Program PASTI Sukses Tekan Stunting di Kabupaten Malang, 118 Desa Jadi Model Nasional
CITILIVE, KABUPATEN MALANG – Upaya Pemerintah Kabupaten Malang menurunkan angka stunting menunjukkan hasil signifikan. Melalui Program Partner Akselerasi Penurunan Stunting di Indonesia (PASTI), angka prevalensi stunting di wilayah ini berhasil ditekan melalui intervensi langsung di tingkat keluarga dan desa.
Program yang dijalankan sejak 2023 ini kini menjangkau lebih dari 2.500 orang dewasa, 842 remaja, dan 541 anak di bawah dua tahun (baduta). Pendekatan berbasis masyarakat terbukti efektif dalam mengubah perilaku gizi dan pola asuh keluarga.
“Program PASTI menjadi katalis di tingkat desa. Pencegahan yang efektif dimulai dari masyarakat karena keterlibatan mereka adalah kunci utama,” kata Aniswaty, perwakilan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Malang), Kamis (30/10/2025).
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, angka stunting di Jawa Timur masih 14,7 persen. Namun, Kabupaten Malang menunjukkan tren penurunan signifikan berkat optimalisasi kader dan pelibatan aktif masyarakat melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
Cakupan PASTI Program Meluas ke 118 Desa

Sejak peluncuran awal, Program PASTI mendampingi 29 desa dan kini diperluas ke 89 desa tambahan, total 118 desa di Kabupaten Malang telah mengadopsi model intervensi gizi dan kesehatan keluarga.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara BKKBN, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN), dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA), serta dilaksanakan oleh Wahana Visi Indonesia dan Yayasan Cipta.
“Kami memastikan setiap anak tumbuh sehat dengan gizi cukup. Melalui pelatihan kader, edukasi remaja, dan pemberdayaan keluarga, kami ingin menciptakan perubahan berkelanjutan,” ujar Hotmianida Panjaitan, National Program Manager PASTI.
Hasil Nyata di Lapangan
Sebanyak 90 kader Tim Pendamping Keluarga (TPK) dilatih secara intensif untuk melakukan Kampanye Perubahan Perilaku (KPP) kepada lebih dari 2.400 orang tua dan ibu hamil.
Hasil evaluasi menunjukkan 97,6 persen peserta mengalami peningkatan pengetahuan tentang gizi, sanitasi, dan kesehatan keluarga.
Salah satu penerima manfaat, Badi’atus, warga Kecamatan Wajak, mengaku kini mampu menyusun menu seimbang dari bahan pangan lokal.
“Dulu yang penting anak kenyang, sekarang saya tahu pentingnya makanan bergizi. Anak saya sekarang lebih aktif dan jarang sakit,” ujarnya.
Sementara itu, kader TPK Siti Rukiati menyebut pendekatan door to door menjadi strategi efektif dalam membangun kesadaran keluarga.
“Kami ajak warga praktik langsung masak sehat dan mengenali tanda-tanda stunting sejak dini,” katanya.
PASTI Menjadi Model Nasional Penanganan Stunting
Keberhasilan Kabupaten Malang dalam menjalankan Program PASTI menjadikannya contoh praktik baik di tingkat nasional. Pemerintah pusat menilai model intervensi berbasis desa dan keluarga yang diterapkan di Malang dapat direplikasi di daerah lain.
“Stunting bukan sekadar isu kesehatan, tapi juga sosial dan ekonomi. Dengan kerja sama lintas sektor seperti ini, hasilnya lebih terukur dan berkelanjutan,” ungkap Desy Mega Aditia, perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.
Program PASTI masih akan terus berjalan hingga Januari 2027 dengan target memperluas cakupan ke seluruh desa prioritas di Kabupaten Malang. Pemerintah daerah menegaskan komitmennya menjaga kesinambungan program, agar penurunan stunting tidak hanya bersifat jangka pendek.
“Kunci keberhasilan bukan pada bantuan, tapi pada perubahan perilaku masyarakat. Itu yang sedang kami jaga,” tutup Aniswaty. (Sh)
