Netwriter can get reward Join NowDaftar / Login Netwriter
14/11/2025
CITILIVE

Kutho Bedah Tempo Doeloe, Cara Wali Kota Malang Hidupkan Kembali Sejarah Kota

rifamahmudah
  • September 6, 2025
  • 3 min read
Kutho Bedah Tempo Doeloe, Cara Wali Kota Malang Hidupkan Kembali Sejarah Kota

CITILIVE, MALANG – Suasana Jalan Muharto VII, tepat di depan Pos Kamling RT 009 RW 007, Jumat (5/9), mendadak berubah tempo. Bukan lagi sekadar jalan kampung, kawasan ini disulap menyerupai potret Malang masa lampau melalui acara bertajuk Kutho Bedah Tempo Doeloe. Warga berdatangan, anak-anak muda tampak antusias, dan aroma nostalgia sejarah begitu kental di udara.

Di tengah keramaian itu, hadir langsung Wali Kota Malang Wahyu Hidayat. Bukan sekadar tamu kehormatan, ia datang dengan pesan yang kuat: sejarah bukan hanya cerita di buku, tetapi warisan yang harus dihidupkan kembali oleh generasi muda.

Dalam sambutannya, Wahyu mengingatkan warga bahwa Malang memiliki jejak panjang sejarah yang layak dipahami dan dijaga.

“Banyak benda atau peninggalan sejarah yang maknanya sering kita lupakan. Padahal, di balik itu semua ada cerita berharga tentang perjalanan Kota Malang. Kegiatan ini memberi ruang kepada anak-anak muda untuk mengenal masa lalu dan menjadikannya inspirasi untuk masa depan,” ujarnya.

Menurut Wahyu, Kutho Bedah Tempo Doeloe bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga jembatan edukasi. Dengan konsep pameran, pertunjukan, dan cerita sejarah, generasi muda bisa belajar tanpa harus terjebak pada cara belajar yang kaku.

“Kalau acara ini terus berlanjut setiap tahun, saya yakin akan tumbuh kesadaran sejarah di kalangan anak muda. Malang bisa dikenal bukan hanya sebagai kota pendidikan dan wisata, tapi juga kota yang merawat identitas sejarahnya,” tambahnya.

Kota Malang selama ini dikenal sebagai kota yang kaya warisan budaya. Dari bangunan kolonial di kawasan Kayutangan, jejak perjuangan di museum, hingga tradisi masyarakat yang masih terjaga di kampung-kampung tematik. Semua itu menjadi potensi besar yang, menurut Wahyu, harus terus digali.

Baca Juga:  Perempuan Pelopor Lingkungan di Sukun Olah Sampah Jadi Ecoenzim dan Sabun Ramah Lingkungan

Bagi Wali Kota, mengenalkan sejarah ke publik, khususnya anak muda, adalah bagian dari pembangunan karakter. “Anak-anak kita jangan hanya mengenal mal di kota, tapi juga sejarahnya. Kalau orang datang ke Malang, mereka tidak hanya ingin kuliner atau wisata alam, tapi juga penasaran: seperti apa sejarah kota ini? Nah, itu yang harus kita lestarikan,” tegasnya.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bukti bahwa masyarakat Malang mampu menghadirkan event yang tertib, aman, dan penuh nilai.

“Acara di level RT-RW seperti ini menjadi penting sekali. Kita ingin menunjukkan bahwa Kota Malang aman dan kondusif. Wisatawan pun bisa semakin percaya datang ke sini, karena selain aman, ada banyak event bernuansa budaya yang bisa dinikmati,” kata Baihaqi.

Ia menilai, Kutho Bedah Tempo Doeloe adalah wujud nyata pelibatan masyarakat dalam melestarikan sejarah. Bahkan, jika digarap lebih serius, acara seperti ini bisa masuk kalender wisata budaya Kota Malang.

Pantauan di lokasi, warga sekitar tampak berbondong-bondong hadir. Beberapa dari mereka bahkan mengenakan busana tradisional untuk menambah nuansa tempo dulu. Pameran foto lawas, cerita rakyat, hingga dekorasi sederhana yang menggambarkan Malang masa lampau membuat suasana semakin hidup.

Rina, salah satu warga RW 007, mengaku bangga daerahnya dipilih menjadi lokasi acara. “Biasanya kalau mau tahu sejarah Malang harus ke museum. Sekarang bisa lihat langsung di kampung sendiri. Anak-anak saya juga jadi tahu kalau Malang punya sejarah panjang,” katanya.

Lebih dari Sekadar Nostalgia

Bagi Pemkot Malang, acara seperti ini tidak hanya sekadar nostalgia, tetapi juga aset sosial dan ekonomi. Dengan membangun citra Malang sebagai kota yang merawat sejarah, diharapkan mampu menarik wisatawan serta memperkuat identitas warga.

Baca Juga:  Sosialisasi PPKM Darurat, Forkopimda Beri Himbauan Prokes di Sepanjang Jalan Raya Kota Malang

Wali Kota Wahyu Hidayat menegaskan, Kutho Bedah Tempo Doeloe adalah langkah kecil namun penting dalam menjaga jati diri kota. “Kita ingin membangun Malang yang modern, tapi juga tidak lupa pada akarnya. Sejarah adalah identitas, dan identitas itu harus kita rawat bersama,” pungkasnya. (Ab)