Universitas Negeri Malang Kembangkan PJU Hybrid, Solusi Hemat Energi Terbarukan
CITILIVE – Universitas Negeri Malang (UM) terus mendorong inovasi di bidang energi terbarukan dengan menciptakan sistem penerangan jalan umum (PJU) hibrida. Teknologi ini menggabungkan energi matahari dan angin, hasil kolaborasi riset antara Prof. Dr. Nandang Mufti SSi MT, ahli pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan Prof. Alfian, pakar pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Prototipe awal dari PJU hibrida ini telah diimplementasikan di lingkungan kampus UM. Inisiatif ini sekaligus menjadi kontribusi universitas dalam mendukung agenda Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-7: memastikan akses terhadap energi bersih, terjangkau, dan berkelanjutan.
Menurut Prof. Nandang, inovasi ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam terbarukan, terutama di daerah dengan potensi angin dan sinar matahari yang tinggi seperti kawasan pesisir atau jalan tol. Sistem ini dirancang untuk mengatasi kelemahan PLTS tradisional yang hanya berfungsi di siang hari. Dengan menggabungkan energi angin yang stabil pada malam hari, sistem ini mampu bekerja 24 jam penuh.
Keunggulan dan Tantangan Teknologi
Dilansir dari Kompas, Secara teknis, PJU hibrida memanfaatkan panel surya untuk menyerap sinar matahari dan menyimpan energi dalam baterai. Di sisi lain, generator kecepatan rendah digunakan untuk mengonversi energi angin menjadi listrik. Prof. Nandang menjelaskan, sistem ini menawarkan efisiensi tinggi karena mampu menyimpan energi dari dua sumber sekaligus. Namun, biaya produksi yang relatif mahal dan sistem yang kompleks menjadi tantangan tersendiri.
Untuk mendukung pengembangan teknologi ini, UM menyediakan dana riset berkelanjutan dan membuka peluang kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pelaku UMKM penyedia komponen serta lembaga penelitian energi. “Kami berupaya menjadikan sistem ini lebih murah, lebih tahan lama, dan memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang lebih tinggi,” ujar Prof. Nandang.
Langkah Strategis dalam Transisi Energi
Sebagai institusi pendidikan, UM juga menekankan pentingnya integrasi teknologi energi terbarukan ke dalam kurikulum. Hal ini diharapkan dapat membekali mahasiswa dengan keterampilan praktis dalam sektor energi bersih.
Selain itu, UM berencana meningkatkan kapasitas produksi PJU hibrida untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dalam jangka panjang, inovasi ini diharapkan menjadi solusi energi ramah lingkungan yang dapat diterapkan di berbagai wilayah, termasuk pelabuhan yang belum terjangkau listrik PLN.
Prof. Nandang juga berharap pemerintah memberikan dukungan berupa insentif dan kebijakan strategis untuk mempercepat adopsi energi terbarukan di Indonesia. Saat ini, inovasi PJU hibrida UM telah menarik perhatian berbagai pihak, termasuk Kementerian Perhubungan yang berencana menerapkannya di sejumlah pelabuhan.
Dengan langkah ini, Universitas Negeri Malang membuktikan komitmennya dalam mendukung transisi energi bersih, sekaligus mendorong kemandirian energi nasional.