Perkuat Toleransi Beragama dan Tekankan Kebhinekaan, Pemkot Malang Adakan Beragam Acara

CITILIVE – Pemerintah Kota Malang merupakan salah satu kota dengan beragam umat beragama, suku, budaya, dan ras.
Keanekaragaman suku dan agama di Kota Malang menjadikan kota tersebut sangat rentan atau adanya potensi bersinggungan antarsuku maupun antar umat beragama.
Untuk menjaga Kota Malang sebagai kota yang paling toleran serta kondusif di Jawa Timur, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus berupaya agar kerukunan umat beragama di kota ini terus terjaga.
Pemkot Malang bersama-sama dengan para tokoh lintas agama juga terus berupaya untuk mempererat kerukunan dengan mengedepankan sikap toleransi antar umat beragama.
Dengan menyadari pentingnya menjaga dan merawat toleransi dan mengesampingkan ego masing-masih, maka bisa terwujud ketenteraman antar umat beragama.
Untuk mendukung hal tersebut, Pemkot Malang melakukan berbagai kegiatan agar warga dari berbagai keyakinan semakin solid dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu hal yang dilakukan Pemkot Malang dalam memperkuat toleransi antar umat beragama dan menekankan kebhinekaan masyarakat di kota tersebut adalah dengan rutin berkeliling berbagai tempat ibadah keagamaan bersama Forkopimda Kota Malang sebagai upaya untuk memelihara komunikasi dan kerukunan.
Pemkot Malang melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) juga menggelar Fasilitasi Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Malang dalam rangka mewujudkan moderasi beragama menuju Malang sebagai kota toleran.
Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk semakin meningkatkan kesadaran dan pengakuan akan perbedaan dan keberagaman yang ada di Kota Malang. Tujuannya untuk mewujudkan Kota Malang bermartabat serta kota yang rukun dan toleran berasaskan keberagaman.
Tahun lalu, Pemkot Malang juga mengikuti acara Halal Bihalal Kebangsaan yang dihadiri oleh perwakilan pemuka lintas agama se-Malang Raya.
Dalam acara tersebut, Komunitas Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) se-Malang Raya berkomitmen untuk memperkuat toleransi dalam banyaknya perbedaan yang ada di masyarakat Indonesia.
Sebagai salah satu bentuk toleransi antar umat beragama, , Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kota Malang menyelenggarakan rangkaian acara menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1945 yang jatuh pada 22 Maret kemarin.
Acara yang diselenggarakan mulai dari pertunjukan ogoh-ogoh, pertunjukan tari tradisional Bali, hingga kirab ogoh-ogoh Tawur Agung Kesanga, di kawasan Balai Kota Malang.
Selain umat Hindu di Kota Malang, masyarakat umum juga banyak yang ikut menyaksikan upacara menyambut Hari Raya Nyepi tersebut.
Umat Hindu di Kota Malang melakukan serangkaian upacara menyambut Hari Raya Nyepi, seperti melasti, tawur agung, hingga catur brata penyepian
Wali Kota Malang, Sutiaji sendiri menyampaikan jika filosofi dari Nyepi seharusnya dapat menjadi kontemplasi (renungan) untuk berpikir, dimana masa lalu manusia hidup dari kekosongan.
Sutiaji mengharap dalam peringatan tersebut dapat mengosongkan diri dari sifat angkara murkaan..