TPA Supit Urang Bakal Disulap Jadi Wisata Edukasi Lingkungan, DLH Siapkan Konsep “Bukit Teletubbies”
CITILIVE,MALANG – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang di Kota Malang bakal naik kelas. Tak hanya menjadi lokasi pengolahan sampah modern, kawasan ini akan dikembangkan menjadi wisata edukasi lingkungan yang ramah bagi pelajar dan masyarakat umum.
Rencana tersebut diungkapkan oleh Plh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran, menyusul tingginya antusiasme masyarakat yang berkunjung untuk studi lapangan ke lokasi tersebut.
“Rata-rata setiap hari ada dua rombongan dari kota atau kabupaten lain yang datang, termasuk dari universitas. Banyak yang penasaran karena TPA Supit Urang tidak bau seperti TPA lain,” jelasnya, Senin (3/11/2025).
Menurut Gamaliel, ide menjadikan TPA Supit Urang sebagai destinasi wisata edukasi muncul secara alami dari banyaknya kunjungan studi yang diterima. DLH berencana segera menyampaikan konsep tersebut kepada Wali Kota Malang untuk mendapatkan dukungan dan membuka peluang kerja sama dengan pihak swasta.
“Karena hampir tiap hari menerima tamu, kami akan laporkan ke Pak Wali. Rencananya akan dibuat layout baru supaya timbunan sampah bisa diatur menjadi bukit dan area wisata. Kita sudah punya konsep Bukit Teletubbies, tapi belum bisa diwujudkan karena lahan masih digunakan,” ujarnya.
Selain mempersiapkan area wisata edukasi, DLH juga berfokus mempercantik kawasan TPA dengan penanaman pohon buah dan pohon pelindung. Langkah ini bagian dari upaya meningkatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Malang yang baru mencapai sekitar 17 persen, jauh di bawah standar nasional 30 persen.
“Karena kondisi Kota Malang yang padat, kami manfaatkan area yang masih memungkinkan untuk ditanami pohon, termasuk TPU dan TPA Supit Urang. Harapannya, walaupun TPA, tempat itu tetap hijau dan nyaman,” imbuhnya.
Untuk menjaga kenyamanan dan mengatasi potensi bau, TPA Supit Urang juga telah menerapkan sistem controlled landfill dengan dukungan teknologi pengelolaan gas metana. DLH menggunakan bakteri alami seperti eco enzyme untuk menekan emisi dan menghilangkan bau menyengat.
“Bakteri ini membantu meminimalisir gas metana penyebab bau. Karena itu, kalau masuk ke TPA Supit Urang sekarang, tidak tercium bau menyengat seperti di TPA lain,” terangnya.
Gamaliel menegaskan, rencana pengembangan wisata edukasi lingkungan di TPA Supit Urang sejalan dengan program Ngalam Seger yang digagas Pemerintah Kota Malang dalam mendorong tata kota berwawasan lingkungan.
“TPA Supit Urang sangat potensial dikembangkan menjadi wisata edukasi lingkungan. Bisa jadi ruang belajar bagi siswa SD, SMP, hingga mahasiswa tanpa perlu jauh ke luar kota. Kami targetkan bisa mulai terealisasi dengan dukungan swasta pada 2026,” pungkasnya. (Sh)
