Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
08/09/2024
CITILIVE

Penurunan Suhu Ekstrem di Kawasan Bromo Memicu Munculnya Embun Es

Selli
  • Juli 16, 2024
  • 2 min read
Penurunan Suhu Ekstrem di Kawasan Bromo Memicu Munculnya Embun Es

CITILIVEPenurunan suhu yang drastis di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) telah menyebabkan fenomena embun es, atau yang dikenal oleh masyarakat setempat sebagai embun upas, muncul di beberapa area.

“Embun upas atau frost adalah fenomena yang biasa terjadi di TNBTS, terutama selama musim kemarau,” ujar Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS, Septi Eka Wardhani, dalam sebuah pernyataan di Surabaya, Senin.

Septi menjelaskan bahwa embun upas terbentuk karena udara dingin yang dibawa oleh angin muson Timur dari benua Australia.

Fenomena ini biasanya terjadi ketika suhu udara mencapai antara 5 – 9 derajat Celsius, dan dapat ditemukan di pagi hari sebelum matahari terbit sepenuhnya. Saat matahari mulai naik, embun upas akan segera menghilang.

Pada musim kemarau, suhu cenderung lebih dingin karena penurunan suhu yang ekstrem. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa puncak musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024.

“Kemunculan embun upas yang membeku menyerupai salju membuat kawasan wisata Gunung Bromo dan sekitarnya tampak lebih eksotis. Pemandangan Lautan Pasir Gunung Bromo yang memutih membuatnya semakin menarik,” tambahnya.

Dilansir dari Antara News, Septi mengimbau para pengunjung yang berencana mengunjungi kawasan wisata Bromo untuk mempersiapkan diri dengan menggunakan pakaian dan jaket tebal, sarung tangan, serta kupluk atau kerpus. Ia juga mengingatkan mereka yang memiliki riwayat penyakit asma untuk berhati-hati dan menjaga kondisi kesehatan mereka dengan baik.

BMKG juga mengingatkan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, institusi terkait, dan masyarakat untuk lebih waspada dan siap menghadapi kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di daerah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau yang lebih kering dari biasanya.

Baca Juga:  Jatim Kominfo Festival (JKF) di Kota Batu Digelar 25-28 Juli 2022

“Wilayah-wilayah tersebut mungkin akan menghadapi peningkatan risiko bencana kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta kekurangan sumber air,” ujarnya.

Dengan demikian, persiapan dan kewaspadaan adalah kunci untuk menghadapi kondisi ekstrem ini dan menikmati keindahan Bromo dengan aman dan nyaman.