Rendra Masdrajad Safaat Dorong Penguatan Angkutan Umum sebagai Solusi Kemacetan Kota Malang
CITILIVE – Kemacetan lalu lintas telah menjadi masalah yang kianpelik bagi masyarakat Kota Malang. Padatnya jalan raya terutama pada jam-jam sibuk,ditambah dengan meningkatnya jumlah kendaraan pribadi, memicu kemacetan. Menanggapi kondisi ini, Rendra Masdrajad Safaat, anggota DPRD Kota Malang Komisi C dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menyuarakan pentingnya penggunaan
angkutan umum sebagai solusi untuk mengurangi tingkat kemacetan di Kota Malang.
Rendra menilai bahwa angkutan umum, sebagaimana yang telah diterapkan di berbagai negara maju, memiliki potensi besar untuk mengatasi kemacetan apabila sistem dan infrastrukturnya dikelola dengan baik. “Di negara-negara maju, masyarakatnya sudah terbiasa menggunakan angkutan umum untuk mobilitas sehari-hari. Hasilnya, kemacetan berkurang, polusi tertekan, dan waktu tempuh lebih efisien. Ini yang seharusnya kita pelajari dan adaptasi di Kota Malang,” ungkap Rendra.
Data yang diperoleh dari Dinas Perhubungan Kota Malang menunjukkan bahwa hanya 26% masyarakat yang menggunakan angkutan umum, sementara sebagian besar masih lebih memilih menggunakan transportasi online atau kendaraan pribadi.
Rendahnya angka pengguna angkutan umum ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keamanan, kenyamanan, ketepatan waktu, dan keinginan memiliki kendaraan pribadi. Menurut Rendra, hal-hal ini adalah masalah mendasar yang perlu diatasi untuk menarik lebih banyak pengguna angkutan umum.
“Jika kita ingin mendorong masyarakat beralih ke angkutan umum, kita harus memperbaiki faktor-faktor yang membuat mereka enggan meninggalkan kendaraan pribadi. Keamanan, kenyamanan, dan ketepatan waktu adalah aspek yang tidak bisa diabaikan. Kita ingin masyarakat merasakan manfaat nyata dengan menggunakan angkutan umum,” kata Rendra.
Buy The Service (BTS) adalah sebuah program untuk pengembangan angkutan umum dengan melibatkan pemerintah dalam subsidi layanan transportasi publik untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitasnya. Dengan BTS, pemerintah memberikan subsidi kepada para pemilik angkot dan operator angkutan umum untuk memperbaiki kualitas layanan, termasuk memastikan rute yang terstruktur, waktu tempuh yang efisien, dan kenyamanan penumpang. BTS bertujuan memperbaiki kualitas layanan angkutan umum sekaligus meningkatkan kesejahteraan pengemudi dan pemilik angkot.
Melalui BTS, pengemudi akan mendapat subsidi yang memungkinkan mereka memberikan layanan yang lebih baik, seperti rute yang teratur, waktu tempuh yang lebih efisien, dan kenyamanan bagi penumpang. Rendra menekankan bahwa dengan adanya dukungan finansial dari program ini, kesejahteraan pengemudi angkot diharapkan meningkat, sehingga mereka lebih termotivasi untuk melayani masyarakat dengan lebih baik.
“BTS bukan hanya tentang memperbaiki angkutan umum, tapi juga tentang kesejahteraan para pengemudi dan pemilik angkot. Jika kesejahteraan mereka meningkat, mereka akan memiliki lebih banyak semangat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi penumpang. Ini adalah win-win solution bagi semua pihak, pengemudi mendapat manfaat ekonomi, masyarakat mendapat transportasi yang lebih baik, dan kemacetan bisa berkurang,” jelas Rendra.
Rendra juga menyebut bahwa kolaborasi antara DPRD, pemerintah kota, dan Dinas Perhubungan sangat diperlukan agar program BTS dapat terimplementasi dengan maksimal. “Dukungan dari semua pihak, mulai dari penyedia angkutan hingga masyarakat sangat dibutuhkan agar BTS dapat berjalan sesuai harapan. Kami di DPRD bersama Dinas Perhubungan Kota Malang akan terus memperjuangkan inisiatif ini agar segera terwujud dan kemacetan di Kota Malang dapat berkurang secara signifikan.”
Dengan upaya ini, Rendra berharap Kota Malang dapat mencontoh kota-kota lain yang berhasil mengurangi kemacetan melalui penguatan angkutan umum. Jajaran Komisi C DPRD Kota Malang berkomitmen untuk menjadikan program BTS sebagai pilar utama dalam pengembangan transportasi publik di kota ini.
“Visi kami adalah menciptakan lingkungan kota yang lebih tertib, aman, dan nyaman bagi masyarakat. Kami percaya bahwa dengan memaksimalkan potensi angkutan umum, Kota Malang akan mampu menghadirkan solusi nyata terhadap masalah kemacetan,” tutup Rendra. (Ab)