STIKI Malang Kembangkan Kewirausahaan Mahasiswa
CITILIVE– Kewirausahaan dan inovasi mahasiswa merupakan di STIKI Malang dua aspek penting dalam meningkatkan daya saing dan kemandirian generasi muda di era globalisasi.
Di Perguruan tinggi, Inkubator bisnis berfungsi sebagai wadah yang membantu mahasiswa mengembangkan ide-ide inovatif mahasiswa menjadi usaha yang nyata dan berkelanjutan.
Inkubator Bisnis menyediakan ekosistem yang mendukung perkembangan ide-ide bisnis baru dengan memberikan akses ke sumber daya, mentor, jaringan, serta fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan dan menguji konsep bisnis.
Penyediaan program-program seperti pelatihan, pendampingan, dan akses ke investor, menjadi upaya inkubator bisnis membantu mengurangi risiko yang dihadapi oleh startup pada tahap awal dan meningkatkan peluang keberhasilan kelompok wirausaha mahasiswa.
Adanya Inkubator bisnis turut berperan dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Meskipun demikian, belum semua perguruan tinggi memiliki unit Inkubator bisnis maupun program pengembangan kewirausahaan yang berkelanjutan bagi mahasiswa.
STIKI Malang merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki program pengembangan kemampuan wirausaha bagi mahasiswa. Unit inkubator bisnis (INBIS) STIKI, secara aktif menginkubasi usaha mahasiswa guna meningkatkan kemauan dan kemampuan kewirausahaan. Setiap tahun, INBIS menyelenggarakan STIKI Entrepreneur Camp (SENCA) yaitu ajang kompetitif untuk menunjukan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa.
Melalui kegiatan SENCA, INBIS dapat menggali potensi mahasiswa khususnya merancang bisnis hingga memberikan insentif kepada ide-ide bisnis yang dinilai memiliki potensi. Selain itu, INBIS juga bekerjasama dengan Mercy Corps, untuk melaksanakan pelatihan TIK, bagi pelaku UMKM di kota Malang.
Dalam upaya mengembangkan inkubasi bisnis khususnya bagi mahasiswa, kepala INBIS, Bagus Kristomoyo Kristanto, S.Kom., M.MT., mendapatkan kesempatan mengikuti program Australia Award yang diselenggarakan oleh Griffith University, Queensland, bekerjasama dengan KONEKSI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Bappenas, dan BRIN. Kegiatan short course dilaksanakan selama dua minggu di Australia, pada tanggal 30 Mei hingga 17 Juni 2024.
Melalui kegiatan dengan tema “Towards a Knowledge-based Economy: Supporting Indonesia’s Research and Innovation Agenda”, banyak hal diperoleh khusus bagaimana merancang pusat inovasi ini dapat mengembangkan kewirausahaan mahasiswa melalui hasil riset yang mendalam. Belajar dari Griffith Centre For Systems Innovation (GCIS) yang berlokasi di Logan Campus, Queensland, diperoleh gambaran bagaimana GCIS tidak hanya fokus pada mahasiswa, tetapi juga memberikan pembinaan berjenjang untuk UMKM sekitar yang telah terdaftar.
Kombinasi framework yang dikembangkan oleh GCIS, serta keterlibatan berbagai pihak, telah menghasilkan lebih dari 1600 UMKM yang terdaftar dan mendapatkan pendampingan, serta 30 tenant yang mendapatkan mentoring dan coaching secara intensif.
Pengembangan program wirausaha di STIKI Malang menjadi bagian dalam menghasilkan lulusan yang inovatif, kreatif dan memiliki kemampuan wirausaha. Rekam jejak INBIS dalam membangun jejaring kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan komunitas lokal, termasuk UMKM sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung. Kolaborasi ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar mahasiswa tetapi juga membuka akses terhadap sumber daya, pendanaan, dan bimbingan yang diperlukan untuk mengembangkan usaha yang berkelanjutan.
Sebagai perguruan tinggi yang memiliki fokus pada bidang teknologi, STIKI Malang membuka kesempatan bagi generasi muda untuk bersama-sama bergabung mengembangkan kompetensi, dan kreativitas yang sesuai akan kebutuhan masa depan.
STIKI Malang memiliki komitmen untuk menyiapkan lulusan yang mampu dan siap berkompetisi di era globalisasi. STIKI Malang membuka penerimaan mahasiswa baru T.A. 2024/2025, daftar sekarang di pmb.stiki.ac.id