UIN Malang Lantik 58 Pejabat Baru, Fokus 100 Hari Pertama dan Retret Kepemimpinan

SMARTLIVE – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang melantik 58 pejabat baru yang terdiri dari Wakil Dekan, Wakil Direktur Pascasarjana, dan Kepala Program Studi (Kaprodi) periode 2025–2029. Prosesi pelantikan berlangsung khidmat di Aula Rektorat Lantai 5 pada Senin (25/8/2025).
Dalam sambutannya, Rektor UIN Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si., CAHRM., CRMP., menekankan pentingnya pejabat baru segera bekerja nyata sejak hari pertama. Ia mengingatkan agar seratus hari pertama difokuskan pada peningkatan kualitas pembelajaran, peninjauan ulang kurikulum agar relevan dengan kebutuhan dunia kerja, serta menjaga daya saing jumlah peminat mahasiswa.
“Sudah membaca sumpah, saya yakin bapak ibu semua menghayati apa yang telah diucapkan. Ini adalah tanggung jawab kita, bukan hanya kepada rektor dan Menteri Agama, tetapi juga kepada Allah SWT,” ujarnya.
Retret Kepemimpinan Perdana

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, UIN Malang akan menggelar retret kepemimpinan bagi pejabat baru pada 11–13 September 2025. Agenda tersebut menghadirkan narasumber dari kalangan tokoh pendidikan tinggi berpengalaman, dengan tujuan memperluas wawasan global para pimpinan baru.
Menurut Prof. Ilfi, retret ini penting untuk menguatkan visi kampus menjadi universitas unggul dengan reputasi internasional. “Harapannya, pimpinan baru tidak hanya mengelola administrasi, tetapi juga punya visi jauh ke depan,” ungkapnya.
Evaluasi Kinerja Ketat

Prof. Ilfi menegaskan, para pejabat baru akan dievaluasi secara ketat, baik bulanan maupun triwulanan. Ia menekankan seleksi jabatan yang dilakukan sebelumnya juga sudah melewati proses panjang dan penuh pertimbangan.
“Saya tidak mau memilih orang yang tidak bisa bekerja. Jika target tidak tercapai, maka siap-siap diganti,” tegasnya.
Tantangan Eksternal
Selain tugas internal, Rektor juga mengingatkan tantangan eksternal yang kini dihadapi UIN Malang. Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berbadan hukum memiliki keleluasaan dalam merekrut mahasiswa tanpa batas. Kondisi tersebut membuat persaingan semakin ketat.
“Kalau peminat kita sedikit, sementara penerimaan besar, daya saing menurun. Karena itu, prodi yang kita buka harus marketable, betul-betul dibutuhkan masyarakat dan dunia kerja,” jelasnya.
Ia menambahkan, misi internasionalisasi kampus bukan hanya sebatas akreditasi, tetapi juga pengakuan nyata dari lembaga-lembaga dunia. Hal ini, kata Prof. Ilfi, menjadi tanggung jawab pejabat baru periode 2025–2029 untuk diwujudkan.
Dengan pelantikan ini, UIN Malang berharap seluruh jajaran pimpinan fakultas dan pascasarjana bisa memberikan kontribusi nyata dalam mengembangkan kelembagaan, meningkatkan mutu akademik, serta memperkuat daya saing mahasiswa di tingkat nasional maupun internasional. (Ab)