Sam HC Menghadiri Religi “Rebo Legi” Majelis Masyarakat Maiyah Malang

CITILIVE – (16/10/24) Malam hari menjadi semakin padat saat ada acara sharing dengan salah calon Walikota Malang. Majelis Maiyah, sedang menjalankan kegiatan rutinnya yang bernama “Rebo Legi” atau yang kita kenal dengan Religi.
Tema hari ini, lebih menjelaskan tentang bagaimana kedekatan antara pemimpin dan masyarakatnya dan itu dikemas dalam “‘Pra Nikah sang Khalifah’, Sudahkah Calon Pemimpin mengenal Rakyatnya?”
Diskusi ini dilaksanakan di UB Coffe, mulai pukul 19.30 WIB – selesai. Diharapkan, semua calon Walikota hadir di tempat, dan acara bebas untuk umum. Selama acara, peserta yang datang lebih ke warga sekitar kampus, masyarakat umum, mahasiswa UB, dan forum-forum lainnya.
Sambutan pertama diberikan kepada PJ acara, yaitu Pak Eko dan ada sambutan sekaligus doa dari para tokoh agama, mulai dari Islam dan Kristen. Untuk diskusi yang hadir hari ini, masih Sam HC selaku kandidat calon Walikota Malang nomor 2.
Dalam sambutan HC kepada para Majelis Maiyah dan masyarakat umum, lebih menyampaikan visi misi beliau dalam memberikan perubahan kepada Malang Kota dan sekitar.
Hal yang paling disoroti atau dipentingkan dalam pernyataan Sam HC tentang perubahan adalah dimulai dengan merubah mindset tentang ketatanegaraan kota, karena dari mindset mempengaruhi perilaku dari, ke masyarakat.

Menurut beliau perlu yang namanya entitas di Malang dianggap sebagai aset, jadi tidak asal-asalan saat memberikan perlakukan atau aturan. Dimulai dari mindset Walikota dulu yang tidak berpikir bahwa pemerintahan hanya birokrasi saja, mementingkan kepentingan tertentu.
Beasiswa sekolah dan alokasi jumlah mahasiswa asli warga Kota Malang perlu ditata karena melihat realita di lapangan untuk warga Kota Malang sendiri masih belum dikhususkan atau dibuat kuota khusus untuk peningkatan pembelajaran atau tingkat pendidikan.
Mengingat kalau dipikir-pikir miris kampus Malang banyak meluluskan sarjana bagus, tetapi untuk warga Kota Malang nya masih sedikit malahan minim seperti SDM yang mendukung kemajuan Kota Malang malahan dari luar Kota Malang jika dilihat-lihat.
Bincang-bincang dengan Sambutan HC dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dibuka oleh MC. Pertanyaan lebih mengarah bagaimana fasilitas bisa terjamin dan memadai untuk pelajar difabel, susunan / aturan kampung, dan penyediaan fasilitas yang lain.
sam HC juga membahas mengenai UMKM, UKM, dan pelayanan fasilitas untuk disabilitas (ramah disabilitas) yang mana masih belum terealisasikan dan diperhatikan penuh oleh pemerintah.
“Dari ada di Malang kenapa manfaatnya untuk generasi kami tidak terlalu banyak. Akhirnya saya ulangi dosen UB, pertanyaan dulu sampai dia jawab. Memang Malang diawali kota. Karena dia dua entitas yang hidup bersendirian. Tidak pernah kolaborasi. UB dibutuhkan untuk mengangkat ekonomi terutama di kos-kosan. Ada tidak daerah yang membuka pintu khusus kerjasama dengan Anda untuk warganya? Akhirnya, mas, daerah Indonesia Timur malah punya pintu khusus buat warganya untuk kuliah. Malang Kota, tuan rumah tidak pernah punya pintu khusus. Saya tanya di Bapeda, Bapeda, duit dasar BN itu 57 kampus, okupasinya berapa? 75 persen K, 100 persen K, gak punya mas.”