Kota Malang Punya Dua Sekolah Rakyat, Fasilitas Lengkap untuk Anak dari Keluarga Miskin dan Miskin Ekstrem

CITILIVE — Pemerintah Kota Malang memperkuat perannya dalam program prioritas nasional Sekolah Rakyat (SR) yang ditujukan untuk anak-anak dari keluarga tidak mampu. Saat ini, terdapat dua unit Sekolah Rakyat di Kota Malang yang telah resmi beroperasi, masing-masing setara tingkat SMP di Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, dan tingkat SMA di Jalan Kawi, tepatnya di gedung BPSDM Pemprov Jatim.
Kepala Dinas Sosial-P3AP2KB Kota Malang, Donny Sandito, menjelaskan bahwa kedua SR tersebut diperuntukkan khusus bagi anak-anak yang berasal dari Desil 1 dan 2 Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) kategori miskin dan miskin ekstrem. Jumlah warga kategori ini di Kota Malang diperkirakan mencapai sekitar 5.000 orang. “Saat proses pendaftaran, kami mendata sekitar 270 calon siswa. Namun setelah seleksi dan beberapa mengundurkan diri karena alasan teknis, jumlah siswa yang diterima adalah 175 orang, baik di tingkat SMP maupun SMA,” terang Donny saat ditemui di sela kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SRMP 16 Kota Malang, Senin (14/7).

Donny menyebut, Kota Malang merupakan salah satu kota pertama di Indonesia yang melaksanakan program Sekolah Rakyat. Pada hari ini, secara nasional terdapat 23 Sekolah Rakyat yang serentak menggelar MPLS.Selain pengenalan lingkungan, siswa juga menjalani tes kesehatan dan tes kebugaran fisik. “Ini penting untuk mengetahui kondisi awal siswa. Bagi yang sehat dan bugar langsung masuk asrama. Jika ditemukan penyakit tertentu, akan dirujuk ke RSUD Kota Malang,” jelasnya.
Seluruh kebutuhan siswa di Sekolah Rakyat Kota Malang dipenuhi oleh pemerintah pusat, mulai dari seragam, sepatu, alat mandi, buku, tas, hingga perlengkapan digital seperti laptop dan komputer. “Untuk penyakit ringan seperti flu atau batuk akan ditangani oleh petugas di sekolah. Tapi jika ditemukan penyakit menular seperti TBC, maka siswa dirawat hingga sembuh. Tidak ada siswa yang ditolak,” tegas Donny.
Terkait daya tampung yang masih terbatas, Donny mengungkap bahwa saat ini Kota Malang mendapat jatah 7 rombongan belajar (rombel) dari Kemensos RI terdiri atas 4 rombel untuk SMP dan 3 rombel untuk SMA. Ia juga menambahkan bahwa ke depan, Pemkot Malang telah mengusulkan penggunaan lahan kosong di wilayah Kedungkandang untuk pengembangan Sekolah Rakyat sesuai dengan prototipe pusat seluas 6–8 hektare. “Karena komitmen Pak Wali Kota, kita manfaatkan dulu aset Pemkot di Poltekom ini. Tapi rencana pengembangan lahan baru sedang disiapkan agar lebih banyak anak bisa tertampung,” tutupnya. (Ab)