertumbuhan anaknya. Karena kalau hanya mengandalkan Posyandu itu akan terbatas. Sehingga, ini saya akan minta datanya di masing-masing kelurahan untuk berapa jumlahnya dan tentu akan dibekali,” ujar Wali Kota Sutiaji pada Rabu (29/03/2023) lalu.

Menurutnya juga, pihaknya menggandeng Perguruan Tinggi (PT) dan lembaga sekitar. Apabila nantinya sudah terbangun database, maka akan dibagi secara sektoral di setiap wilayah.

“Insya Allah ini nanti, jadi anak asuh kami mungkin tidak hanya pejabat tapi semua ASN, dan kita akan gandeng dengan perguruan tinggi, serta lembaga di sekitar kita,” katanya lagi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, dr Husnul Muarif, mengatakan jika nantinya para ASN di Pemkot Malang ini akan diberikan tanggung jawab asuh satu atau dua anak stunting. Dengan program tersebut, nantinya mereka (ASN) memiliki tanggung jawab untuk intervensi yang spesifik di bidang kesehatan.

Baca Juga:  Pawai Budaya Kota Malang: Menyemarakkan Kemerdekaan dengan Keragaman Menuju Indonesia Maju

“Misalnya untuk asupan gizi, bisa dikonsultasikan kepada tenaga gizi atau tenaga nutrisionis yang ada di wilayah tersebut. Sehingga nanti diharapkan para ASN bisa mengintervensi resiko stunting dari tenaga kesehatan,” ujar Husnul.

Lebih lanjut, untuk kategori ASN yang akan menjadi orang tua asuh sendiri tentu diutamakan pejabat eselon terlebih dahulu. Terkait teknis program tersebut, juga masih terus dimatangkan. Menurutnya, dengan program kelanjutan seperti itu diharapkan angka stunting bisa menurun lebih signifikan.

“Target tahun 2023 ini kalau bisa memang mendekati zero, mungkin mendekati 5 persen. Bapak Wali inginnya seperti itu,” tandasnya.

Dalam kesempatan terpisah, Kadinkes Malang, dr. Husnul mengatakan bulan timbang berlangsung setiap Februari dan Agustus setiap tahunnya.

“Saat bulan timbang Februari lalu, angka prevelansi stunting ada di angka 8,9. Di Agustus nanti, akan terlihat keberhasilan intervensi dalam menekan angka stunting selama Februari hingga Agustus,” ujarnya.

Ia menambahkan, bulang timbang pada Agustus akan ada lebih banyak sasaran balita. Hal ini dikarenakan bersamaan dengan program lain, yaitu pemberian Vitamin A.

Dr. Husnul juga mengatakan di setiap kelurahan wilayah Kota Malang, penimbangan dilakukan setiap bulan.

Data yang ada akan digabungkan di Agustus untuk mendapatkan hasil keseluruhan.