Pelatihan Museum se-Malang Raya: Belajar Pengembangan Inovasi
CITILIVE – Malang, 22/07/24 telah dilaksanakan Pelatihan Manajemen Koleksi Museum Berbasis Digital. Diikuti oleh pengelola museum se-Malang Raya dan dihadiri oleh Mahasiswa Departemen Sejarah UM.
Acara dilaksanakan mulai pukul 08.00-12.00 WIB, bertempat di Laboratorium Microteaching Fakultas Ilmu Sosial A6, Universitas Negeri Malang. Agenda lebih ke pemantapan materi mengenai “Pengembangan Laman Koleksi Museum dengan Google Site”.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan agenda sambutan Dekan Fakultas Ilmu Sosial UM, oleh Dr. Ari Sapto, M. Hum. Acara selanjutnya diisi dengan inti materi, yaitu pemaparan dari pemateri terkait dengan koleksi museum.
Pemaparan pertama dari Dosen Sejarah UM, Moch. Nurfahrul L. K. mengenai “Urgensi Katalog Digital untuk Manajemen Koleksi Museum”. Dalam pembahasan tersebut lebih menjelaskan kepada para pengelola museum mengenai pentingnya digitalisasi koleksi museum untuk menyesuaikan perkembangan zaman yang mana bisa diakses dimanapun dan kapanpun.
Tujuannya agar pembelajaran efektif tanpa menghilangkan minat pengunjung yang langsung atau offline datang ke museum. Jadi, harus seimbang antara sistem museum dengan digitalisasi yang ada.
Dijelaskan di materi juga, bahwa ada hambatan yang dirasa dan dianalisa mengenai alasan kenapa digitalisasi koleksi museum masih setengah-setengah atau 50%. Selain kekhawatiran akan asumsi berkurangnya pengunjung ke museum, juga kurangnya alat atau fasilitas yang memadai terkait edukasi digitalisasi itu sendiri.
Sehingga diharapkan para pengelola museum harus belajar dan bijak mengenai teknologi yang ada. Selain itu, hambatan juga bisa dilihat dalam kurangnya SDM dan keterampilan IT. Hambatan ini juga didukung dengan belum tertuangnya aturan hukum mengenai koleksi museum.
Pemateri kedua mengusung tema “Peluang dan Tantangan Katalog Digital untuk Manajemen Koleksi Museum”, oleh M. Trio M. P. Isi materi lebih membahas kepada pengenalan pertama atau apa itu Katalog Digital. Kemudian, peluang menggunakan katalog digital dan tantangan maupun strategi yang harus dihadapi dalam platform tersebut.
Pastinya fitur yang tersedia dalam Katalog Digital sangat membantu pengelola museum dalam menampilkan koleksi museum tanpa harus datang ke lokasi. Pengunjung juga dimudahkan dengan platform yang ada. Katalog Digital sendiri, mudah digunakan jika sudah belajar apalagi untuk anak muda dan umum.
Contoh platform katalog digital yang bisa digunakan, adalah Omeka dan CollectiveAcces. Adanya platform digital juga memperluas pengunjung yang hadir dalam online tidak dibatasi dari mana, siapa, dan kapan. Perlunya memberikan informasi yang mendetail atau dibutuhkan untuk pengunjung online dan dokumentasi digital disesuaikan dengan perkembangan teknologi sekarang, semisal pakai fitur foto 360°. Pelatihan manajemen koleksi museum perlu dilakukan.
Solusi cepat agar digitalisasi koleksi museum terwujud, adalah dengan berkolaborasi atau bekerja sama dengan pihak IT. Kemudian jangan lupa bermitra dengan perguruan tinggi untuk melancarkan digitalisasi. Evaluasi katalog digital harus terus dilakukan agar tahu apa yang diinginkan pengunjung online terkini.
Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dibuka 2 termin. Poin penting dalam diskusi tanya jawab 2 termin adalah lebih ke kerja sama atau dukungan perguruan tinggi melalui adik magang.
Hal ini dilontarkan pernyataan dari Dosen Sejarah UM, Moch. Nurfahrul L. K.,:
“Tentu saja ini perlu kerjasama, tetap kerjasama dalam bidang riset terutama untuk kita bisa sama-sama melakukan reservasi, pelestarian, dan juga digitalisasi arsip tersebut. Nanti saya sampaikan ke dosen di Jurusan Sejarah untuk membuka kesempatan ini, peluang ini untuk riset bersama”.
Karena memang setiap tahun kami ada kewajiban riset dan pengabdian, dan risetnya itu harus melibatkan pihak luar, jadi ada tanda tangan kesediaan pihak luar untuk kerjasama riset”.
Setelah itu, acara ditutup dengan foto bersama pemateri untuk penyerahan sertifikat pelatihan.