UMKM Naik Kelas, Diskopindag Kota Malang Upayakan Hal-hal Berikut
CITILIVE – Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki oleh perorangan ataupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro.
Di Indonesia sendiri, UMKM merupakan pilar pertumbuhan ekonomi dengan persentase paling banyak di Indonesia.
Meskipun demikian, masih banyak pelaku UMKM yang belum melek digital yang bisa menghambat berkompetisi dalam bisnis di era digital yang semakin ketat.
Padahal, adaptasi dalam melakukan bisnis dengan pendekatan digital menjadi keniscayaan pagi para pelaku usaha agar bisa bertahan.
Dengan perkembangan digital di Tanah Air yang tumbuh pesat, UMKM menghadapi tantangan dalam beradaptasi dan memanfaatkan platform online dengan optimal.
Karenanya, Pemerintah berkomitmen untuk mendukung UMKM mengembangkan ekonomi, termasuk usaha berbasis digital agar bisa naik kelas.
Ini yang diupayakan oleh Diskopindag Kota Malang untuk mengembangkan UMKM
UMKM naik kelas adalah upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan usaha mikro dan mendorong instrumen fiskal agar pemilik usaha kecil bisa bangkit dari ekonomi sulit, terutama akibat dari pandemi Covid-19.
1. Mengembangkan Digitalisasi UMKM
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sendiri terus memacu kinerja koperasi dan usaha kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air agar cepat naik kelas, tidak hanya kuantitas namun juga dari kualitas.
Program yang difasilitasi Pemerintah agar UMKM naik kelas di antaranya adalah Kartu Prakerja, Gerakan Nasional Literasi Digital dengan target masyarakat umum, Digital Talent Scholarship dengan target pekerja level teknisi dan profesional, dan Digital Leadership Academy dengan target praktisi tingkat pimpinan (sektor publik dan swasta).
Untuk menguatkan itu, pengoptimalan digitalisasi juga terus digagas. Kepala Diskopindag Kota Malang Sailendra menyebut, hal itu dilakukan melalui beberapa program khusus. Seperti, Klinik Usaha Mikro bagi UMKM, branding (podcast) bagi industri.
“Juga digitalisasi pemasaran dengan e-commerce di sektor perdagangan. Sehingga produk lokal lebih dikenal luas,” terangnya lagi.
Jadi, Diskopindag Kota Malang genjot sektor UMKM untuk menguasai pasar digital.
2. Berkolaborasi dengan Start Up Majoo
Hal ini tentunya juga sejalan dengan agenda besar Pemkot Malang yang ingin memperkuat digitalisasi UMKM agar bisa merambah pasar lebih besar hingga Indonesia dan dunia.
CEO Majoo, Adi Wahyu Rahadi mengatakan, potensi UMKM dinilai cukup luar biasa untuk membantu perekonomian negara. Oleh sebab itu, aplikasi Majoo ini bisa membantu mempermudah kinerja UMKM dari segala sektor mulai internal hingga eksternal.
Majoo adalah sebuah aplikasi wirausaha yang lengkap ditujukan untuk UMKM agar mudah mengelola suatu bisnis.
Berbagai keuntungan bagi UMKM jika memanfaatkan aplikasi Majoo ini sangat membantu menghemat waktu dan biaya.
Sebab, dijelaskan Adi, banyak unsur pengelolaan bisnis UMKM yang bisa dilakukan melalui satu aplikasi saja, yakni Majoo.
“Mulai dari pencatatan penjualan atau program kasir, kemudian pengelolaan stock barang, manajemen karyawan seperti pencatatan gaji hingga absensi, kemudian manajemen pelanggan sampai fitur accounting semua ada di dalam aplikasi Majoo,” jelas CEO Majoo, Adi Wahyu Rahadi
Khusus fitur accounting, para pelaku UMKM bisa dipermudah melalui aplikasi Majoo untuk melakukan pencatatan penjualan secara rinci dan mudah.
3. Mengadakan Berbagai Pelatihan Entrepreneurship
Kepala Diskopindag Kota Malang mengatakan, program pemulihan ekonomi yang diusung kali ini diselaraskan dengan program dari pemerintah pusat. Di mana ada tiga strategi yang diunggulkan, yakni peningkatan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha dan stabilisasi ekonomi dan ekspansi moneter.
Untuk mendukung komitmen tersebut, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Malang melakukan berbagai upaya dalam pemberdayaan usaha mikro. Beberapa di antaranya melalui kemitraan, kemudahan perizinan, dan penguatan kelembagaan.
Pemkot Malang terus melakukan upaya meningkatkan kelas para perlaku UMKM lokal dengan gencar mengadakan berbagai program.
Salah satunya adalah program pelatihan pembuatan kue kering (cookies) yang diikuti oleh 130 peserta dari pelaku UMKM di seluruh kecamatan di Kota Malang.
Dalam pelatihan pembuatan kue kering tersebut, peserta juga mendapatkan sarana dan prasarana penunjang, seperti alat pembuat kue dan tempat untuk berjualan, baik itu melalui online (e-commerce) atau pun offline (dengan mengadakan pasar Minggu).
Selain pelatihan pembuatan kue kering, Pemkot Malang juga menggelar pelatihan packaging branding dan digital marketing sebagai upaya menciptakan iklim kewirausahaan untuk menguatkan sektor industri kreatif.
Diskopindag Kota Malang juga menggelar beberapa program pelatihan di bidang lain, seperti pelatihan menjahit, fashion, dan bodycare.
4. Mengadakan Pelatihan Digital Marketing Untuk Para Pelaku Usaha
Melalui Komunitas Averroes, Diskopindag memberikan pelatihan Digital Marketing yang menyasar unit usaha dan pelaku UMKM yaitu lewat program Women Economic Development Academy (WEDA) yang telah diselenggarakan di Gedung Kartini, Kota Malang, pada 2022 lalu.
Project Are Malang Averroes, Very Yudha menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan rangkaian program Community Capacity in Development in The New Normal Era.
Puluhan pelaku UMKM di Kota Malang dihadirkan di program yang dikemas dalam Focus Group Discussion & Program Socialization itu. Kegiatan tersebut juga menghadirkan narasumber dari Dekranasda Kota Malang hingga Diskoperindag Kota Malang.
Program Manager WEDA Averroes, Fahrul Ulum mengatakan bahwa dalam program WEDA, pihaknya juga memberikan training hingga small group learning untuk mengoptimalkan teknologi digital dalam mengoptimalkan pemasaran produk UMKM.
Baca Juga : Upaya Pemkot Malang Demi Kebangkitan Ekonomi Pasca Pandemi, Cek di Sini!
Jadi, itulah beberapa upaya Diskopindag Kota Malang dalam memajukan UMKM di Kota Malang.
