Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
14/09/2025
CITILIVE

UM Dorong Riset dan Edukasi Lingkungan di Sungai Brantas, Komitmen Nyata Jaga Ketahanan Air Jawa Timur

rifamahmudah
  • Juli 28, 2025
  • 2 min read
UM Dorong Riset dan Edukasi Lingkungan di Sungai Brantas, Komitmen Nyata Jaga Ketahanan Air Jawa Timur

CITILIVE – Universitas Negeri Malang (UM) mulai mendorong implementasi riset dan program edukasi berbasis konservasi lingkungan di kawasan hulu Sungai Brantas. Langkah ini merupakan tindak lanjut konkret dari keterlibatan UM dalam gerakan pelestarian hulu Brantas yang digelar bersama sejumlah kampus dan BUMD Jawa Timur di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu, akhir pekan lalu.

Pasca kegiatan penghijauan dan diskusi lintas sektor tersebut, UM kini tengah menyusun roadmap aksi riset terapan dan pengabdian masyarakat untuk mendukung ketahanan air Jawa Timur secara berkelanjutan.

“Ini bukan berhenti pada seremonial tanam pohon saja. Kami sudah menyiapkan skema program lanjutan untuk menjadikan kawasan hulu Brantas sebagai laboratorium hidup pendidikan lingkungan,” ujar Dr. Hary Suswanto, Sekretaris LPPM UM, Senin (28/7).

Beberapa fokus utama program yang disiapkan UM mencakup monitoring kualitas air, edukasi warga sekitar soal konservasi DAS (Daerah Aliran Sungai), serta integrasi isu lingkungan dalam kurikulum kampus dan KKN tematik.

Ketua Jatim Pro UM, Dr. Otto Fajarianto, menambahkan bahwa tim lintas fakultas sudah bergerak cepat menyusun modul edukatif untuk pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan sumber air.

“Kami akan menggabungkan riset, teknologi, dan penguatan kapasitas warga untuk menjaga keseimbangan ekosistem Brantas. Harapannya, ada efek jangka panjang yang benar-benar dirasakan masyarakat,” tegasnya. Langkah UM ini sejalan dengan komitmen lima perguruan tinggi negeri di Jawa Timur yang tergabung dalam gerakan Akar Brantas, Nafas Jawa Timur, yakni UM, UNAIR, ITS, UNESA, dan UB. Mereka sepakat menjadikan sungai Brantas sebagai zona riset kolaboratif untuk mengantisipasi krisis air akibat perubahan iklim.

Sebagaimana disampaikan Perum Jasa Tirta I dan Perumda Air Minum Surabaya, lebih dari 90 persen kebutuhan air warga Surabaya dan sekitarnya bergantung pada Brantas. Jika konservasi hulunya terabaikan, maka potensi defisit air dalam waktu dekat sangat besar.

Baca Juga:  Spektakuler! Pameran Internasional di STIKI Malang, Ajang Adu Kreativitas 5 Negara

Melalui riset berbasis data, UM akan ikut berperan memetakan risiko dan menyusun rekomendasi kebijakan pengelolaan air yang adaptif terhadap cuaca ekstrem dan penurunan debit air sungai. Selain riset dosen, program pengabdian yang akan digerakkan UM juga melibatkan mahasiswa secara aktif melalui program KKN tematik lingkungan dan relawan konservasi. Program ini selaras dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) poin 6 (air bersih dan sanitasi layak) serta poin 13 (penanganan perubahan iklim).

“Kami ingin mahasiswa jadi agen perubahan, tidak hanya belajar di kelas, tapi juga turun langsung menjaga sumber daya alam kita,” tambah Otto.

UM menargetkan fase awal pelaksanaan program berlangsung Agustus–Oktober 2025 dengan melibatkan mitra kampus lain dan lembaga pengelola air. (Ab)