Taman Nasional Bromo Tengger (TNBTS) memperkirakan Populasi Macan Tutul berjumlah 24 Ekor

CITILIVE – Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menjadi salah satu habitat alami bagi macan tutul Jawa (Panthera pardus melas), satwa liar yang berstatus terancam punah. Berdasarkan data terbaru dari pihak pengelola TNBTS, populasi macan tutul di kawasan ini diperkirakan mencapai 24 ekor. Angka ini didapatkan melalui pemantauan menggunakan kamera jebak (camera trap) yang dipasang di beberapa titik strategis di dalam kawasan konservasi.
Kepala Balai Besar TNBTS menyatakan bahwa metode pemantauan ini dilakukan secara berkala untuk mendapatkan data yang akurat tentang keberadaan dan perilaku macan tutul. “Kami memasang kamera jebak di 50 titik di kawasan TNBTS. Hasilnya, teridentifikasi sekitar 24 individu macan tutul yang aktif di berbagai wilayah taman nasional,” ujar pejabat tersebut.
Upaya Konservasi yang Berlanjut
Macan tutul Jawa merupakan salah satu subspesies macan tutul yang hanya ditemukan di Pulau Jawa dan kini menghadapi ancaman serius akibat kerusakan habitat, perburuan liar, dan konflik dengan manusia. TNBTS terus berupaya menjaga kelestarian spesies ini melalui berbagai langkah konservasi, seperti patroli rutin, pemulihan ekosistem, serta edukasi kepada masyarakat sekitar.
Selain itu, pihak TNBTS juga bekerja sama dengan lembaga penelitian dan organisasi konservasi untuk memastikan keseimbangan ekosistem tetap terjaga. Penelitian terkait distribusi dan kebiasaan macan tutul menjadi prioritas agar strategi perlindungan dapat disusun secara tepat.
Ancaman yang masih Mengintai
Meski populasi macan tutul di TNBTS relatif stabil, ancaman terhadap keberlangsungan hidupnya masih ada. Salah satunya adalah aktivitas perambahan hutan yang mengurangi luas habitat mereka. Tidak hanya itu, konflik dengan warga yang tinggal di sekitar taman nasional juga menjadi tantangan, terutama ketika macan tutul keluar dari kawasan hutan untuk mencari makan.
TNBTS mengimbau masyarakat agar melaporkan keberadaan satwa liar kepada petugas jika ditemukan di sekitar pemukiman. Hal ini bertujuan untuk menghindari potensi konflik yang dapat membahayakan baik manusia maupun satwa tersebut.
Harapan Masa Depan
Dengan adanya data terbaru tentang populasi macan tutul di TNBTS, diharapkan upaya konservasi dapat terus ditingkatkan. “Kami optimis, dengan kolaborasi berbagai pihak, populasi macan tutul Jawa dapat terus bertahan dan berkembang,” kata Kepala Balai Besar TNBTS.
Keberadaan macan tutul tidak hanya menjadi indikator kesehatan ekosistem, tetapi juga bagian penting dari kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia. Menjaga kelangsungan hidupnya adalah tanggung jawab bersama demi masa depan alam yang lebih baik.