Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
22/11/2024
CITILIVE

UIN Malang dan UNWIRA Kupang Kembangkan Obat Herbal Dari Tanaman Pule Hitam

Deviwulandari
  • Agustus 28, 2023
  • 4 min read
UIN Malang dan UNWIRA Kupang Kembangkan Obat Herbal Dari Tanaman Pule Hitam

CITILIVE – Unwira, Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah tiga kewajiban yang terdapat dalam perguruan tinggi. Tiga kewajiban tersebut terdiri dari 3 poin, yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Mengadakan penelitian dan pengembangan dilakukan untuk mencapai tujuan Perguruan Tinggi yaitu memiliki Sumber Daya Manusia yang kreatif, cerdas, dan kritis.

Sebagai contoh, negara-negara maju yang ada di dunia sudah memiliki sistem penelitian dan pengembangan yang tinggi.

Penelitian dapat menjadi salah satu bukti terkait pemahaman terhadap kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi.

“Penelitian juga bisa dilakukan dan bisa didorong ke penelitian modern untuk pengembangan lebih lanjut agar benda atau semua hal yang dilakukan tidak hilang”, imbuh ketua LPPM UNWIRA.

Baca juga: Pengukuhan Guru Besar Prof. Ilfi Nurdiana di UIN Malang

Unwira


Berangkat dari hasil studi etnomedicine yang dilakukan oleh Dr. Maximus Markus Taek, M.Si., tanaman Alstonia spectabilis atau yang biasa dikenal dengan sebutan “Pule Hitam” memiliki potensi sebagai antimalarial yang sangat poten.

Dengan hasil ini, beliau mencoba melakukan pengembangan dari hasil penelitian yang sudah ada untuk dikembangkan menjadi prototipe agar dapat dikomersialkan kepada masyarakat luas.

Proyek penelitian ini telah lolos dari pendanaan dengan program “bantuan biaya luaran prototipe tahun anggaran 2023” dengan judul “Pengembangan Prototipe OHT Antimalaria dari Ekstrak Pule Hitam (Alstonia spectabilis) sebagai Bentuk Penguatan Kemandirian Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT”.

Proyek penelitian ini diinisiasi oleh beberapa dosen dari UIN Maliki Malang yang di antaranya berkolaborasi dengan dosen UNWIRA Kupang, dan dosen IIK Bhakti Wiyata.

Anggota tim penelitian ini di antaranya sebagai berikut:
• Dr. apt. Burhan Ma’arif Z.A, M.Farm. (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan-UIN Malang)
• apt. Novia Maulina, M.Farm. (Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan-UIN Malang)
• Dr. Maximus Markus Taek, M.Si. (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-UNWIRA)
• Paulus Risan Funan Lalong, S.Pd, M.T.P (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam-UNWIRA)
• Faisal Akhmal Muslikh, S. Farm., M. Farm (Fakultas Farmasi-IIK Bhakti Wiyata)

Baca Juga:  MenPAN-RB Tinjau Mal Pelayanan Publik (MPP) Among Warga di Kota Batu

Dalam rangka merealisasikan potensi kerjasama dan kolaborasi, tim peneliti “Pengembangan Prototipe OHT Antimalaria dari Ekstrak Pule Hitam (Alstonia spectabilis) sebagai Bentuk Penguatan Kemandirian Kesehatan Masyarakat Provinsi NTT” berkesempatan untuk melakukan kunjungan ke Universitas Katolik Widya Mandira Kupang (UNWIRA).

Kunjungan tersebut disambut baik oleh Dr. Max selaku Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) dan para anggotanya.

Pertemuan ini dilakukan untuk sharing informasi mengenai 3 poin yang ada didalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, terlebih mengenai penelitian dan pengembangan.

Sesi sharing tersebut sangat menarik perhatian dari seluruh anggota LPPM yang hadir, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya antusias pertanyaan yang diajukan mengenai tips dan trik yang menjadi resep dalam sebuah penelitian.

Selain kunjungan ke kampus UNWIRA, kunjungan lain yang dilakukan untuk merealisasikan program penelitian yang telah lolos didanai ini dengan mengunjungi beberapa daerah endemik malaria yang ada di daerah kupang dan tempat tumbuh dari Pule hitam.

Kunjungan ke daerah tersebut dilakukan untuk mengetahui bagaimana kehidupan dari masyarakat endemik malaria dalam menjalankan kehidupan sehariannya karena darah dalam tubuhnya sudah mengandung inang dari Plasmodium (parasit penyebab penyakit malaria).

Masyarakat di sana biasa mengkonsumsi rebusan pule hitam ini sebagai penangkal malaria yang ada di dalam darahnya.

Setelah melihat tradisi budaya yang ada di beberapa daerah endemik malaria dalam mengobati sakitnya, kesempatan emas juga kami dapatkan untuk melihat langsung tanaman yang membawa kami sampai ada di Kupang, NTT.

Tanaman tersebut tumbuh subur disepanjang jalan kabupaten maupun kota, dan biasa tumbuh di pekarangan rumah warga, tak heran dengan kondisi ini karena tanaman ini sudah dipercaya sejak dari nenek moyang mereka sebagai penangkal malaria, sehingga kapanpun kondisi tersebut menyerang bisa langsung dimanfaatkan sebagai penangkalnya.

Baca Juga:  Peristiwa Perampokan di Malang Berujung Ancaman Hukuman Penjara 12 Tahun

Ujung dari penelitian yang telah lolos didanai ini adalah prototipe yang akan dikomersilkan ke masyarakat umum.

Kami juga berkesempatan membawa sedikit sampel yang menjadi objek penelitian kami untuk dilakukan uji lebih lanjut secara in vitro dan in vivo, serta dikembangkan menjadi formula terbaik dalam mengobati malaria.

Dalam proyek ini kami menggandeng salah satu industri herbal ternama yang ada di Lawang, Jawa timur (PT. Agaricus Sido Makmur Sentosa (ASIMAS)) sebagai rekan kerja yang membantu dalam pengembangan formula prototipe yang menjadi luaran inti dari penelitian ini.

Dengan begitu, besar harapan kami agar dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang sesuai dengan luaran sesuai dengan timeline yang telah disusun.