Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
13/09/2025
CITILIVE

Lestarikan Budaya : Wayang Topeng Malang “Panji Laras” Tampil Memukau

rifamahmudah
  • Mei 5, 2025
  • 4 min read
Lestarikan Budaya : Wayang Topeng Malang “Panji Laras” Tampil Memukau

CITILIVE – Kekayaan khazanah budaya Jawa Timur kembali dipamerkan melalui gelaran Wayang Topeng Malang dengan lakon “Panji Laras” yang sukses memukau ratusan penonton di Taman Kridha Budaya Kota Malang pada Sabtu, (4/52025). Pertunjukan seni tradisional yang sarat akan nilai historis dan filosofis ini menjadi wujud nyata upaya pelestarian warisan budaya Nusantara, khususnya kesenian Topeng Malang yang memiliki ciri khas tersendiri.

Lakon “Panji Laras” yang dibawakan dalam pertunjukan ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pemuda dengan kekuatan dan keberanian luar biasa. Diceritakan bahwa Panji Laras dibuang sejak bayi akibat fitnah keji, namun takdir membawanya tumbuh menjadi seorang pemuda gagah perkasa. Salah satu ciri khasnya adalah kepemilikan seekor ayam jago yang sangat kuat, yang kemudian membawanya pada pengakuan sebagai putra raja setelah melalui serangkaian peristiwa di istana. Kisah ini tidak hanya menawarkan hiburan visual dan naratif, tetapi juga mengandung pesan-pesan moral tentang keadilan, keberanian, dan jati diri.

Pagelaran Wayang Topeng Malang ini merupakan sebuah inisiatif penting dari Padepokan Topeng Panji Asmobangun yang berlokasi di Kedungmonggo, Pakisaji, Kabupaten Malang. Padepokan ini dipimpin oleh figur sentral dalam pelestarian kesenian Topeng Malang, yakni Ki Suroso, yang juga mengemban amanah sebagai Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Malang. Keputusan untuk menggelar pertunjukan di Taman Kridha Budaya Jawa Timur di Surabaya memiliki tujuan strategis, yaitu untuk memperluas jangkauan apresiasi masyarakat terhadap kesenian tradisional ini. Dengan lokasi yang lebih sentral dan mudah diakses, diharapkan semakin banyak masyarakat dari berbagai lapisan dapat menyaksikan dan mengenal lebih dekat Wayang Topeng Malang.

Dukungan penuh terhadap penyelenggaraan acara ini datang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Ibu Evy Afianasari, S.T, MMA, turut hadir dan memberikan apresiasi yang tinggi terhadap upaya pelestarian budaya yang dilakukan oleh Padepokan Topeng Panji Asmobangun. Dalam keterangannya, Ibu Evy Afianasari menekankan bahwa pertunjukan Wayang Topeng Malang ini adalah langkah konkret dalam menghidupkan dan melestarikan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang unik. Beliau mengajak seluruh masyarakat untuk tidak hanya menonton, tetapi juga turut serta dalam upaya pelestarian budaya agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

Baca Juga:  Universitas Negeri Malang Perkuat Transparansi Seleksi Masuk melalui Dialog Seleksi Calon Mahasiswa

“Kita berupaya secara aktif untuk membangkitkan kembali dan memperkenalkan keindahan kebudayaan Topeng Malang kepada masyarakat luas. Ini adalah bagian penting dari upaya kita untuk melestarikan warisan budaya Indonesia yang sangat kaya,” ujar Ibu Evy Afianasari. Beliau juga menambahkan bahwa pemerintah provinsi akan terus mendukung berbagai kegiatan pelestarian budaya sebagai wujud komitmen terhadap identitas dan karakter bangsa.

Pandangan senada juga diungkapkan oleh Dwi Cahyono, seorang pemerhati budaya Malang yang memiliki perhatian khusus terhadap perkembangan kesenian tradisional. Menurutnya, Wayang Topeng Malang memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi daya tarik wisata, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Keunikan gerakan tari, kostum, dan alur cerita yang khas dapat menjadi magnet bagi para pelancong yang mencari pengalaman budaya yang otentik. Lebih lanjut, Dwi Cahyono menyoroti pentingnya keberadaan media ekspresi seperti pertunjukan Wayang Topeng Malang bagi kelangsungan hidup kesenian tradisional.

“Adanya ruang untuk tampil dan berkreasi sangat krusial bagi para seniman dan pelestarian kebudayaan lokal. Jika tidak ada wadah seperti ini, bukan tidak mungkin kebudayaan kita akan semakin terpinggirkan. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh seniman dan masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan warisan budaya yang kita miliki,” tegas Dwi Cahyono.

Ia juga berharap agar semakin banyak generasi muda yang tertarik untuk mempelajari dan mewarisi kesenian Wayang Topeng Malang.Secara keseluruhan, gelaran Wayang Topeng Malang dengan lakon “Panji Laras” di Surabaya ini bukan hanya sekadar sebuah pertunjukan seni. Lebih dari itu, acara ini merupakan manifestasi dari komitmen berbagai pihak dalam melestarikan budaya dan nilai luhur Nusantara.

Melalui pementasan ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan budaya akan semakin meningkat, dan Wayang Topeng Malang akan terus hidup dan berkembang sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Jawa Timur dan Indonesia. Upaya berkelanjutan dari para seniman, dukungan pemerintah, serta partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci utama dalam memastikan bahwa kekayaan budaya ini akan terus lestari dan dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang. Pertunjukan ini menjadi pengingat akan betapa pentingnya menjaga akar budaya di tengah arus modernisasi yang semakin pesat. (Ab)