Menteri BKKBN Wihaji Tekankan Peran Keluarga dalam Pendidikan Karakter Anak

CITILIVE – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (BKKBN) Dr. H. Wihaji, M.Pd., mengingatkan para orang tua agar tidak membiarkan gawai mengambil alih fungsi keluarga sebagai sumber utama pendidikan karakter anak. Pesan ini disampaikan saat dialog bersama penyuluh keluarga berencana dan kader Banggakencana Kota Malang di Gedung NCC lantai 4, Selasa (12/8/2025). Menurut Wihaji, fenomena anak yang lebih akrab dengan telepon genggam dibanding berinteraksi dengan orang tua patut diwaspadai. “Sekarang ini HP seperti menjadi orang pertama dalam kehidupan anak, mengalahkan orang tua. Kalau dibiarkan, anak-anak akan kehilangan kehangatan komunikasi keluarga,” tegasnya.

Ia menekankan, teknologi memang memberi manfaat, namun tidak boleh menggeser peran orang tua dalam membentuk karakter, menanamkan nilai moral, dan membangun ketahanan mental anak. “Anak membutuhkan perhatian, bukan sekadar fasilitas. Orang tua harus aktif mengajak ngobrol, mendengarkan cerita anak, dan memberi arahan. Jangan biarkan gawai yang mendidik mereka,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Wihaji memperkenalkan program Tamasya (Taman Asuh Sayang Anak), sebuah terobosan yang menggabungkan layanan penitipan anak dengan pendampingan bagi orang tua dan keluarga. Program ini dirancang sebagai pusat pengasuhan yang ramah anak sekaligus ruang belajar bagi keluarga untuk memperkuat pola asuh yang tepat. Pelaksanaan Tamasya mengedepankan kolaborasi lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, dunia usaha, hingga komunitas lokal. Wihaji berharap jejaring kerja sama tersebut dapat menciptakan dukungan berkelanjutan bagi pengasuhan anak di seluruh Indonesia. “Kami ingin semua anak Indonesia diasuh dengan kasih sayang, dilindungi, dan dibimbing agar tumbuh menjadi generasi sehat, berkarakter, dan siap bersaing di masa depan,” pungkasnya. (Ab)