Uniknya Reramban Bikin Ecoprint On The Spot

CITILIVE – Sepanjang sepuluh hari sejak 30 Juni hingga 9 Juli 2023, pengunjung Begawan Apartement diramaikan dengan suara ketukan palu yang beriringan dari sudut atrium.
Asalnya dari acara Ramu Reramban yang sedang membagikan pengalaman mempraktekkan ecoprint dengan teknik hapazome yakni memukul media cetak dengan palu.
Pengunjung membuat karya mereka sambil dipandu oleh EDNA Team, mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang, sebagai kelompok yang berkolaborasi dengan brand fesyen lokal, Reramban Ecoprint.
Pertama-tama pengunjung disediakan memerlukan sebuah palu, sebuah talenan, dan dua lembar kain blacu. Pengunjung dapat langsung menata sesuka hati beberapa daun dan bunga yang telah disiapkan di atas kain blacu.
Mereka lalu menutupnya dengan kain blacu lain dan memukul-mukul kain tersebut dengan palu hingga pola dari daun yang sudah ditata muncul pada kain penutup dan kain alasnya. Nantinya akan muncul dua hasil cetakan yakni pada kain penutup dan juga alas. Pengunjung juga dapat menyematkan catatan-catatan kecil untuk sahabat, pasangan, atau diri sendiri.
Satu karya ecoprint milik pengunjung dapat dibawa pulang dan satu karyanya lagi akan dipajang pada pameran Rekah Reramban yang akan diadakan seminggu setelah acara Ramu Reramban yang bertempat di Rayz UMM Hotel.
Dibalik Ecoprint On The Spot

Warna dari daun dapat ‘ditransfer’ kepada kain sebab sebelumnya kain blacu telah dibersihkan dan kemudian direndam dengan air tawas selama satu malam. Kemudian, kain tersebut diistirahatkan dengan diangin-anginkan.
Unsur logam pada tawas itulah yang bertugas mengikat zat warna pada daun ke media kain. Hasil juga jadi lebih maksimal jika kain yang digunakan terbuat dari 100% bahan alami. Daun, batang, atau bunga yang digunakan juga tidak dapat sembarangan.
Pewarna alami harus memiliki kadar air yang pas, tidak terlalu banyak, maupun terlalu sedikit. Sedangkan, untuk membuat produk-produk ecoprint dengan kualitas tinggi dan siap jual diperlukan kombinasi zat logam, teknik, dan daun yang sudah diuji.
“Jujur ini pertama kali aku buat ecoprint, nggak kepikiran sih aku bisa bikin langsung gini,” kesan Putra, salah satu pengunjung Begawan Apartment yang turut mencoba membuat ecoprint on the spot di acara Ramu Reramban.
Berangkat dari Keresahan
Ramu Reramban berangkat dari keresahan owner Reramban Ecoprint akan lemahnya kesadaran anak muda terhadap fesyen berkelanjutan dan ecoprint. Dari hasil riset tim mahasiswa Ilmu Komunikasi kepada 234 anak muda di Malang Raya, sebanyak 40% diantaranya masih menganggap ecoprint mudah luntur dan tidak akan bertahan lama.
Hasil kolaborasi ini juga merupakan realisasi dari salah satu mata kuliah Praktikum Public Relation Event Management. Keseluruhan acara dibimbing dan diawasi oleh Maharina Novia dan Jamroji.
Di sinilah, Reramban Ecoprint ingin menyebarkan cara meramu ecoprint dengan berbagi pengalaman untuk membuatnya secara langsung.
Sejak tahun 2018, Reramban Ecoprint sudah bermisi untuk menyebarkan konsep slow & sustainable fashion kepada masyarakat. Ancaman limbah tekstil yang merupakan sampah terbanyak kedua setelah plastik jadi dasar paling kuat bagi Evi Kurni, pemilik Reramban Ecoprint, untuk tetap menjadi salah satu pioneer dari fesyen berkelanjutan.
“Sebetulnya ada banyak cara untuk menjaga lingkungan dari kita berpakaian. Cukup dimulai dengan upcycle baju yang kita miliki dan tidak melulu beli item fashion hanya karena tergiur dengan harga itu sudah membantu lingkungan kita jadi lebih baik.” jelas Evi Kurni.
Seluruh rangkaian program ini membawa tema Lebih Lama Lebih Baik. Artinya, tidak selamanya yang lebih cepat itu lebih baik, ada kalanya yang lebih lama itu lebih berarti seperti pakaian kita pilih, beli, dan miliki. Gerakan ini muncul untuk memotivasi masyarakat agar memilih pakaian dengan bahan yang tahan lama, desain yang tidak lekang oleh waktu, dan menggunakan pakaian lama kembali.
Harapannya, anak muda jadi lebih paham mengenai cara menjaga lingkungan dan menerapkan green living dari sisi berpakaian. Terutama di tengah-tengah banyaknya godaan informasi trend fashion yang menawarkan berbagai gaya yang terus berganti tiada henti.